Al Qur'an

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَ ةَ وَ أْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَ انْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ اصْبِرْ عَلَى مَا أَصَا بَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُور [لقمان/17]

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Lukmaan (31) : 71

SILAHKAN DISEBARKAN

SILAHKAN DIPERBANYAK / DISEBARKAN DENGAN COPY PASTE ASAL SEBUTKAN SUMBERNYA, TERIMA KASIH

Selasa, 30 Agustus 2011

Mohon Maaf Lahir & Bathin, Ied Mubarak

Lihatlah wajah anak-anak kita.....berbinar, bercahaya, bergembira

Lihatlah wajah istri kita,....tersenyum bahagia, tawa canda bersuka ria

Lihatlah wajah ayah ibu kita, ada yang bersimpuh dihadapannya, ada yang mencium keningnya, ada yang mendekapnya penuh mesra......, sementara sebagian yang lain tafakur berdoa untuk ayah bundanya, yang terbaring di dalam tanah yang gelap...., semoga doa mereka menerangi kuburnya, semoga doa mereka meringankan beban beratnya.

Sahabat....tak ada kata yang bisa melukiskannya,...tak ada tulisan yang bisa menjabarkannya, ....hati yang membuncah bahagia,....jiwa yang terbang bersama rasa suka,.....sukma yang melayang dengan rasa kerinduan yang membahana.


YA ALLAH!!!,  JADIKAN  KAMI KAUM  MUSLIMIN  YANG BERIMAN  DAN  BERTAQWA BERKUMPUL  DALAM  RAHMATMU,  BERSATU  DALAM  AMPUNANMU,  BERGEROMBOL  DALAM  KARUNIAMU,  TERHUJANI  LANTUNAN  PERLINDUNGANMU  DALAM  MENATA  JIWANYA,  DALAM  MENGGAPAI  KESEMPURNAAN  TUGAS-TUGASNYA.

Etika Dialog : Bahayanya Berkata dan Bersumpah Dusta



Berkata dusta termasuk perbuatan yang sangat buruk dan paling keji, sehingga dikatagorikan sebagai dosa besar. Oleh karena itu dusta atau kebohongan mengandung bahaya bagi oramg yang beriman, sehingga sekuat mungkin harus dihindari.

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 330)  :  قال  اسمعيل  بن  و  اسط :  سمعت  أبا بكر   الصديق  رضي  الله  عنه  يخطب بعد  و فاة  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم   فقال  ) قام   فينا  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم  مقامي  هذا  عام  أول -  ثم  بكى  و قال    إِ يَّا كُمْ  وَ اْلكَذِبَ   فَإِ نَّهُ   مَعَ   اْلفُجُوْرِ وَ  هُمَا فيِ  النَّارِ (

Ismail bin Wasith berkata : saya mendengar Abu Bakar Ash-Shidiq t berkata dalam khutbahnya setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar berkata : ("Rasulullah r pernah berdiri di tengah-tengah kami di tempat ini pada tahun pertama. Kemudian Rasulullah r menangis sambil bersabda : "Jauhilah dusta sesungguhnya dusta adalah perbuatan keji, sedangkan keduanya (dusta dan perbuatan keji) keduanya di dalam neraka".[1])

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي -  (ج 2 / ص 330)  :  و قال  أبو  أمامة  :   قال  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم  )  إِنَّ  اْلكَذِبَ   بَابٌ  مِنْ   أَبْوَابَ  النِّفَاقَ (

Abu Umamah t berkata, bahwa Rasulullah r telah bersabda : ("Sesungguhnya dusta itu merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu munafik".[2])

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي -  (ج 2 / ص 330)  :  و قال  الحسن  :   كان   يقال  إن  من  النفاق  اختلا ف   السر  و  العلا نية،  و  القول و  العمل،  و  المدخل  و  المخرج ،  و إن  الأصل  الذي  بني  عليه  النفاق  الكذب.

Al Hasan berkata : "Termasuk sifat munafik adalah keadaan hati yang berbeda dengan lahiriyah, ucapan yang berbeda dengan perbuatan, berbedanya tempat masuk dan tempat keluar, karena semua itu tegak atas dasar sifat munafik dan dusta".

سنن أبي داود - (ج 13 / ص 146/ح 4320) و مسند أحمد - (ج 36 / ص 33/ح 16977) و الآحاد والمثاني لابن أبي عاصم - (ج 7 / ص 307/ح 2313)  :  حَدَّ ثَنَا  حَيْوَةُ بْنُ  شُرَ يْحٍ  الْحَضْرَ مِيُّ  إِمَامُ  مَسْجِدِ  حِمْصَ  حَدَّ ثَنَا  بَقِيَّةُ   بْنُ  الْوَلِيدِ عَنْ  ضُبَارَةَ  بْنِ  مَالِكٍ  الْحَضْرَ مِيِّ  عَنْ  أَبِيهِ  عَنْ  عَبْدِ الرَّحْمَنِ  بْنِ  جُبَيْرِ  بْنِ   نُفَيْرٍ عَنْ   أَبِيهِ   عَنْ  سُفْيَانَ   بْنِ  أَسِيدٍ  الْحَضْرَ  مِيِّ   قَالَ  سَمِعْتُ  رَسُولَ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ يَقُولُ )   كَبُرَتْ   خِيَانَةً   أَنْ   تُحَدِّثَ   أَخَاكَ   حَدِيثًا  هُوَ   لَكَ   بِهِ   مُصَدِّقٌ   وَ  أَ نْتَ   لَهُ   بِهِ   كَاذِبٌ (

Dari Sufyan Ibnu Asid Al Hadramiyu, ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah r bersabda : ("Sungguh berhianat apabila kamu membicarakan suatu pembicaraan dengan temanmu dan ia membenarkan pembicaraanmu sedangkan kamu berdusta kepadanya".)

رياض الصالحين –  النووي    (ج 2 / ص 189)  :  و عن  ابن  مسعود -  رضي  الله  عنه - ،  قَالَ :  قَالَ   رسولُ اللهِ  -  صلى  الله  عليه و سلم - )  إنَّ  الصِّدْقَ   يَهْدِي   إِلَى  البِرِّ ،  و  إنَّ   البِرَّ   يَهْدِ  ي   إِلَى  الجَنَّةِ ، و  إنَّ   الرَّجُلَ   لَيَصْدُقُ   حَتَّى   يُكْتَبَ   عِنْدَ  اللهِ صِدِّيقاً .  و  إنَّ   الكَذِبَ   يَهْدِي   إِلَى  الفُجُورِ ،  و  إنَّ   الفُجُورَ   يَهْدِي   إِلَى  النَّارِ ،  و  إنَّ   الرَّجُلَ   لَيَكْذِبُ   حَتَّى  يُكْتَبَ عِنْدَ  اللهِ   كَذَّاباً ( متفقٌ عَلَيْهِ .

Dari Ibnu Mas'ud t, dia berkata bahwa Rasulullah r bersabda : ("Sesungguhnya jujur membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa ke Surga. Sungguh seseorang masih saja selalu jujur sehingga tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur. Sesungguhnya bohong membawa kepada kedurhakaan dan kedurhakaan akan membawa ke Neraka. Sungguh seorang masih saja berbohong sehingga di sisi Allah dia tercatat sebagai seorang pembohong".)

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي -  (ج 2 / ص 330)  :   و   مر  رسول   الله  صلى  الله  عليه  و  سلم    برجلين   يتبايعان  شاة   و  يتحالفان،  يقول   أحدهما :  و  الله  لا   أنقصك   من  كذا  و كذا. و  يقول   الآخر  :   و  الله   لا   أزيدك    على  كذا  وكذا،  بالشاة  و قد اشتراها  أحدهما  فقال  ) أوجب  أحدهما  با  لإثم  و  الكفارة (  و  قال  عليه   السلام  ) الكذب   ينقص   الرزق (

Diriwayatkan bahwa Rasulullah r pernah berjalan-jalan dan bertemu dengan dua orang yang sedang berjual beli seekor kambing. Mereka saling bersumpah, hingga salah seorang berkata : "Demi Allah, aku tidak akan mengurangi untukmu sekian….sekian". Sedangkan yang lain menimpali : "Demi Allah, aku tidak akan menambah untukmu sekian….sekian". Lalu Rasulullah r mendekati kambing itu. Salah seorang diantara keduanya telah membelinya. Maka Rasulullah r bersabda : " Diwajibkan terhadap kedua mendapatkan  dosa dan dikenai kafarat sumpah". Dan Rasulullah r menyambung sabdanya : "Dusta itu mengurangi rejeki"

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي -  (ج 2 / ص 330) و مسند أحمد - (ج 31 / ص 276/ح 15111)  و مصنف عبد الرزاق - (ج 10 / ص 387/ح 19444) و المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 5 / ص 246/ح 2104)  :  و  قال  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم  ) إِنَّ   التُّجَّارَ  هُمْ    الْفُجَّارُ   فقيل   يا رسول   الله    أَ وَ  لَيْسَ   قَدْ   أَحَلَّ   اللَّهُ    الْبَيْعَ ؟   قال    نعم   وَ  لَكِنَّهُمْ   يَحْلِفُونَ   فيَأْثَمُونَ   وَ    يُحَدِّثُونَ   فَيَكْذِبُونَ ( 

Dari Abu Dzar t, ia berkata, sesungguhnya Rasulullah r bersabda : ("Sesungguhnya para pedagang adalah orang yang dzalim". Lalu ada yang bertanya : "Wahai Rasulullah r, bukankah Allah telah menghalalkan jual beli?". Rasulullah r menegaskan : "Benar, tetapi karena mereka bersumpah lalu mereka berdosa dan mereka berbicara, lalu berdusta".)

رياض الصالحين –  النووي    (ج 2 / ص 213)  :   و عن  أَبي  ذَر -  رضي  الله  عنه - ،  عن  النَّبيّ  -  صلى  الله  عليه  و سلم  -  قَالَ : ) ثَلاَ ثَةٌ   لاَ   يُكَلِّمُهُمُ   اللهُ   يَوْمَ   القِيَامَةِ ، وَ  لاَ   يَنْظُرُ  إلَيْهِمْ ، وَ  لاَ   يُزَكِّيِهِمْ  وَ  لَهُمْ  عَذَ ابٌ   أَليمٌ (  قَالَ  :  فَقَرَ أَهَا رَسُولُ اللهِ - صلى  الله  عليه  و سلم -  ثلاثَ  مِرارٍ :  قَالَ  أَبُو ذرٍ :  خَابُوا  و  خَسِرُوا  مَنْ  هُمْ   يَا رسول  الله ؟  قَالَ : ) المُسْبِلُ ، والمَنَّانُ ، وَالمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بالحَلِفِ الكَاذِبِ ( . رواه مسلم .  وفي روايةٍ لَهُ : ) المُسْبِلُ إزَارَهُ ( يَعْنِي : المُسْبِلَ إزَارَهُ وَثَوْبَهُ أسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ لِلخُيَلاَءِ .

Dari Abu Dzar t, dari Nabi r, beliau bersabda : ("Ada tiga golongan yang tidak akan di ajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, dia tidak melihatnya dan tidak akan mensucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang sangat pedih". Abu Dzar t berkata : "Rasulullah r mengatakannya tiga kali". Lebih lanjut Abu Dzar t mengungkapkan : "Mereka benar-benar gagal dan rugi. Siapakah ketiga golongan tersebut wahai Rasulullah?". Beliau r menjawab : "Orang yang memanjangkan kain, orang yang suka mengungkit-ngungkit pemberian, dan orang yang memperlaris dagangannya dengan sumpah palsu". Dalam Salah satu riwayat Muslim disebutkan bahwa Al Musbilu izaarah : memanjangkan kain ke bawah mata kaki karena sombong.)

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي -  (ج 2 / ص 330)  و سنن الترمذي - (ج 9 / ص 132/ح 2492) و مسند أحمد - (ج 43 / ص 343/ح 20377)  :   حَدَّ ثَنَا  إِسْمَاعِيلُ  حَدَّ ثَنَا  الْجُرَ يْرِيُّ  عَنْ  أَبِي  الْعَلاَءِ  بْنِ  الشِّخِّيرِ  عَنِ  ابْنِ  اْلأَحْمَسِي عَنْ  أبو ذَرٍ قَالَ  قَالَ  رسول  الله صلى  الله  عليه  و سلم  } ثَلاَ ثَةٌ   يُحِبُّهُمُ  اللَّهُ  : رَجُلٌ   كَانَ   فيِ  فِئَةٍ   فَنَصَبَ   نَحْرَهُ   حَـتـى  يُقْتــَلُ  أَوْ   يَفْتــَحُ  اللهُ   عَلَيْهِ  وَ  عَلَى أَصْحَابِهِ، وَ  رَ جُلٌ   كَانَ  لَهُ   جَارُ سُوْءٍ   يُؤْ ذِيـْهِ   فَصَبَرَ   عَلَى أَذَ اهُ  حَتى   يَفْرَ قَ  بِيْنَهُمَا مَوْتَ  أَوْ ظَعْنٌ، وَ  رَ جُلٌ   كَانَ  مَعَهُ قَوْمٌ  فيِ سَفَرٍ  أَوْ  سَرِ يَّةٍ  فَأَطَالُوا السُّرَ ى حَتىَّ    أَعْجَبَهُمْ   أَنْ  يَمُسُّوا  اْلأَرْضَ  فَنَزَ لُوْا. فَتَنَحَى  يُصَلّىِ  حَتىَّ   يُوْ قِظَ  أَصْحَا بُهُ لِلرَّ حِيْلِ. ثَلاَ ثَةٌ  يُشْنِؤُ هُمُ  اللهُ  : التاجرُ أَوِ اْلبَيَاعُ  اْلحَلاَّ فُ، وَ اْلفَقِيْرُ  اْلمُخْتَالُ  وَ  اْلبَخِيْلُ  اْلمَنَانُ {

Dari Abu Dzar t, bahwa Rasulullah r bersabda : {"Tiga golongan yang dicintai Allah yaitu (1) seseorang yang berada dalam suatu rombongan, lalu ia menegakkan lehernya sehingga ia terbunuh atau Allah memberikan kemenangan kepadanya dan sahabatnya.(2) seseorang yang mempunyai tetangga jahat dan menyakitinya, tetapi ia sabar sehingga keduanya dipisahkan oleh kematian atau kepergian, dan (3) seseorang yang bersama-sama dalam rombongan bepergian atau perjalanan malam, lalu mereka memanjangkan perjalanan malamnya hingga mereka kaget bahwa mereka telah menyentuh tanah (sangat ngantuk) lalu mereka berhenti dan tidur sedangkan orang itu menyingkir untuk melakukan shalat (hingga subuh) dan membangunkan teman-temannya untuk melanjutkan perjalanan. Dan tiga golongan manusia yang dibenci Allah yaitu pedagang atau penjual yang suka bersumpah, orang fakir yang sombong dan orang kikir yang suka menyebut-nyebut pemberiannya".}

سنن أبي داود - (ج 13 / ص 172/ح 4338) و سنن الترمذي - (ج 8 / ص 292/ح 2237)  :   حَدَّ ثَنَا  مُسَدَّدُ  بْنُ  مُسَرْهَدٍ  حَدَّ ثَنَا   يَحْيَى  عَنْ   بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ  قَالَ  حَدَّ ثَنِي  أَبِي  عَنْ   أَبِيهِ  قَالَ  سَمِعْتُ  رَسُولَ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ  سَلَّمَ   يَقُولُ ]  وَ  يْلٌ   لِلَّذِي   يُحَدِّثُ   فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ   بِهِ   الْقَوْمَ   وَ  يْلٌ  لَهُ  وَ  يْلٌ  لَهُ [

Dari Bahz bin Hakim t dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah r bersabda : ["Celakalah orang yang berbicara lalu ia berdusta agar kamu menjadi tertawa, celakalah dia dan celakalah dia".]
إحياء علوم الدين - (ج 2 / ص 330)  :   قال  صلى  الله  عليه  و سلم  ) ر أيتُ   كأَنّ  رجلاً  جاء ني  فقال  ليِ  قُم  فـقمتُ   معهُ،  فإذًا أنا برجُلين  أحد هما  قائمٌ   و  الآخرُ  جالسٌ، بيدِ القائمِ   كَلُّو بٌ  مِنْ  حَدِيْدٍ  يُلْـقِمُهُ  فيِ   شِدْقِ   الجالِسِ   فيُجْذِ بُهُ  حتى   يَبْلُغَ كَاهِلَهُ، ثم   يُجْذِ بُهُ   فَيُلْقِمُهُ  الْجَانِبَ  الآخَرَ   فيمُدُّ هُ   فَإِذَ ا  مَدَّ هُ  رَجَعَ   الآخَرُ   كما   كان،  فقلت   الذي   أقامني  ما هذا؟ فقال  :  هذا رجلٌ    كذَّ ابٌ  يُعَذِّب ُ  في  قبر ه  إلى   يوم   القيامة (

Rasulullah r bersabda : ("Saya bermimpi seolah-olah seorang lelaki datang kepadaku, lalu ia berkata kepadaku : "Bangunlah, lalu aku bangun bersamanya. Tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang laki-laki yang salah seorang dari keduanya berdiri dan yang lain duduk, di tangannya orang yang berdiri ada besi bengkok berkait tempat menggantungkan daging yang disuapkan kedalam mulut orang yang duduk, lalu ditariknya hingga sampai ke atas bahunya, kemudian ditariknya, lalu disuapkannya lagi pada arah yang lain agak lama. Setelah ditarik agak lama maka yang lain itu kembali seperti semula. Kemudian aku bertanya kepada orang yang membangunkanku : "Siapakah orang ini?". Ia menjawab : "Dia adalah pendusta yang disiksa dalam kuburnya sehingga hari kiamat".[3])

إحياء علوم الدين - (ج 2 / ص 330) :  و عن  عبد  الله  بن  جراد  قال  :  سألت  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم  فقلت ) يا رسو ل الله  هل  يزني  المؤمن؟  قال " قد  يكون  ذلك "  قال :  يا نبي  الله  هل  يكذب   المؤ من؟  قال  " لا "  ثم  أتبعها صلى  الله عليه  و سلم  بقول  الله  تعالى  " إِنَّمَا  يَفْتَرِي  الْكَذِبَ  الَّذِينَ  لاَ   يُؤْمِنُونَ   بِآَيَاتِ  اللَّهِ  وَ  أُولَئِكَ  هُمُ  الْكَاذِبُونَ  [النحل/105]" (

Dari Abdullah bin Jarrad berkata : "Saya bertanya kepada Rasulullah r : 'Wahai Rasulullah, apakah orang mukmin (bisa terjatuh) kedalam perzinahan?'. Beliau r menjawab : 'Kadang-kadang terjadi demikian'. Abdillah bin Jarrad bertanya :'Wahai Nabi Allah!, apakah orang mukmin itu pendusta'. Beliau r menjawab : 'Tidak', kemudian beliau mengikutinya dengan firman Allah I : Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta."

إحياء علوم الدين - (ج 2 / ص 330) :  و قال  أبو  سعيد  الخدري  :  سمعت  رسو ل  الله  صلى  الله  عليه  و  سلم )  يدعو   فيقول  في دعائه  " اللهم  طهّرْ  قلبي  من  النفاقِ  و فرجي  من  الزنا  و  لساني  من  الكذبِ (

Dari Abu Saiid al Khudri t, bahwa Rasulullah r berdoa : "Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, farjiku dari zinah dan lisanku dari dusta".

صحيح مسلم - (ج 1 / ص 279/ح 156 )  :   و حَدَّ ثَنَا  أَ بُو   بَكْرِ  بْنُ   أَبِي   شَيْبَةَ   حَدَّ  ثَنَا  وَ  كِيعٌ  وَ  أَ  بُو  مُعَاوِيَةَ   عَنِ  الْأَعْمَشِ  عَنْ  أَبِي  حَازِمٍ  عَنْ   أَبِي  هُرَ يْرَةَ  قَالَ  قَالَ  رَسُولُ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ  سَلَّمَ  )  ثَلا ثَةٌ  لاَ   يُكَلِّمُهُمْ  اللَّهُ   يَوْمَ   الْقِيَامَةِ  وَ  لاَ   يُزَكِّيهِمْ  وَ لاَ يَنْظُرُ  إِلَيْهِمْ  وَ  لَهُمْ  عَذَ ابٌ  أَلِيمٌ  شَيْخٌ  زَ انٍ   وَ  مَلِكٌ   كَذَّ ابٌ  وَ عَائِلٌ  مُسْتَكْبِرٌ (

Dari Abu Hurairah t, dia berkata, telah bersabda Rasulullah r : " Ada tiga golongan yang tidak akan di ajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, tidak akan dilihatNya dan tidak akan disucikanNya, dan bagi mereka adzab yang sangat pedih yaitu : orang tua yang berzina, raja atau penguasa yang berdusta dan orang yang kekurangan tetapi sombong".

سنن أبي داود - (ج 13 / ص 173/ح4339)  :  حَدَّ ثَنَا  قُتَيْبَةُ  حَدَّ ثَنَا  اللَّيْثُ  عَنِ  ابْنِ  عَجْلاَ نَ   أَنَّ  رَجُلاً   مِنْ  مَوَ الِي  عَبْدِ اللَّهِ   بْنِ  عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ   الْعَدَوِيِّ    حَدَّ ثَهُ   عَنْ   عَبْدِ اللَّهِ   بْنِ  عَامِرٍ   أَ  نَّهُ  قَالَ  )  دَعَتْنِي أُمِّي  يَوْمًا  وَ رَسُولُ  اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَاعِدٌ فِي بَيْتِنَا فَقَالَتْ  هَا تَعَالَ  أُعْطِيكَ  فَقَالَ  لَهَا رَسُولُ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ  وَ مَا  أَرَدْتِ  أَنْ  تُعْطِيهِ  قَالَتْ  أُعْطِيهِ تَمْرًا  فَقَالَ  لَهَا رَسُولُ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ  أَمَا  إِ نَّكِ  لَوْ لَمْ  تُعْطِهِ  شَيْئًا  كُتِبَتْ  عَلَيْكِ  كِذْبَةٌ (

Dari Abdullah bin Amr ia berkata : Ibuku memanggilku pada suatu, dan Rasulullah r datang ke rumah kami,  Ibuku berkata kepadaku "Wahai Abdullah, kemarilah aku akan memberimu sesuatu". Rasulullah r bertanya kepada ibuku " Apa yang kau berikan kepada anak ini?". Ibuku menjawab "Kurma". Rasulullah r bersabda : "Seandainya kamu tidak memberikan, pasti ditulis sebuah kedustaan untukmu".


[1]  HR Abu Ibnu Majah dan An-Nasa'I dengan derajat Hasan. 
[2]  HR Ibnu Adi, dengan sanad yang dhaif. 
[3]  HR Bukhari dari Samurah bin Jundub  

Etika Dialog : Bahayanya Ingkar Janji



Ingkar janji disebut juga bohong. Ini merupakan salah satu dari sekian banyak bahaya yang ditimbulkan oleh lisan manusia, dan biasanya ada sebuah sifat yang buruk pada diri manusia yaitu mengobral janji. Lalu hati sulit dia ajak kompromi untuk memenuhinya sehingga sekedar janji di ujung lidah, dan dengan ringannya kita tidak menepati janji. Padahal mengingkari janji adalah salah satu tanda orang munafik. Allah I berfirman :

يَا  أَ يُّهَا  الَّذِينَ   آَمَنُوا   أَوْفُوا  بِا لْعُقُودِ  [المائدة/1]

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu (janji-janji yang kau ucapkan). (QS Al Maidah (5) : 1)


إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 329)  :  و قال  صلى  الله عليه  و سلم  )  اَ لْـعِـدَ ةُ    عَطِـيَّةٌ  ( و قال  صلى  الله  عليه  و سلم   ) اَلْوَ أْيُ    مِثْلُ  الدَّيْنِ  أَوْ   أَفْضَلُ  وَ  الْوَ أْ يُ  : الوَعْدٌ (.

Rasulullah r bersabda : ("Janji itu suatu pemberian".) [1] Dan Rasulullah r pun bersabda pula : (Al Wa'yu itu adalah seperti hutang atau lebih berat dari hutang, dan Al Wa'yu itu adalah Janji".[2])

إحياء  علوم  الدين -  أبو  حامد  الغزالي -   (ج 2 / ص 329)  :  و  قد  أثنى   الله  تعالى  على   نبيه  اسمعيل  عليه  السلام   في   كتابه  العزيز  فقال  " إنه  كان  صادق   الوعد "   قيل  إنه   وعد  إنساناً   في   موضع   فلم   يرجع   إليه   ذلك   الإنسان   بل   نسي،   فبقي   اسمعيل اثنين   و  عشرين   يوماً  في   انتظاره.

Allah I memuji Nabi Ismail u dalam kitabNya dengan firmanNya :

وَ اذْ  كُرْ  فِي  الْكِتَابِ   إِسْمَاعِيلَ   إِ  نَّهُ   كَانَ  صَادِقَ  الْوَعْدِ  وَ  كَانَ  رَسُولًا  نَبِيًّا  [مريم/54]

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. (QS Maryam (19) : 54)

Dikisahkan bahwa Nabi Ismail u sepakat berjanji dengan seseorang untuk bertemu di suatu tempat. Nabi Ismail u menepatinya dan ia menunggu di tempat yang telah ditentukan. Namun orang yang mengikat janji itu tak kunjung datang karena lupa. Meskipun demikian Nabi Ismail u tetap setia menanti sampai 20 hari lamanya.

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 329)  :  و عن  عبد  الله  بن  أبي  الخنساء  قال  :  بايعت   النبي  صلى  الله  عليه  و سلم قبل  أن  يبعث  و  بقيت  له  بقية   فواعد ته   أن   آتيه  بها  في   مكانه   ذلك   فنسيت   يومي  و  الغد  فأتيته   اليوم   الثالث  و هو في   مكانه،  فقال  " يا  فتى   لقد   شققت   علي  أنا   ههنا  منذ  ثلاث  أنتظرك ".

Abdullah bin Khansa berkata : "Saya mengadakan jual beli dengan Rasulullah r sebelum diutus menjadi Rasul dan masih tersisa suatu sisa bagi beliau, lalu saya berjanji dengan beliau bahwa saya akan mendatangi beliau dengan membawa sisa itu di tempatnya. Lalu saya lupa pada hari itu dan esok harinya. Maka saya datang kepada beliau. Maka beliau r bersabda : "Hai Pemuda!. Sesungguhnya kamu telah memberatkanku, aku berada di sini sudah tiga hari hanya untuk menunggumu".".[3]

صحيح مسلم - (ج 1 / ص 191/ح 89) و صحيح البخاري - (ج 1 / ص 58/ح 32)  و  سنن الترمذي - (ج 9 / ص 221/ح 2555) و سنن النسائي - (ج 15 / ص 220/ح 4935) و مسند أحمد - (ج 17 / ص 373/ح 8331)  :  حَدَّ ثَنَا  يَحْيَى  بْنُ  أَ يُّوبَ  وَ  قُتَيْبَةُ   بْنُ  سَعِيدٍ  وَ اللَّفْظُ   لِيَحْيَى  قَالَا  حَدَّ ثَنَا   إِسْمَعِيلُ بْنُ  جَعْفَرٍ  قَالَ   أَخْبَرَ نِي   أَ بُو  سُهَيْلٍ  نَافِعُ   بْنُ  مَالِكِ   بْنِ  أَبِي   عَامِرٍ  عَنْ   أَبِيهِ  عَنْ   أَبِي   هُرَ يْرَ ةَ    أَنَّ  رَسُولَ   اللَّهِ   صَلَّى   اللَّهُ   عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ   قَالَ  )  آ يَةُ  الْمُنَافِقِ   ثَلَاثٌ   إِذَ ا حَدَّثَ   كَذَبَ   وَ  إِذَ ا  وَعَدَ   أَخْلَفَ  وَ إِذَ ا اؤْ تُمِنَ  خَانَ (

Dari Abu Hurairah t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda : ("Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara : (1) Apabila berbicara dia berdusta , (2) Apabila berjanji dia mengingkari, (3) Apabila diberi amanah dia mengkhianatinya".)

صحيح مسلم - (ج 1 / ص 190/ح 88) و  صحيح البخاري - (ج 8 / ص 340/ح 2279)  :  حَدَّ ثَنَا  أَ بُو  بَكْرِ  بْنُ   أَبِي  شَيْبَةَ   حَدَّ ثَنَا  عَبْدُ  اللَّهِ  بْنُ   نُمَيْرٍ   ح  و حَدَّ ثَنَا  ابْنُ   نُمَيْرٍ  حَدَّ  ثَنَا  أَبِي  حَدَّ ثَنَا  الْأَعْمَشُ   ح   و  حَدَّ ثَنِي  زُهَيْرُ بْنُ  حَرْبٍ   حَدَّ  ثَنَا  وَ  كِيعٌ   حَدَّ ثَنَا سُفْيَانُ   عَنْ   الْأَعْمَشِ  عَنْ  عَبْدِ اللَّهِ   بْنِ   مُرَّ ةَ   عَنْ   مَسْرُوقٍ   عَنْ   عَبْدِ  اللَّهِ  بْنِ   عَمْرٍو  قَالَ  قَالَ  رَسُولُ   اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ عَلَيْهِ  وَ  سَلَّمَ  )  أَرْبَعٌ   مَنْ   كُنَّ   فِيهِ   كَانَ   مُنَافِقًا  خَالِصًا  وَ  مَنْ   كَانَتْ   فِيهِ   خَلَّةٌ   مِنْهُنَّ    كَا نَتْ   فِيهِ   خَلَّةٌ   مِنْ   نِفَاقٍ حَتَّى   يَدَعَهَا   إِذَ  ا   حَدَّثَ   كَذَبَ   وَ  إِذَ ا  عَاهَدَ   غَدَرَ   وَ  إِذَ  ا   وَعَدَ   أَخْلَفَ   وَ   إِذَ ا   خَاصَمَ   فَجَرَ  (

Dari Abdullah bin Amru t, ia berkata, telah bersabda Rasulullah r : ("Ada empat perkara yang menjadi tanda bagi orang munafik. Barang siapa yang bersifat dengan salah satu dari padanya berarti dia mempunyai sifat munafik, sehingga dia meninggalkan sifat-sifat tersebut yaitu : (1) Apabila berbicara dia berdusta , (2) Apabila membuat suatu persetujuan dia mengkhianatinya, (3) Apabila berjanji dia menyalahi, (4) Apabila terjadi pertikaian dia melampaui batas.)


Hadits diatas ditujukan kepada orang yang benar-benar ingkar janji, dimana dia tidak memenuhi janji tersebut tanpa suatu halangan apapun dan penuh kesengajaan. Adapun bagi orang yang tidak menepati janji karena ada suatu halangan, hendaknya memberitahukan secepatnya jika tidak bisa berkomunikasi pada keesokan harinya, jika bisa lewat telepon maka teleponlah. Tetapi alangkah baiknya jika kita bias menjaga diri dari hal-hal yang membuat kita mengingkari janji, dan terhindar dari sifat-sifat munafik yang disebutkan diatas.

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 329)  :  روي  أن  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم  كان   وعد  أبا  الهيثم  بن  التهيان خادماً  ؛   فأتى   بثلا ثة  من  السبى  فأعطى  اثنين  و  بقي  و  احداً،   فأتت   فاطمة   رضي  الله  عنها  تطلب  منه   خادماً و  تقول  :  ألا ترى  أثر  الرحى   بيدي؟   فذكر   موعده   لأبي  الهيثم  فجعل   يقول   "   كيف   بمو عدي   لأبي  الهيثم؟  فآخثره  به  على  فاطمة  -  لما   كان   قد  سبق   من موعده  له -   مع  أنها  كانت   تدير  الرحى  بيدها  الضعيفة.

Telah dirawayatkan bahwa Rasulullah r menjanjikan budak (pembantu) kepada Abu Haitsam bin At-Tahyan. Lalu tiga tawanan dihadapkan kepada Rasulullah r. Selanjutnya Rasulullah r memberikan dua tawanan kepada sebagian sahabatnya sehingga tinggal satu orang tawanan. Namun tiba-tiba Fatimah datang dan meminta tawanan yang tertinggal tersebut untuk dijadikan pembantunya (budak), dan Fatimah t berkata : Tidakkah engkau melihat tangganku membekas (lecet dan kapalan) oleh alat penggilingan?. Tetapi saat itu Rasulullah r teringat janjinya kepada Abu Haitsam. Rasulullah r bersabda : Bagaimana dengan janjiku kepada Abu Haitsam?. Karenanya Rasulullah r lebih mendahulukan kepentingan Abu Haitsam daripada memenuhi kebutuhan anaknya sendiri, Fatimah. Padahal anaknya itun tidak mempunyai pembantu sehingga pekerjaan menggiling gandum dikerjakannya sendiri dengan tangannya yang lemah (sampai tangannya lecet dan kapalan).

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 329)  :  و لقد  كان  صلى  الله  عليه  و  سلم  جالساً  يقسم  غنائم  هوازن  بحنين  فوقف عليه  رجل  من  الناس  فقال  :  إن  لي  عندك   موعداً يا رسول  الله  قال  " صدقت، فاحتكم  ما  شئت،  فقال : أحتكم ثمانين  ضائنة   و راعيها،  قال  " هي  لك "  و قال  " احتكمت   يسيراً  و  لصاحبه   موسى  عليه  السلام   التي   دلته  على عظام   يوسف   كانت   أحزم   منك   و  أجزل   حكماً   منك   حين   حكمها  موسى  عليه   السلام   فقالت   حكمي  أن تردني   شابة   و  أدخل معك  الجنة،   قيل  فكان  الناس   يضعفون   ما  احتكم  به  حتى   جعلا   مثلاً   فقيل :  أشح  من صاحب   الثمانين  و  الراعي. و  قد  قال  رسول  الله   صلى   الله   عليه  و  سلم   "   ليس   الخلف   أن  يعد  الرجل  الرجل وفي   نيته  أن   يفي  و  في  لفظ  آخر  " إذا  وعد  لرجل   أخاه   و  في   نيته  أن  يفي  فلم  يجد،  فلا   إثم  عليه " .

Sesungguhnya Rasulullah r duduk untuk membagi harta rampasan perang Hawazin di Hunain, lalu seorang laki-laki dari orang banyak berdiri dan berkata : "Sesungguhnya bagiku ada janji di sisi engkau, Wahai Rasulullah!". Beliau r bersabda : "Kamu benar, maka putuskanlah menurut kehendakmu!". Orang itu berkata : "Saya putuskan delapan puluh ekor domba betina dan penggembalanya!". Rasulullah r bersabda : "Itulah bagianmu". Dan beliau r bersabda : "Kamu telah memutuskan dengan bagian yang sedikit (mudah) dan sesungguhnya wanita (nenek-nenek) teman nabi Musa u yang menunjukkan kepadanya tulang nabi Yusuf u adalah lebih tegas dari padamu dan lebih banyak bagiannya dari padamu, ketika nabi Musa u memutuskan kepadanya, "Maka putuskanlah menurut kehendakmu!". Maka ia berkata : "Keputusanku adalah hendaknya engkau mengembalikan diriku menjadi muda kembali dan bawalah masuk surga bersamamu". Adapun para jamaah yang hadir di majelis itu tercengang lalu berkata, "Keterlaluan tuntutan dan kepuasan nenek tersebut kepada nabi Musa u, dan si nenek lebih serakah (dan lebih cerdik) dari pada pemilik delapan puluh ekor domba betina dan penggembalanya".

Rasulullah r bersabda :

   )   لَيْسَ   اْلخُلْفُ   أَنْ   يَعِدَ  الرَّجُلُ  وَ  فيِ   نِيَتِهِ  أَنْ   يَفِيَ (

" Tidaklah dianggap ingkar janji jika seseorang berjanji sedangkan ia berniat untuk menepati janjinya ". [4]


Rasulullah r bersabda :

   ) إِذَ ا  وَعَدَ الرَّجُلُ   أَخَاهُ   وَ  فيِ   نِيَتِهِ  أَنْ   يَفِيَ  فَلَمْ   يَجِدْ،  فَلاَ   إِثْمَ  عَلَيْهِ (

" Tidaklah dianggap ingkar janji jika seseorang berjanji sedangkan ia berniat untuk menepati janjinya ". [5]


[1]  H.R Ath-Thabrani dari Qabbats bin Uyaim.
[2]  H.R Ibnu Abid Dunya dari Al hasan 
[3]  H.R Abu Dawud 
[4]  H.R Ad-Dailamiy 
[5]  HR Abu Dawud dan HR Turmudzi