1. Pengertian Tilawah Al Qur'an
Tilawah Al Qur'an berarti membaca Al Qur'an dengan sepenuh hati dan sepenuh pengertian. Hal ini diungkapkan dengan firman Allah I dalam surat Al Baqarah (2) ayat 121 :
الَّذِينَ آَتَيْنَا هُمُ الْكِتَابَ يَتْلُو نَهُ حَقَّ تِلاَ وَ تِهِ أُولَئِكَ يُؤْ مِنُونَ بِهِ وَ مَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُو لَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
Ibnu Abbas t yang terkenal sebagai ahli tafsir Al Qur'an menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan : يَتْلُو نَهُ حَقَّ تِلاَ وَ تِهِ adalah :
1. An Yaqro ahu kamaa anzalallaah / hendaklah membacanya itu sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah I. Tidak dirubah, tidak ditambah-tambah dan tidak dikurangi.
2. An laa yuharrifahu 'an mawaadli'ih / janganlah memutar balikan letaknya, yang dahulu didahulukan dan yang kemudian dikemudiankan dari segi letak kalimatnya, juga letak urutan suratnya. Demikian juga jangan diputar balikkan pengertian yang terkandung di dalamnya.
3. An laa yuawwilahu 'alaa ghairi ta'wiilih / janganlah menafsirkannya tidak menurut tafsir yang sebenarnya. Sebab itu di dalam ilmu Tafsir ditegaskan bahwa tafsir yang paling benar ialah menafsirkan ayat dengan ayat, karena ayat-ayat Al Qur'an itu saling menafsirkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sesudah itu menafsirkan Al Qur'an dengan hadits nabi Muhammad r, karena beliaulah yang lebih mengetahui tafsir masing-masing ayat. Sebab beliaulah orang yang pertama menerima ayat itu dari malaikat Jibril u dan sekaligus menerima penjelasannya. Menafsirkan Al Qur'an menurut perkataan para sahabat, terutama menyangkut asbaabun nuzul (sebab turunnya ayat), karena mereka yang lebih mengetahui.
4. An Yuhilla halaalahu wa yuharrima haraamah / hendaklah ia halalkan apa yang dihalalkan Al Qur'an dan ia haramkan apa yang diharamkan Al Qur'an. Artinya amalkan apa yang disuruh oleh Allah I di dalam Al Qur'an, dan tinggalkan apa yang diharamkan-Nya.
Orang-orang yang membaca Al Qur'an dengan cara yang demikian itulah yang dinamakan membaca Al Qur'an dengan bacaan yang benar, dan mereka digolongkan kepada orang-orang yang beriman. Sebaliknya orang yang tilawah Al Qur'an, tetapi tidak melaksanakan perintah-Nya dan tidak meninggalkan larangan-Nya digolongkan kepada orang yang merugi. Rugi di dunia, karena mereka tidak mendapatkan petunjuk kearah jalan yang lurus dan benar. Rugi di akhirat, karena tidak akan mendapatkan perlindungan dari Allah I.
2. Tilawah Al Qur'an Merupakan Dzikir Yang Utama
Membaca Al Qur'an termasuk dzikir yang paling utama. Dijelaskan dalam firman Allah I :
وَ لَقَدْ يَسَّرْ نَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ [القمر/17]
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
Ayat ini diulang kembali pada ayat-ayat 22, 32, 40 dari surat Al Qamar. Kenapa diulang berkali-kali mengungkapkannya?, hal ini tentu saja menunjukan betapa pentingnya arti Al Qur'an untuk dijadikan pelajaran dan peringatan, sehingga apabila dibaca terus-menerus, dikaji secara kontinyu kita akan selalu teringat kepada Allah I yang mewahyukan Al Qur'an itu kepada nabi Muhammad r.
3. Kewajiban Membaca Al Qur'an
Firman Allah I :
إِ نَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَ ةِ الَّذِي حَرَّ مَهَا وَ لَهُ كُلُّ شَيْ ءٍ وَ أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (91) وَ أَنْ أَ تْلُوَ الْقُرْآَنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِ نَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَ مَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِ نَّمَا أَ نَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ (92) وَ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ آَيَاتِهِ فَتَعْرِ فُو نَهَا وَ مَا رَ بُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (93) [النمل/91-93]
Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.(91) Dan supaya aku membacakan Al Qur'an (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan".(92) Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan".(93)
Ayat-ayat diatas mengungkapkan beberapa kewajiban yang dilimpahkan kepada Rasulullah r yang kemudian kewajiban itu dilimpahkan kepada kita sebagai umatnya dan penerus ilmu para Nabi dan Sholihin. Kewajiban tersebut adalah :
1. Untuk menyembah (dalam arti luas) Allah I sebagai Tuhan negeri Mekkah dan Alam semesta.
2. Untuk menjadi muslim yang sejati yang menyerah penuh kepada Allah I dalam segala keadaan.
3. Untuk membacakan Al Qur'an kepada manusia dan mengajarkannya.
Oleh karena ayat ini dimulai dengan kalimat أُمِرْتُ (aku diperintahkan) maka membacakan Al Qur'an dan mengajarkannya hukumnya adalah wajib. Hal ini berarti suatu kemestian bagi seluruh umat muslim, mengerjakannya dapat pahala dan meninggalkannya mendapatkan dosa.
Beberapa hadits memperkuat keterangan tersebut :
صحيح مسلم - (ج 4 / ص 231/ ح 1338) : حَدَّ ثَنِي الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَ انِيُّ حَدَّ ثَنَا أَ بُو تَوْ بَةَ وَ هُوَ الرَّ ِبيعُ بْنُ نَافِعٍ حَدَّ ثَنَا مُعَاوِ يَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلاَّ مٍ عَنْ زَ يْدٍ أَ نَّهُ سَمِعَ أَ بَا سَلاَّ مٍ يَقُولُ حَدَّ ثَنِي أَ بُو أُمَامَةَ الْبَا هِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإ ِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا ِلأَصْحَابِهِ
Hadits dari Abu Umamah Al Bahiliy t, ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah r bersabda :"Bacalah Al Qur'an karena sesungguhnya Al Qur'an itu datang pada hari kiamat akan memberikan syafaat kepada sahabatnya (yang selalu membaca Al Qur'an)".
Hadits inipun dimulai dengan kalimat perintah : اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ (Bacalah Al Qur'an), menurut kaidah ushul fiqih, perintah menunjukkan kepada hukum wajib, selama tidak ada hukum lainnya yang membuat dia itu sunnat. Kesimpulannya ternyata tilawah Al Qur'an itu hukumnya adalah wajib.
4. Perangsang Untuk Membaca Al Qur'an
Kita menjumpai sekian banyak ayat dan hadits yang mendorong dan merangsang jiwa dan hati setiap mu'min dan muslim untuk lebih tekun dan sungguh-sungguh membaca dan mempelajari Al Qur'an. Firman Allah I :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَ أَ قَامُوا الصَّلاَ ةَ وَ أَ نْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَ عَلاَ ِنيَةً يَرْجُونَ تِجَارَ ةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَ فِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَ يَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِ نَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30) [فاطر/29، 30]
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,(29) agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(30)
Jelas sekali bahwa orang yang membaca Al Qur'an dengan pembacaan yang benar sehingga menumbuhkan shalat yang benar pula sehingga memenuhi fugsi :
إِنَّ الصَّلاَ ةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ [العنكبوت/45]
Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar
Perbuatan keji itu di dalam Al Qur'an meliputi perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, sedangkan perbuatan mungkar adalah sudah tahu kebenaran tetapi tetap dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah I dan pembangkangan terhadap larangan dari Allah I. Kemudian dia berani menafkahkan hartanya di jalan Allah karena keyakinannya untuk menegakkan syiar-syiar Islam dan bangkitnya kekuatan politik, sosial, ekonomi dan budaya berdasarkan Al Qur'an dan sunnah. Tidak heran diakhir ayat Allah I menganugerahkan pahalanya di dunia dan akhirat. Karena tindakan demikian merupakan tanda orang yang bersyukur. Selain ayat-ayat tadi banyak pula kita jumpai hadits-hadits pendorong semangat untuk memperbanyak tilawah Al Qur'an :
سنن ابن ماجه - (ج 1 / ص 254/ ح 215) : حَدَّ ثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْوَ اسِطِيُّ حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ غَالِبٍ الْعَبَّادَ ا نِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زِيَادٍ الْبَحْرَ انِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَ يْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَا أَ بَا ذَرٍّ َلأَنْ تَغْدُ وَ فَتَعَلَّمَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ مِا ئَةَ رَكْعَةٍ وَ َلأَنْ تَغْدُ وَ فَتَعَلَّمَ بَا بًا مِنْ الْعِلْمِ عُمِلَ بِهِ أَوْ لَمْ يُعْمَلْ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ أَ لْفَ رَكْعَةٍ
Hadits dari Abu Dzar t, bahwa Rasulullah r bersabda: "Hai Abu Dzar sungguh engkau berpagi-pagi (keluar dari rumah), lalu engkau pelajari satu ayat saja dari kitab Allah I itu lebih baik bagi engkau daripada shalat seratus rakaat. Dan sungguh bahwa engkau sungguh bersegera meninggalkan rumah, lalu engkau pelajari satu bab dari ilmu, diamalkan atau tidak diamalkan itu lebih baik daripada shalat seribu rakaat".
المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 5 / ص 104/ ح 1998) : حدثنا أبو الوليد حسان بن محمد القرشي الفقيه ، ثنا مسدد بن قطن بن إبراهيم ، ثنا داود بن رشيد ، ثنا صالح بن عمر ، أنبأ إبراهيم الهجري ، عن أبي الأحوص ، عن عبد الله رضي الله عنه ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « إِنَّ هَذَ ا اْلقُرْآنَ مَأْ دُ بَةُ اللهِ فَاقْبَلُوا مَأْدُ بَتَهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ ، إِ نَّ هَذَا اْلقُرْآنَ حَبْلُ اللهِ ، وَ النُّوْرُ اْلمُبِيْنُ ، وَ الشِّفَاءُ النَّافِعُ عِصْمَةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ ، وَ نَجَاةٌ لِمَنِ تَّبَعَهُ ، لاَ يَزِ يْغُ فَيُسْتَعْتَبُ ، وَ لاَ يَعْوَ جُّ فَيُقَوَّ مُ ، وَ لاَ تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ ، وَ لاَ يَخْلُقُ مِنْ كَثْرَ ةِ الرَّدِّ ، اُتْلُوْ هُ فَإِ نَّ اللهَ يَأْجُرُ كُمْ عَلَى تِلاَ وَ تِهِ كُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِ نِّي لاَ أَ قُوْ لُ الم حَرْفٌ ، وَ لَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَ لاَمٌ حَرْفٌ وَ مِيْمٌ حَرْفٌ »
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud t, dari Nabi r, beliau bersabda : "Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah jamuan Allah I. Oleh karena itu, terimalah jamuanNya ini menurut kemampuan kalian. Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah tali Allah I dan cahaya terang serta penangkal yang bermanfaat, menjadi penyelamat bagi orang yang berpegang teguh kepadanya, dan kebahagiaan bagi orang yang mengikutinya. Ia tiada menyimpang sehingga patut dicela dan tiada bengkok sehingga harus diluruskan. Keajaibannya tidak akan pernah berakhir dan tidak akan hancur secara pelan-pelan karena banyak penolakan. Oleh karena itu bacalah dia, sebab Allah I akan memberi pahala kepada kalian karena membacanya, setiap kata 10 kali kebaikan. Ketahuilah saya tidak mengatakan Alif laam miim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.
سنن أبي داود - (ج 4 / ص 248/ ح 1243) و صحيح مسلم - (ج 13 / ص 212/ ح 4867) و سنن الترمذي - (ج 10 / ص 199/ ح 2869) و مسند أحمد - (ج 15 / ص 159/ ح 7118) و صحيح ابن حبان - (ج 4 / ص 29/ ح 769) : حَدَّ ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّ ثَنَا أَ بُو ُعَاوِيَةَ عَنِ اْلأَعْمَشِ عَنْ أَ بِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَ يْرَ ةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ مَا اجْتَمَعَ قَوْ مٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى يَتْلُو نَ كِتَابَ اللَّهِ وَ يَتَدَ ارَسُو نَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَ لَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَ غَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَ ئِكَةُ وَ ذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَ هُ
Dari Abu Hurairah t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda : "Suatu kaum yang berkumpul di suatu masjid untuk membaca Al Qur'an dan mempelajarinya secara bersama-sama di antara mereka, niscaya mereka akan diberikan ketenangan, dinaungi rahmat, dipayungi oleh malaikat, dan disebut-sebut nama mereka oleh Allah I dihadapan makhluk yang ada di sisi-Nya".
5. Kewajiban Mendengarkan Dan Memperhatikan Al Qur'an
Perhatikan firman Allah I berikut ini :
وَ إِذَ ا قُرِئَ الْقُرْآَنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَ أَ نْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ [الأعراف/204]
Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
كِتَابٌ أَ نْزَ لْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَ كٌ لِيَدَّ بَّرُوا آَ يَاتِهِ وَ لِيَتَذَكَّرَ أُولُو اْلأَ لْبَابِ [ص/29]
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.
6. Kewajiban Mempelajari Dan Mengajarkannya
صحيح البخاري - (ج 15 / ص 439/ ح 4639) و سنن أبي داود - (ج 4 / ص 245/ ح 1240) و سنن الترمذي - (ج 10 / ص 149/ ح 2832) و سنن الترمذي - (ج 10 / ص 151/ ح 2834) و مسند أحمد - (ج 1 / ص 394/ ح 389) : حَدَّ ثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّ ثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَ نِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْ ثَدٍ سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَ ةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ خَيْرُ كُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَ عَلَّمَهُ
Dari Utsman bin Affan t dari Rasulullah r, beliau bersabda :"Yang terbaik diantara kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al Qur'an".
الإبانة الكبرى لابن بطة - (ج 1 / ص 224/ ح 218) و سنن الدارمي - (ج 1 / ص 279/ ح 254) : أَخْبَرَ نَا قَبِيصَةُ أَخْبَرَ نَا سُفْيَانُ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : اغْدُ عَالِماً أَوْ مُتَعَلِّماً أَوْ مُسْتَمِعاً ، وَ لاَ تَكُنِ الرَّ ابِعَ فَتَهْلِكَ
Hadits dari Abdullah Ibnu Mas'ud t dari Rasulullah r beliau bersabda : "Jadilah orang yang berilmu yang mengajarkan ilmu, atau yang belajar ilmu, atau yang mendengarkan dan janganlah engkau menjadi yang keempat (tidak satupun ciri yang tiga itu ada dalam dirinya) kamu akan celaka".
7. Kewajiban Membaca Al Qur'an Dengan Suara Yang Merdu
صحيح البخاري - (ج 23 / ص 79/ ح 6989) و صحيح مسلم - (ج 4 / ص 205/ ح 1319) و سنن أبي داود - (ج 4 / ص 270/ ح 1259 و سنن النسائي- (ج 4 / ص 133/ ح 1007) و مستخرج أبي عوانة - (ج 8 / ص 150 / ح 3138) : حَدَّ ثَنِي إِبْرَ اهِيمُ بْنُ حَمْزَ ةَ حَدَّث َنِي ابْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ يَزِيدَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَ اهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَ يْرَ ةَ أَ نَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْ ءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ
Dari Abu Hurairah t, dari Nabi r ia bersabda : " Tidak diijinkan oleh Allah bagi sesuatu seperti yang diijinkan-Nya kepada seorang Nabi yang merdu suaranya yang melagukan Al Qur'an yang dibacanya dengan jahar".
سنن أبي داود - (ج 4 / ص 267/ ح 1256) و سنن النسائي - (ج 4 / ص 131/ ح 1005) و سنن ابن ماجه - (ج 4 / ص 240/ ح 1332) و مسند أحمد - (ج 37 / ص 450/ ح 17763) : حَدَّ ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّ ثَنَا جَرِيرٌ عَنْ اْلأَعْمَشِ عَنْ طَلْحَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْسَجَةَ عَنِ الْبَرَ اءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَ يِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَ اتِكُمْ
Dari Barra bin Ajib t, bahwa Rasulullah r bersabda: "Hiasilah Al Qur'an itu dengan suaramu".
سنن ابن ماجه - (ج 4 / ص 237/ ح 1329) : حَدَّ ثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الضَّرِيرُ حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الْمَدَ نِيُّ حَدَّ ثَنَا إِبْرَ اهِيمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ بْنِ مُجَمِّعٍ عَنْ أَبِي الزُّ بَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ صَوْ تًا بِالْقُرْآنِ الَّذِي إِذَ ا سَمِعْتُمُوهُ يَقْرَ أُ حَسِبْتُمُوهُ يَخْشَى اللَّهَ
Dari Jabir t, ia berkata Rasulullah r bersabda : "Sesungguhnya orang yang paling baik suaranya dalam membaca Al Qur'an ialah apabila kamu mendengar bacaannya kamu merasakan getaran ketakutan dari si pembacanya".
سنن ابن ماجه - (ج 4 / ص 235/ ح 1327) : حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بَشِيرِ بْنِ ذَكْوَ انَ الدِّ مَشْقِيُّ حَدَّ ثَنَا الْوَ لِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّ ثَنَا أَ بُو رَ افِعٍ عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ قَدِمَ عَلَيْنَا سَعْدُ بْنُ أَبِي وَ قَّاصٍ وَ قَدْ كُفَّ بَصَرُهُ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ مَنْ أَ نْتَ فَأَ خْبَرْ تُهُ فَقَالَ مَرْ حَبًا بِابْنِ أَخِي بَلَغَنِي أَ نَّكَ حَسَنُ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ هَذَ ا الْقُرْآنَ نَزَ لَ بِحُزْنٍ فَإِذَ ا قَرَ أْ تُمُوهُ فَابْكُوا فَإِنْ لَمْ تَبْكُوا فَتَبَاكَوْا وَ تَغَنَّوْا بِهِ فَمَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِهِ فَلَيْسَ مِنَّا
Dari Sa'ad bin Abi Waqash t, bahwa Rasulullah r bersabda : "Sesungguhnya Al Qur'an ini diturunkan dengan kesedihan, maka bila kamu membacanya menangislah, jika kamu tidak menangis, maka berbuatlah seolah-olah kamu menangis dan lagukanlah. Orang yang tidak melagukan Al Qur'an bukan dari golongan kami".
سنن أبي داود - (ج 4 / ص 269/ ح 1258) : حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اْلأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ حَدَّ ثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْوَرْدِ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي مُلَيْكَةَ يَقُولُ قَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي يَزِيدَ مَرّ َ بِنَا أَ بُو لُبَا بَةَ فَا تَّبَعْنَاهُ حَتَّى دَخَلَ بَيْتَهُ فَدَخَلْنَا عَلَيْهِ فَإِذَ ا رَجُلٌ رَثُّ الْبَيْتِ رَثُّ الْهَيْئَةِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ قَالَ فَقُلْتُ ِلاَ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ يَا أَبَا مُحَمَّدٍ أَرَ أَ يْتَ إِذَ ا لَمْ يَكُنْ حَسَنَ الصَّوْتِ ؟ قَالَ يُحَسِّنُهُ مَا اسْتَطَاعَ
Dari Ibnu Abu Mulaikah t yang pernah menceritakan bahwa seorang laki-laki pernah menyatakan : saya mendengar Rasulullah r bersabda : "Bukan dari golongan kami orang yang tidak melagukan Al Qur'an" ujarnya, maka aku bertanya kepada Abu Mulaikah t : "Ya Aba Muhammad bagaimana pendapatmu, kalau suaranya tidak baik?". Ia menjawab :"Ia harus berusaha membaik-baikan suaranya sedapat mungkin".
Dalam banyak riwayat lain Umar bin Khatab r senantiasa menyuruh orang-orang yang suaranya merdu untuk mengimami didepan orang banyak, atau membacanya didepan umum.
8. Al Qur'an Tempat Jalan Keluar Dari Segala Masalah
سنن الدارمي - (ج 10 / ص 207/ ح 3394) : أَخْبَرَ نَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الرِّفَاعِىُّ حَدَّ ثَنَا الْحُسَيْنُ الْجُعْفِىُّ عَنْ حَمْزَةَ الزَّ يَّاتِ عَنْ أَبِى الْمُخْتَارِ الطَّائِىِّ عَنِ ابْنِ أَخِى الْحَارِثِ عَنِ الْحَارِثِ قَالَ : دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَ ا أُ نَاسٌ يَخُوضُونَ فِى أَحَادِيثَ فَدَخَلْتُ عَلَى عَلِىٍّ فَقُلْتُ : أَلاَ تَرَى أَنَّ أُ نَاساً يَخُوضُونَ فِى الأَحَادِيثِ فِى الْمَسْجِدِ. فَقَالَ : قَدْ فَعَلُوهَا؟ قُلْتُ : نَعَمْ. قَالَ : أَمَا إِ نِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ :« سَيَكُونُ فِتَنٌ ». قُلْتُ : وَ مَا الْمَخْرَجُ مِنْهَا؟ قَالَ : « كِتَابُ اللَّهِ كِتَابُ اللَّهِ ، فِيهِ نَبَأُ مَا قَبْلَكُمْ ، وَ خَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ ، وَ حُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ هُوَ الْفَصْلُ لَيْسَ بِالْهَزْلِ ، هُوَ الَّذِى مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جِبَّارٍ قَصَمَهُ اللَّهُ ، وَ مَنِ ابْتَغَى الْهُدَى فِى غَيْرِ هِ أَضَلَّهُ اللَّهُ ، فَهُوَ حَبْلُ اللَّهِ الْمَتِينُ ، وَ هُوَ الذِّكْرُ الْحَكِيمُ وَ هُوَ الصِّرَ اطُ الْمُسْتَقِيمُ وَهُوَ الَّذِى لاَ يَزِيغُ بِهِ اْلأَهْوَ اءُ وَ لاَ تَلْتَبِسُ بِهِ الأَ لْسِنَةُ ، وَ لاَ يَشْبَعُ مِنْهُ الْعُلَمَاءُ ، وَ لاَ يَخْلَقُ عَنْ كَثْرَ ةِ الرَّ دِّ ، وَ لاَ تَنْقَضِى عَجَائِبُهُ ، وَ هُوَ الَّذِى لَمْ يَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعُوهُ أَنْ قَالُوا ( إِ نَّا سَمِعْنَا قُرْآناً عَجَباً) هُوَ الَّذِى مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ ، وَ مَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَ لَ ، وَ مَنْ عَمِلَ بِهِ أُجِرَ ، وَ مَنْ دَعَا إِلَيْهِ هُدِىَ إِلَى صِرَ ا طٍ مُسْتَقِيمٍ
Menurut Ali bin Abi Thalib t ia pernah mendengar Rasulullah r bersabda : "Ketahuilah sesungguhnya nanti akan terjadi fitnah (cobaan)". Maka Aku (Ali t) bertanya :"Apakah jalan keluar daripadanya ya Rasulullah r?".Nabi r bersabda :"Kitab Allah I, di dalamnya ada berita tentang orang (kaum) yang sebelum kamu, dan ada khabar yang terjadi di belakang kamu. Didalam Al Qur'an ada hukum yang mengatur kamu. Isinya tegas, tidak ada yang main-main. Barang siapa yang meninggalkan Al Qur'an karena kesombongannya (merasa berkuasa dan tidak perlu memakai hukum Allah I dalam Al Qur'an) niscaya Allah I akan membinasakannya. Barang siapa yang mencari petunjuk selain daripada Al Qur'an niscaya Allah I akan menyesatkannya. Ia adalah tali Allah I yang kokoh kuat, peringatan yang mengandung hikmah, dan merupakan jalan yang lurus.Tidak akan tergelincir hawa nafsu dengan Al Qur'an, dan tidak akan selip lidah dengan Al Qur'an, tidak akan merasa kenyang (puas) para pencari ilmu Al Qur'an, tidak akan basi karena sering diulang di baca, tidak akan habis keajaibannya. Tidak akan berhenti bangsa jin ketika mendengarnya, sehingga mereka menyatakan : "Sesungguhnya kami telah mendengar Al Qur'an yang menuntun kepada kebenaran". Barang siapa yang berkata berdasarkan Al Qur'an pasti benar, barang siapa yang beramal berpedoman Al Qur'an pasti akan mendapatkan pahala. Barang siapa yang berhukum dengan memakai Al Qur'an pasti adil, dan barang siapa yang menyeru dengan Al Qur'an dan kepada Al Qur'an berarti ia telah mendapatkan petunjuk dan menuntun kepada jalan yang lurus!".
Bahkan segala macam perbedaan dan perselisihan faham akan dapat diselesaikan ketika kita membuka mata hati kita dan dikembalikan kepada Allah I dan Rasulullah r dengan penuh kepatuhan yang seikhlas ikhlasnya guna mempersatukan persaudaraan dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kebenaran, hal ini diungkapkan dengan tegas dalam Al Qur'an :
يَا أَ يُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَ أَطِيعُوا الرَّسُولَ وَ أُولِي اْلأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَ عْتُمْ فِي شَيْ ءٍ فَرُ دُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَ الرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْ مِنُونَ بِاللَّهِ وَ الْيَوْمِ اْلآَخِرِ ذَ لِكَ خَيْرٌ وَ أَحْسَنُ تَأْوِيلاَ [النساء/59]
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
9. Fadhilah Al Qur'an
سنن الدارمي - (ج 10 / ص 239/ ح 3421) : حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ حَدَّ ثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى جَعْفَرٍ عَنْ رَجُلٍ مِنْ شُيُوخِ مِصْرَ أَ نَّهُ حَدَّ ثَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم أَ نَّهُ قَالَ : « الْقُرْآنُ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ السَّمَوَ اتِ وَ الأَرْضِ وَ مَنْ فِيهِنَّ ».
Dari Abdullah bin Umar t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda : " Al Qur'an lebih Allah I cintai daripada langit dan bumi dengan segala isinya".
مصنف ابن أبي شيبة - (ج 7 / ص 172/ ح 11) : حد ثنا أبو خالد الاحمر عن عمرو بن قيس عن زبيد قال : قال
عبد الله : اَ لْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ وَ مَا حِلٌ مُصَدَّ قُ ، فَمَنْ جَعَلَهُ أَمَامَهُ قَادَ هُ إِلَى اْلجَنَّةِ ، وَ مَنْ جَعَلَهُ خَلْفَ ظَهْرِهِ قَادِحَ إِلَى النَّارِ.
Dari Jabir t, Nabi r bersabda : "Al Qur'an itu penolong yang tangguh dan penyuluh yang dipercaya. Barang siapa menjadikan Al Qur'an sebagai anutannya, niscaya ia akan dibimbing ke syurga dan barang siapa yang meninggalkannya, niscaya dia akan digiring ke neraka.
10. Membaca Al Qur'an Malam atau Siang
Membaca Al Qur'an boleh dilakukan siang atau malam, maupun setiap saat. Boleh dilakukan saat berdiri, duduk dan berbaring. Hal ini didasarkan kepada firman Allah I :
لَيْسُوا سَوَ اءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آَيَاتِ اللَّهِ آَ نَاءَ اللَّيْلِ وَ هُمْ يَسْجُدُونَ (113) يُؤْ مِنُونَ بِا للَّهِ وَ الْيَوْمِ اْلآَخِرِ وَ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَ يَنْهَوْ نَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَ اتِ وَ أُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114) [آل عمران/113، 114]
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).(113) Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.(114)
Ayat ini mengungkapkan kepada kita :
a. Suka membaca ayat-ayat Allah I di malam hari.
b. Gemar sujud, mendirikan shalat.
c. Beramar ma'ruf dan bernahi munkar.
d. Berlomba berbuat kebajikan.
e. Beriman kepada Allah I dan hari akhir.
Selanjutnya dalam sebuah Firman Allah I menegaskan :
الَّذِينَ يَذْ كُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَ قُعُودً ا وَ عَلَى جُنُو بِهِمْ وَ يَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَ اتِ وَ اْلأَرْضِ رَ بَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَ ا بَاطِلاً سُبْحَا نَكَ فَقِنَا عَذَ ابَ النَّارِ [آل عمران/191]
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
11. Kadar Tilawah
Membaca Al Qur'an satu
مصنف ابن أبي شيبة - (ج 7 / ص 177/ح 5) : حدثنا الفضل بن دكين عن فطر عن أبي إسحاق عن أبي الاحوص عن عبد الله عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم أَ نَّهُ قَالَ قَالَ : مَنْ قَرَ أَ فيِ لَيْلَةٍ خَمْسِيْنَ آيةٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ اْلغَافِلِيْنَ ، وَ مَنْ قَرَ أَ مِاَئةً آيةٍ كُتِبَ مِنَ اْلقَانِتِيْنَ ، وَ مَنْ قَرَ أَ ثَلاَ ثَمِائَةً آية كُتِبَ لَهُ قِنطَارٌ ، وَ مَن قَرَ أَ تِسْعَمِاَئةً آية فَتَحَ لَهُ.
Dari Abdullah t, dari Rasulullah r, sesungguhnya beliau bersabda : "Barang siapa yang membaca Al Qur'an dalam sehari semalam 50 ayat maka dia tidak dicatat sebagai orang yang lalai, barang siapa yang membaca 100 ayat maka dicatatlah sebagai orang yang qanitin (orang berdiri tegak/tetap memuji Allah), barang siapa yang membaca 300 ayat maka baginya seqinthar pahala (tak terhitung banyaknya), barang siapa yang membaca 900 ayat maka pembuka segala hal baginya (pintu seluruh kebaikan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar