1. Fadlilah Surat Thaaha
سنن الدارمي - (ج 10 / ص 309/ح 3477) : حَدَّ ثَنَا إِبْرَ اهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّ ثَنَا إِبْرَ اهِيمُ بْنُ الْمُهَاجِرِ بْنِ المِسْمَارِ عَنْ عُمَرَ بْنِ حَفْصِ بْنِ ذَكْوَ انَ عَنْ مَوْ لَى الْحُرَ قَةِ عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُو لُ اللَّهِ - صلى الله عليه و سلم - :« إِنَّ اللَّهَ تَبَارَ كَ وَ تَعَالَى قَرَ أَ طه وَ يس قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَ اتِ وَ الأَرْضَ بِأَ ْلفِ عَامٍ ، فَلَمَّا سَمِعْتِ الْمَلا َئِكَةُ الْقُرْآنَ قَالَتْ : طُو بَى لأُمَّةٍ يَنْزِلُ هَذَ ا عَلَيْهَا ، وَ طُو بَى لأَجْوَ افٍ تَحْمِلُ هَذَ ا ، وَ طُوبَى لأَ لْسِنَةٍ تَتَكَلَّمُ بِهَذَ ا ».
Dari Abu Hurairah t, ia berkata telah bersabda Rasulullah r : " Sesungguhnya Allah Tabaroka wa Ta'ala membaca surat Thoha dan surat Yasiin sebelum Ia menciptakan langit dan bumi seribu tahun. Maka tatkala didengar oleh malaikat penjaga Al Qur'an tersebut, berkatalah malaikat : Berbahagialah ummat yang diturunkan surat ini kepadanya, berbahagialah rongga badan yang dapat memikul surat ini kepadanya, berbahagialah lidah yang dapat berbicara dengan surat ini ".(SUNAN AD-DAAROMI)
2. Fadlilah Surat Al Anbiyaa'
صحيح البخاري - (ج 15 / ص 395/ح 4610) و مصنف ابن أبي شيبة - (ج 8 / ص 339/ ح 125) : حَدَّ ثَنَا آدَمُ حَدَّ ثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ يَزِيدَ بْنِ قَيْسٍ سَمِعْتُ ابْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ فِي بَنِي إِسْرَ ائِيلَ وَ الْكَهْفِ وَ مَرْ يَمَ وَ طه وَ اْلأَ نْبِيَاءِ إِ نَّهُنَّ مِنْ الْعِتَاقِ اْلأُوَ لِ وَ هُنَّ مِنْ تِلاَ دِي
Dari Ibnu Mas'ud t, katanya : " Surat Bani Israil, Al Kahfi, Maryam dan Al Anbiyaa' adalah tergolong pembebasan yang pertama (dari api neraka karena hapal semua surat tersebut) dan semua surat-surat itu merupakan pusakaku".(SAHIH BUKHARI, MUSHONIF IBNU ABI SAIBAH)
3. Fadlilah Surat Al Hajj
سنن الترمذي - (ج 2 / ص 443/ح 527) و السنن الكبرى للبيهقي - (ج 2 / ص 317) و مصنف عبد الرزاق - (ج 3 / ص 342) و المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 2 / ص 317/ ح 765) : حَدَّ ثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّ ثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ مِشْرَحِ بْنِ هَاعَانَ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فُضِّلَتْ سُورَةُ الْحَجِّ بِأَنَّ فِيهَا سَجْدَ تَيْنِ قَالَ نَعَمْ وَ مَنْ لَمْ يَسْجُدْ هُمَا فَلاَ يَقْرَ أْهُمَا
Dari Uqbah bin Amr, aku berkata ya Rasulullah apakah telah dilebihkan surat Al Hajj itu terhadap surat yang lain karena dua kali sujud? Rasulullah menjawab : Iya! Dan barang siapa yang tidak sujud pada ayat tersebut (maksudnya ayat sajadah dalam surat hajj ayat 18 dan 77) maka dianggap tidak membacanya".[1](SUNAN TURMUDZI, SUNANUL KUBRO ALBAIHAQI, MUSHONIF ABDUR ROZAK, AL MUSTADRAK ALASH SHAHIHAIN)
4. Fadlilah Surat Al Mu'minuun
تفسير ابن أبي حاتم - (ج 43 / ص 474/ح 13062) : حدثنا يحيى بن نصر الخولاني ، ثنا ابن وهب ، أخبرني ابن لهيعة ، عن ابن هبيرة ، عن حنش بن عبيد الله ، أن رجلا مصابا مر به على ابن مسعود ، فقرأ في أذنه : ( أفحسبتم أنما خلقناكم عبثا وأنكم إلينا لا ترجعون ، فتعالى الله الملك الحق لا إله إلا هو رب العرش الكريم (سورة : المؤمنون آية رقم : 115-118 ) حتى ختم السورة فبرأ ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « بماذا قرأت في أذنه ؟ فأخبره ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : » والذي نفسي بيده لو أن رجلا موقنا قرأها على جبل لزال «
Dari Ibnu Masud t, ia mengabarkan kepada Rasulullah r tentang seseorang yang membaca akhir surat Al Mu'minuun(ayat 115-118) …..maka Rasulullah r berkata : Demi Allah yang jiwaku ditanganNya sekiranya seseorang itu berdiam di atas bukit dan dia yakin dengan bacaannya tersebut pastilah bukit itu akan hancur luluh".(TAFSIR IBNU ABI HAATIM)
Adapun ayat-ayat tersebut adalah :
قَالَ إِنْ لَـبِثْـتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً لَوْ أَ نَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (114) أَ فَحَسِبْتُمْ أَ نَّمَا خَلَقْنَا كُمْ عَبَثًا وَ أَ نَّكُمْ إِلَيْنَا لاَ تُرْجَعُونَ (115) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ (116) وَ مَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ لاَ بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِ نَّمَا حِسَا بُهُ عِنْدَ رَ بِّهِ إِ نَّهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ (117) وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ أَ نْتَ خَيْرُ الرَّ احِمِينَ (118) [المؤمنون/114-118]
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(115) Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) `Arsy yang mulia.(116) Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.(117) Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi Rahmat Yang Paling baik."(118) (QS. ALMU’MINUUN : 114-118)
5. Fadlilah Surat Al Furqaan
صحيح البخاري - (ج 15 / ص 392/ح 4608) و صحيح مسلم - (ج 4 / ص 254/ 1354) و موطأ مالك - (ج 2 / ص 119/ح 423) و سنن أبي داود - (ج 4 / ص 274/ح 1261) و سنن الترمذي - (ج 10 / ص 197/ح 2868) و سنن النسائي - (ج 4 / ص 8/ح 928) و مسند أحمد - (ج 1 / ص 284/ح 280) : حَدَّ ثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّ ثَنِي اللَّيْثُ قَالَ حَدَّ ثَنِي عُقَيْلٌ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّ ثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّ بَيْرِ أَنَّ الْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ وَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَبْدٍ الْقَارِيَّ حَدَّ ثَاهُ أَ نَّهُمَا سَمِعَا عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ سَمِعْتُ هِشَامَ بْنَ حَكِيمِ بْنِ حِزَ امٍ يَقْرَ أُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَمَعْتُ لِقِرَ اءَتِهِ فَإِذَ ا هُوَ يَقْرَ أُ عَلَى حُرُوفٍ كَثِيرَ ةٍ لَمْ يُقْرِئْنِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكِدْتُ أُسَاوِرُهُ فِي الصَّلاَ ةِ فَتَصَبَّرْتُ حَتَّى سَلَّمَ فَـلَبَّبْتُهُ بِرِدَ ائِهِ فَقُلْتُ مَنْ أَقْرَ أَكَ هَذِهِ السُّورَةَ الَّتِي سَمِعْتُكَ تَقْرَ أُ قَالَ أَقْرَ أَنِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ كَذَ بْتَ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَقْرَ أَنِيهَا عَلَى غَيْرِ مَا قَرَ أْتَ فَانْطَـلَقْتُ بِهِ أَقُودُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ إِ نِّي سَمِعْتُ هَذَا يَقْرَ أُ بِسُورَةِ الْفُرْقَانِ عَلَى حُرُوفٍ لَمْ تُقْرِئْنِيهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسِلْهُ اقْرَ أْ يَا هِشَامُ فَقَرَ أَ عَلَيْهِ الْقِرَ اءَ ةَ الَّتِي سَمِعْتُهُ يَقْرَ أُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذ َلِكَ أُ نْزِلَتْ ثُمَّ قَالَ اقْرَ أْ يَا عُمَرُ فَقَرَ أْتُ الْقِرَ اءَ ةَ الَّتِي أَقْرَ أَنِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَلِكَ أُ نْزِلَتْ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُ نْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ
Dari Umar bin Khatab t katanya : " Aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat Al Furqaan pada masa hidup Rasulullah r, maka aku memperhatikan bacaannya, ia membaca dengan berbagai ragam bacaan yang belum pernah dibacakan kepadaku oleh Rasulullah r. Maka hampir saja aku menariknya didalam shalat, tetapi kusabarkan diriku sehingga ia memberi salam, lalu aku tarik baju dibagian leher Hisyam dan kukatakan : ' Siapakah yang mengajarkan kepadamu bacaan surat ini yang tadi aku dengar '. Jawabnya : ' Aku diajarkan Rasulullah r '. Aku berkata : ' Dusta engkau, sesungguhnya Rasulullah r telah mengajarkan kepadaku bacaannya tidak seperti yang engkau baca '. Lalu kubawa dia kepada Rasulullah r. Dan aku berkata : ' Saya dengar orang ini membaca surat Al Furqaan tidak seperti cara yang engkau ajarkan kepadaku '. Maka Rasulullah r bersabda : ' Lepaskanlah dia, bacalah wahai Hisyam! '. Maka Hisyam membacanya dengan langgam seperti dibacakannya tadi yang aku dengar. Rasulullah r lalu berkata : ' Begitulah bacaan Al Qur'an diturunkan '. Kemudian beliau r berkata : ' Coba engkau baca wahai Umar '. Maka aku membaca seperti yang beliau ajarkan kepadaku. Lalu sabda Rasulullah r : ' Begitulah dia bacaan Al Qur'an diturunkan, sesungguhnya Al Qur'an diturunkan dalam tujuh qira'ah, bacalah mana yang mudah diantara ketujuh itu bacaan itu'.[2] (SHAHIH BUKHARI,SHAHIH MUSLIM, MUWATHTHO MALIK,SUNAN ABI DAUD, SUNAN TURMUDZI, SUNAN NASA’I, MUSNAD AHMAD)
Untuk mengetahui serba sedikit tentang Qiraat yang tujuh itu marilah kita pelajari sedikit tentang sejarah riwayat hidup mereka :
1. Imam Nafi'
Nama lengkapnya ialah Nafi' bin Abdurahman bin Abu Nu'aim al Laitsiy, beliau lahir di kota Isfahan pada tahun 70 H. Sejak muda ia telah menekuni Al Qur'an dan baru berguru tentang Al Qur'an kepada lebih 70 orang tabiin. Setelah dewasa Imam Nafi' pergi ke kota Madinah dan menetap disana sehingga wafat pada tahun 169 H. selama kurang lebih 70 tahun Imam Nafi' menjadi guru qiraat di kota Madinah. Pernah diceritakan bahwa anak Ahmad bin Hambal bertanya kepada bapaknya tentang qiraat mana yang paling disenanginya, Ahmad bin Hambal menjawab ia menyenangi qiraat Madinah dan jika tidak ada maka qiraat Hasyim.
Sanad atau silsilah bacaan Imam Nafi' adalah sebagai berikut, Qiraat Imam Nafi diperoleh dari Abdurahman bin Hurmuz, dan Abdurahman bin Hurmuz dari Abdullah bin Abbas t, Abdullah bin Abbas t dari Ubay bin Ka'ab t dan Ubay bin Ka'ab t dari Rasulullah r.
Adapun generasi penerus dari Imam Nafi (perawi beliau) yang terkenal adalah dua orang yang dikenal dengan sebutan Qolun dan Warsy.
a. Qolun
Qolun nama lengkapnya adalah Abu Musa Isa bin Mina, tetapi lebih popular dengan laqob (julukan) yang melekat pada dirinya adalah Qolun. Qolun diambil dari bahasa Rum (Romawi) yang berarti baik karena baiknya bacaan Al Qur'an yang diucapkan. Lahir pada tahun 120 H dan wafat pada tahun 220 H sebagaimana gurunya ia meneruskan mengajar dan menjadi qiraat yang terkenal di Madinah.
b. Warsy
Warsy nama lengkapnya adalah Utsman bin Sa'id Al Mishriy. Sebagaimana Qolun ia lebih popular dengan laqob (julukan) yang dimilikinya Warsy. Ia lahir di Mesir pada tahun 110 H, kemudian pergi ke Madinah khusus untuk belajar dengan Imam Nafi' dan dapat menyelesaikan beberapa kali khatam dihadapan gurunya tahun 155 H. Kemudian ia kembali ke Mesir dan mengajar Qiraat disana sehingga wafatnya pada tahun 197 H. Warsy ini terkenal sebgai seorang qori' yang memiliki suara yang baik dan merdu, menguasai tajwid dan juga mahir dalam tata bahasa arab.
2. Ibnu Katsir
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Katsir. Ia lahir dan wafat di kota Makkah. Lahir tahun 45 H dan wafat pada tahun 120 H. Sebagai Imam Qiraat Mekkah Ibnu Katsir terkenal dengan lidahnya yang fasih dan menguasai bahasa arab dengan baik.
Beliau sempat menemui beberapa orang sahabat, diantaranya Abdullah bin Zubair t, Abu Ayyub Al Anshariy t dan Anas bin Malik t. Adapun sanad bacaan Qiraat Ibnu Katsir adalah dari sahabat Ubay bin Ka'ab t dan Umar bin Khathab t dan kedua sahabat tersebut memperoleh bacaan dari Rasulullah r. Dan dua orang penerusnya yang terkenal adalah :
a. Bazzy
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Al Qasim. Ia lahir pada tahun 170 H dan wafat pada tahun 250 H di kota Mekkah. Seperti halnya gurunya, Bazzy terkenal sebagai gur ahli qiraat di kota Mekkah, disamping juga terkenal sebagai muadzin Masjidil Haram.
b. Qunbul
Qunbul adalah nama julukan, nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad al Makhzumi. Ia lahir pada tahun 195 H di kota Mekkah dan wafat pada tahun 291 H juga di Mekkah, ia juga terkenal sebagai guru membaca Al Qur'an di Hijaz dan banyak orang dating dari banyak daerah yang jauh untuk belajar Al Qur'an.
3. Abu Amr
Nama lengkapnya adalah Zabban bin Ala' bin Ammar. Ia lahir di kota Mekkah pada tahun 68 H. Imam Abu Amr kemudian merantau ke daerah dan mengajar Al Qur'an di sana. Setelah itu ia pindah ke Kuffah hingga wafatnya pada tahun 154 H. Ia terkenal sebagai salah seorang yang sangat mengerti tentang Al Qur'an serta jujur.
Adapun sanad qiraat Abu Amr adalah sebagai berikut ia membaca dari beberapa guru diantaranya Abu Ja'far Yazid bin Qo'qo' dan Hasan Al Bashriy, Hasan al Bashriy mendapat bacaan dari Khuthon Abu Aliyah, Khuton Abu Aliyah mendapat bacaan dari Umar bin Khaaathab t dan Ub ay bin Ka'ab t. Kedua sahabat ini mendapat bacaan dari Rasulullah r.
Dan dua orang penerusnya yang terkenal adalah :
a. Duriy
Nama lengkapnya adalah Abu Amr Hafs bin Umar Abdul Aziz yang popular dengan julukan Duriy. Duriy terkenal sebagai ulama Qiraat pada masanya disamping terkenal sebagai orang pertama yang mengumpulkan qiraat-qiraat. Dia mengajar dan wafat di kota Baghdad pada tahun 246 H.
b. Susy
Nama lengkapnya adalah Abu Syuaib Sholeh bin Ziyad bin Abdullah bin As-Susy di kota Bashrah tempat ia menetap dan wafat, ia terkenal sebagai qori" yang baik dan kuat ingatan. Susy wafat pada 261 H.
4. Ibnu Amir
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Amir Al Yahsabi. Lahir pada tahun 28 H dan wafat pada tahun 118 H di Damaskus. Selama hidupnya, selain terkenal sebagai seorang Muqri", ia juga seorang ulama yang disegani. Pada masa pemerintahan kholifah Umar bin Abdul Aziz, Ibnu Amir bertindak sebagai guru besar di masjid Umawiy yang terkenal.
Sebagai seorang tabiin, sanad bacaan Imam Ibnu Amir hanya berselang dengan seorang sahabat dari Rasulullah r yaitu membaca dari Utsman bin Affan t dan Utsman bin Affan t menerima bacaan dari Rasulullah r, dua orang perawinya antara lain :
a. Hisyam
Nama lengkapnya adalah Hisyam bin Amir ad-Dimasyqi, Hisyam dilahirkan pada tahun 153 H dan wafat di kota Damaskus pada tahun 245 H. Hisyam selain dikenal sebagai Qori' yang masyhur juga terkenal ahli pidato, menguasai hadits dan juga sebagai mufti.
b. Ibnu Zakwan
Nama lengkapnya adalah Abu Amr Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Zakwan lahir pada tahun 173 H dan wafat pada tahun 242 H di Syam. Semasa hidupnya ia terkenal sebagai qori' yang sangat terkenal. Abu Zahrah seorang hafizh Damaskus pernah berkata bahwa tidak terdapat di Iraq atau Hijaz atau di Syam atau di Mesir atau Khurasan, seorang qori' yang melebihi Ibnu Zakwan.
5. Ashim
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar bin Abu Nujud al-Asadiy. Ashim ini terkenal karena menguasai Ilmu Tajwid dengan baik, memiliki suara yang merdu, serta fasih lidahnya dalam mengucapkan lafazh-lafazh Al Qur'an. Ia merupakan maha guru di Kufah dan wafat di sana pada tahun 1227 H.
Imam Ashim memiliki sanad bacaannya sebagai berikut, ia membaca dari Abdurahman Abdullah bin Ubaib as-Sulami, Abdurahman membaca dari Abdullah bin Mas'ud t , Utsman bin Affan t , Ali bin Abi Thalib t, Ubay bin Ka'ab t dan Zaid bin Tsabit t dan para sahabat tersebut menerima bacaan dari Rasulullah r, dua orang perawinya antara lain :
a. Syu'bah
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Syu'bah bin Iyasy bin Salim al Sadiy lahir pada tahun 95 H dan wafat di kota Kufah pada tahun 193 H. Syu'bah termasuk qari' yang banyak mempunyai keistimewaan. Disamping Al Qur'an dan segala cabang ilmunya, ia juga terkenal sebagi ulama besar. Beliau juga terkenal karena menamatkan Al Qur'an. Menurut pengakuannya yang disaksikan oleh saudara perempuannya sampai menjelang wafatnya ia menamatkan Al Qur'an 18.000 kali.
b. Hafs
Nama lengkapnya adalah Abu Umar Hafs bin Sulaiman bin Maghirah. Ia lahir pada tahun 90 H dan wafat di kota Kufah pada tahun 180 H. Ia dikenal sebagai orang yang paling mengetahui qiraat Imam Ashim. Bahkan Imam Yahya bin Mun'im mengatakan Qira'at Ashim yang shohih adalah diriwayatkan oleh Hafs. Perlu diingat bahwa qiraat yang dibawa oleh sebagian besar kaum muslimin adalah qiraat Ashim riwayat Hafs ini. Bahkan bagi orang kebanyakan (umum) mungkin ada anggapan bahwa satu-satunya bacaan Al Qur'an hanya Qiraat ini.
6. Hamzah
Nama lengkapnya adalah Abu Umamah Hamzah bin Hubaib az-Ziyat Rabi' at Taimy. Ia lahir di kota Kufah pada tahun 80 H juga wafat di kota Kufah pada tahun 156 H. Semasa Hidupnya Imam Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam qiraat di kota Kufah. Selain itu juga dikenal sebagai orang yang menguasai bahasa Arab, Ilmu Faraidh dan Hadits. Demikian pula ia dikenal sebagai orang waro'. Imam Abu Hanifah pernah mengatakan tentang Imam Hamzah ini, bahwa ada dua hal yang tidak dapat di bantah dari Imam Hamzah, Al Qur'an dan Faraidh. Hamzah sendiri pernah mengatakan bahwa ia tidak membaca satu hurufpun dari Al Qur'an kecuali ada atsarnya.
Sanad yang dimiliki Imam Hamzah adalah sebagai berikut, ia menerima qiraat dari Abu Muhammad bin Sulaiman bin Marhan al "amasiy. Al A'masiy menerima dari abu Muhammad Yahya Al Asadiy, Yahya menerima dari Al Qomah bin Qois t, dan Al Qomah t belajar dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud t kemudian Ibnu Mas'ud t ini menerima dari Rasulullah r, dua perawinya adalah:
a. Kholaf
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Kholaf bin Hisyam al Bazzar lahir pada tahun 150 H dan wafat di Baghdad tahun 229 H. Pada umur 10 tahun ia telah hafal Al Qur'an dan mulai belaaajar ilmu yang lain pada usia 13 tahun.
b. Kholad
Nama lengkapnya adalah Abu Isa Kholad bin Kholid as-Sayrafi. Ia dilahirkan di kota Kufah demikian pula wafatnya pada tahun 220 H. , semasa hidupnya terkenal sebagai imam qiraat yang baik dan arif.
7. Ali Al Kisa'i
Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Hamzah Al Kisa'i. Ia lahir mengajar dan wafat di kota Kufah, wafat tahun 189 H, semasa hidupnya ia terkenal sebagai seorang yang sangat mengerti tentang qiraat sehingga dijadikan imam. Ia mempunyai banyak murid, ketika mengajar ia duduk di kursi dan membaca Al Qur'an dari awal hingga akhir sedangkan para muridnya tekun mendengarkan. Imam Al Kisa'i juga dikenal sebagai orang yang menguasai ilmu tata bahasa arab terutama ilmu nahwu. Dua orang perawinya :
a. Abu Harits
Nama lengkapnya adalah Al Lais bin Kholid al Baghdadiy. Ia adalah qori dan guru Al qur'an, ia wafat pada ctahun 240 H.
b. Dury
Disamping menjadi perowi Imam Al kisa'i ia juga menjadi perowi Imam Abu Amr, sejarah ringkasnya dapat dilihat pada periwayat Imam Abu Amr.
[1] أَ لَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَ اتِ وَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ وَ الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ وَ النُّجُومُ وَ الْجِبَالُ وَ الشَّجَرُ وَ الدَّوَ ابُّ وَ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَ كَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَ ابُ وَ مَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِ مٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ [الحج/18]
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
يَا أَ يُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ارْكَعُوا وَ اسْجُدُوا وَ اعْبُدُوا رَ بَّكُمْ وَ افْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون [الحج/77]
Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
[2] Dari hadits tersebut sangat jelas bahwa cara membaca Al Qur'an pun tidak sembarangan tetapi harus mengikuti petunjuk Rasulullah r dalam membacanya, sehingga Umar t marah apabila ada bacaan yang tidak disandarkan kepada Rasulullah r, dan Rasulullah r menerangkan ternyata ada 7 qiraat yang diperkenankan Allah I untuk beliau dan umatnya berdasarkan selain hadits diatas simak hadits-hadits berikut :
صحيح البخاري - (ج 15 / ص 391/ح 4607) و مسند أحمد - (ج 6 / ص 245/ح 2713) و المعجم الأوسط للطبراني - (ج 4 / ص 319/ح 1859) و مستخرج أبي عوانة - (ج 8 / ص 134/ح 3125) : حَدَّ ثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّ ثَنِي اللَّيْثُ قَالَ حَدَّ ثَنِي عُقَيْلٌ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّ ثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا حَدَّ ثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ أَ قْرَ أَنِي جِبْرِ يلُ عَلَى حَرْفٍ فَرَ اجَعْتُهُ فَـلَمْ أَزَ لْ أَسْتَزِيدُهُ وَ يَزِيدُنِي حَتَّى انْتَهَى إِلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ
Dari Abdullah bin Abbas t ia menceritakan bahwa Rasulullah r telah bersabda : "Sesungguhnya Jibril telah membacakan Al Qur'an kepadaku dengan satu huruf (satu qiraat), aku mengulanginya dan senantiasa aku minta tambah dan ia memperkenankan sehingga sampai pada tujuh huruf (tujuh qiraat)".
تفسير الطبري - (ج 1 / ص 69) و تفسير ابن كثير - (ج 1 / ص 37) : وروى عن أبيّ ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم في ذلك ، ما حدثني به أبو كريب، قال: حدثنا محمد بن فضيل، عن إسماعيل بن أبي خالد، عن عبد الله بن عيسى بن عبد الرحمن بن أبي ليلى ، عن أبيه ، عن جده، عن أبيّ بن كعب، قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم : إن الله أمرني أن أقرأ القرآن على حرفٍ واحدٍ، فقلت: ربّ خففْ عن أمَّتي. قال : اقرأهُ على حرفين. فقلت: رب خفف عن أمتي. فأمرني أن أقرأه على سبعة أحرف من سَبْعة أبواب من الجنة، كلها شافٍ كافٍ
Dari Ubay Ibnu Ka'ab t berkata, telah bersabda kepadaku Rasulullah r : " Allah I memerintahkan aku untuk membaca Al Qur'an dengan satu huruf (satu qiraat), aku meminta keringanan bagi umatku kemudian diperintahkan dengan dua huruf ( dua qiraat). Aku masih meminta keringanan lagi dan akhirnya Allah I memerintahkan agar Al Qur'an dibaca dengan tujuh huruf (tujuh qiraat) sesuai dengan tujuh pintu syurga. Semuanya mudah dan cukup sempurna".
Pengertian tentang tujuh huruf / tujuh qiraat
Sejarah timbulnya perbedaan qiraat
Asal mula terjadinya perbedaan qiraat karena bangsa arab dahulu mempunyai berbagai dialek (lahjah) yang berbeda antara satu kabilah dengan kabilah lain. Al Qur'an yang diturunkan Allah I kepada RasulNya menjadi semakin sempurna kemukjizatannya karena ia dapat menampung berbagai macam dialek tersebut, sehingga tiap kabilah dapat membaca, menghafal dan memahami Wahyu Allah I tersebut. Qiraat yang bermacam-macam tersebut kemudian oleh Rasulullah r diajarkan kepada para sahabatnya sehingga muncul para ahli bacaan Al Qur'an yang menjadi panutan masyarakat. Yang termasyhur diantara mereka adalah Ubay bin Ka'ab t, Utsman bin Affan t, Ali bin Abi Thalib t, Abdullah bin Mas'ud t, Zaid bin Tsabit t, dan Abu Musa Al Asy'ariy t merekalah sumber guru bacaan bagi sebagian besar sahabat dan tabiin.
Namun dalam perkembangan selanjutnya perbedaan qiraat ini menghadapi masalah serius karena munculnya banyak versi bacaan yang semuanya mengaku bersumber dari Rasulullah, untuk itu dilakukan penelitian dan pengujian para pakar qiraat dengan menggunakan kaidah dan criteria dari segi sanad, rasm utsmani dan tata bahasa arab. Dari sekian banyak qiraat yang bermunculan setelah Rasulullah wafat, setelah dilakukan penelitian dan pengujian yang mendalam maka yang dinilai syah dan mutawatir menurut kesepakatan para ulama ada tujuh qiraat, dan ketujuh qiraat tersebut berkembang dipertahankan serta dipopulerkan oleh tujuh imam yang berbeda. Dari merekalah diketahui sumber-sumber qiraat tersebut dan mereka memiliki sanad yang jelas dengan segala persyaratannya. Untuk mempermudah ingatan disamping sebagai satu penghormatan kepada mereka maka nama mereka diabadikan pada qiraat mereka seperti Qiraat Imam Nafi', Qiraat Imam Ibnu Katsir, Qiraat Abu Amr dan seterusnya. Perlu difahami, bahwa hal ini bukan berarti merekalah yang menciptakan qiraatnya sendiri, qiraat yang mereka anut dan gunakan tetap bersumber dari Rasulullah yang diperolehnya secara talaqqiy dari generasi ke generasi berikutnya.
Untuk lebih jelasnya lagi pelajarilah Riwayat para Imam Qiraat yang tujuh pada penjabaran di pokok bahasan utama dalam kajian masalah ini, semoga kita bisa meneruskan jejak langkah para sahabat dengan qiraat yang lurus dan bertalaqqiy kepada para penerus mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar