Al Qur'an

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَ ةَ وَ أْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَ انْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ اصْبِرْ عَلَى مَا أَصَا بَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُور [لقمان/17]

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Lukmaan (31) : 71

SILAHKAN DISEBARKAN

SILAHKAN DIPERBANYAK / DISEBARKAN DENGAN COPY PASTE ASAL SEBUTKAN SUMBERNYA, TERIMA KASIH

Kamis, 03 Februari 2011

Q u r b a n (Bagian 2)

11. كفاية أضحية واحدة عن البيت الواحد: إذا ضحى الانسان بشاة من الضأن أو المعز أجزأت عنه وعن أهل بيته. فقد كان الرجل من الصحابة، رضي الله عنهم، يضحي بالشاة عن نفسه وعن أهل بيته، فهي سنة كفاية.روى ابن ماجه والترمذي وصححه أن أبا أيوب قال: " كان الرجل في عهد رسول الله، صلى الله عليه وسلم، يضحي بالشاة عنه وعن أهل بيته فيأكلون ويطعمون حتى تباهى الناس فصار كما ترى ".

11. Cukupkah Satu Qurban Untuk Satu Rumah? : Jika orang berkurban dengan satu kambing domba atau kambing jawa, ini berarti sudah dianggap memadai untuknya dan untuk keluarga seisi rumahnya. Dahulu para sahabat berqurban dengan seekor domba untuknya dan untuk keluarga seisi rumahnya. Karena ia fardhu kifayah. Ibnu majah dan At Turmudzi meriwayatkan :

سنن الترمذي - (ج 5 / ص 465/ح 1425) و سنن ابن ماجه - (ج 9 / ص 308/ح 3138) : حَدَّ ثَنِي يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّ ثَنَا أَ بُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّ ثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ حَدَّ ثَنِي عُمَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَال سَمِعْتُ عَطَاء َ بْنَ يَسَارٍ يَقُولُ سَأَ لْتُ أَبَا أَ يُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَا يَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ) كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ فَيَأْكُلُونَ وَ يُطْعِمُونَ حَتَّى تَبَاهَى النَّاسُ فَصَارَتْ كَمَا تَرَى(

Dari Abu Ayyub t, ia berkata : "Pada zaman Rasulullah r orang berkurban dengan seekor domba untuknya dan untuk keluarga seisi rumahnya. Mereka memakan dan mereka berikan kepada orang lain sampai manusia merasa senang (lega), sehingga mereka seperti yang kau lihat".

12.جواز المشاركة في الاضحية : تجوز المشاركة في الاضحية إذا كانت من الابل أو البقر، وتجزئ البقرة أو الجمل عن سبعة أشخاص إذا كانوا قاصدين الاضحية والتقرب إلى الله، فعن جابر قال: " نحرنا مع النبي، صلى الله عليه وسلم، بالحديبية البدنة عن سبعة والبقرة عن سبعة ". رواه مسلم وأبو داود والترمذي.

12. Bergabung (Urunan) dalam berqurban : Didalam berqurban dibolehkan bergabung, jika binatang qurban itu berupa unta atau sapi. Untruk sapi dan unta berlaku buat tujuh orang, jika mereka semua bermaksud untuk berqurban dan bertaqarrub kepada Allah I.

سنن أبي داود - (ج 7 / ص 474/ح 2326) و سنن الترمذي - (ج 5 / ص 460/ح 1422) : حَدَّ ثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ قَالَ ) نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَّةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ (

Dari Jabir t, ia berkata : Kami menyembelih qurban bersama dengan nabi r di Hudaibiayah, seekor unta untuk tujuh orang, begitu juga sapi".

13.توزيع لحم الاضحية: يسن للمضحي أن يأكل من أضحيته ويهدي الاقارب ويتصدق منها على الفقراء، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " كلوا وأطعموا وادخروا " وقد قال العلماء: الافضل أن يأكل الثلث ويتصدق بالثلث ويدخر الثلث.ويجوز نقلها ولو إلى بلد آخر، ولا يجوز بيعها ولا بيع جلدها.[ ولا يعطى الجزار من لحمها شيئا كأجر، وله أن يكافئه نظير عمله ] وإنما يتصدق به المضحي أو يتخذ منه ما ينتفع به.وعند أبي حنيفة أنه يجوز بيع جلدها ويتصدق بثمنه وأن يشتري بعينه ما ينتفع به في البيت.

13. Pembagian Daging Qurban : Disunahkan bagi orang yang berqurban memakan daging qurban dan menghadiahkannya kepada para kerabat, dan menyedekahkannya kepada orang-orang fakir. Rasulullah r bersabda : " كلوا و أطعموا وادخروا " (makan dan berilah makan kepada tamu dan simpanlah). Didalam kaitan ini para ulama mengatakan yang afdhal bahwa ia (pekurban) boleh memakan sepertiga, bersedekah sepertiga dan menyimpan sepertiga (baik pula apabila 2/3 dagingnya diberikan fakir miskin dan tetangga disekelilingnya). Daging qurban boleh diangkut sekalipun ke Negara lain. Tetapi tidak boleh dijual, dan tidak boleh memberi tukang potong daging sebagai upah dari dagingnya. Menurut Imam Abu Hanifah, bahwa boleh menjual kulitnya dan bayarannya disedekahkan kepada fakir miskin.

Masalah menjual kulit kita bahas sebagai berikut : KH Saiful Islam Mubarak menjawab dalam bukunya Masalah Kontroversial dalam Haji dan Qurban tentang kulit hal 177-179, dimana beliau mendapat pertanyaan, "Saya mendengar seorang tokoh melarang menjual kulit binatang qurban, dan dia menyuruh panitia agar memotong-motong kulitnya untuk dibagikan. Saya tidak mengerti, apa gunanya kulit kambing yang sudah dipotong-potong?", Beliau menjawab :

سنن أبي داود - (ج 7 / ص 481/ح 2430) و مسند أحمد - (ج 42 / ص 209/ح 19798) : حَدَّ ثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّ ثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَ يْعٍ حَدَّ ثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّ اءُ عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ عَنْ نُبَيْشَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ) إِ نَّا كُنَّا نَهَيْنَا كُمْ عَنْ لُحُو مِهَا أَنْ تَأْكُلُوهَا فَوْقَ ثَلاَ ثٍ لِكَيْ تَسَعَكُمْ فَقَدْ جَاءَ اللَّهُ بِالسَّعَةِ فَكُلُوا وَ ادَّخِرُوا وَ اتَّجِرُوا أَلاَ وَ إِنَّ هَذِهِ اْلأَ يَّامَ أَ يَّامُ أَكْلٍ وَ شُرْبٍ وَ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ (

Dari Nubaisyah berkata, Rasulullah r telah bersabda : "Sesungguhnya kami telah melarang kamu memakan dagingnya melewati 3 hari. Supaya kamu mendapat keleluasaan maka Allah memberi keleluasaan, karena itu makanlah, simpanlah dan juallah. Ingatlah bahwa beberapa hari ini adalah hari-hari untuk makan, minum dan zikir kepada Allah U".

Menurut hadits ini, daging kurban tidak harus dibagikan keseluruhan atau dihabiskan pada hari Tasyriq, tetapi kaum muslimin diperbolehkan menyimpan daging qurban melebihi tiga hari bahkan mereka diperbolehkan untuk menjualnya. Bila mereka diijinkan untuk menjual dagingnya, menjual kulitnyapun diperbolehkan, terutama penggunaan kulit tidak dapat dilakukan kecuali hanya o;eh orang-orang tertentu. Namun demikian ada pula yang tidak memperbolehkan seperti yang dikutip oleh Ibnu Katsir.

تفسير ابن كثير - (ج 5 / ص 430) : و أما الجلود، ففي مسند أحمد عن قتادة ابن النعمان في حديث الأضاحي : "فكلوا وتصدقوا، واستمتعوا بجلودها، و لا تبيعوها".و من العلماء من رخص [في ذلك] ، و منهم من قال : يقاسم الفقراء ثمنها، و الله أعلم.

Adapun kulitnya maka dalam musnad Ahmad dari Qatadah bin Nu'man dalam Hadits tentang qurban : : maka makanlah, sedekahkanlah dan nikmatilah dengan kulitnya, jangan menjualnya. Dan sebagian ulama ada yang memberi keringanan untuk menjual kulitnya. Diantara mereka ada yang mengatakan agar hasil penjualannya dibagikan kepada fakir miskin.

Masalah pembagian daging qurban bagi yang non muslim : bagaimana jika dibagikan kepada tetangga non muslim, baik dia kaya atau miskin, bolehkah kita membaginya ?. Maka KH Saiful Islam Mubarak[1] menjawab :

وَ الْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْ كُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَ افَّ فَإِذَ ا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَ أَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَ الْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْ نَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون [الحج/36]

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi`ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS Al Hajj (22) : 36).

Beberapa pelajaran dari ayat diatas :

1. Allah I telah menjadikan binatang qurban sebagai suatu syiar untuk diketahui semua manusia. Syiar ini adalah salah satu sasaran utama dari ibadah qurban.

2. Syiar tersebut dapat bermanfaat bagi semua yang menyaksikannya.

3. Manfaat qurban tidak hanya bersifat maknawi, tetapi juga bersifat materi, yaitu berupa makanan yang dinikmati semua lapisan masyarakat.

4. Orang yang mengeluarkan qurban dipersilahkan untuk memakan dagingnya.

5. Pembagian daging qurban disalurkan kepada semua yang memerlukannya baik yang dikenal maupun tidak dikenal.

6. Pembagian tersebut tidak hanya disalurkan kepada fakir miskin, tetapi juga disalurkan kepada orang yang merasa cukup dan tidak minta.

7. Karena tidak disebutkan syarat keimanan mustahik, berbeda dengan mustahik zakay, maka dipahami bahwa daging qurban dapat disalurkan kepada non muslim. Namun demikian, kaum muslimin menempati prioritas ulama karena Rasulullah r bersabda :

صحيح ابن حبان - (ج 3 / ص 103/ح 555) : عن أبي سعيد الخدري ، عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه ، قال ) لا تصاحب إلا مؤمنا ، ولا يأكل طعامك إلا تقي (

Dari Abu Said al Khudri, dari Nabi, sesungguhnya beliau bersabda , "Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan mukmin dan janganlah dimakan makananmu kecuali oleh orang yang bertaqwa".

Adapun seberapa banyak daging yang harus disalurkan kepada orang lain, mengutip pernyataan Imam Syafii, Al Jashash berkata :

أحكام القرآن للشافعي - (ج 1 / ص 253) : قَالَ الشَّافِعِيُّ : وَ اجِبُ مَنْ أَهْدَى نَافِلَةً أَنْ يُطْعِمَ الْبَائِسَ الْفَقِيرَ ؛ لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى : { فَكُلُوا مِنْهَا وَ أَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ } ، وَ لِقَوْلِهِ عَزَّ وَ جَلَّ : { فَكُلُوا مِنْهَا وَ أَطْعِمُوا الْقَانِعَ و َالْمُعْتَرَّ } .وَ الْقَانِعُ هُوَ : السَّائِلُ ؛ وَ الْمُعْتَرُّ هُوَ : الزَّائِرُ ، وَالْمَارّ ُ بِلَا وَقْتٍ فَإِذَا أَطْعَمَ مِنْ هَؤُلَاءِ وَاحِدًا : كَانَ مِنْ الْمُطْعِمِينَ وَ أَحَبُّ إلَيَّ مَا أَكْثَرَ أَنْ يُطْعِمَ ثُلُثًا ، وَ أَنْ يُهْدِيَ ثُلُثًا ، وَيَدَّخِرَ ثُلُثًا : يَهْبِطُ بِهِ حَيْثُ شَاءَ .قَالَ : وَ الضَّحَايَا فِي هَذِهِ السَّبِيلِ وَ اَللَّهُ أَعْلَمُ

Al Syafi'i berkata : "Wajib atas orang yang mengeluarkan hadyu sunnat memberi (dagingnya) kepada faqir yang sengsara sesuai dengan firman Allah : "Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk orang-orang yang sengsara lagi fakir'. Dan firman Allah : 'Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta, yaitu orang yang meminta dan orang yang berjalan tanpa batas waktu. Bila salah seorang dari mereka telah mendapatkannya maka terpenuhilah kewajiban. Dan yang lebih aku senangi adalah mengeluarkan sepertiga untuk mereka, sepertiga untuk dihadiahkan dan sepertiga lagi disimpan dan digunakan sesuai keinginan. Wallohu 'alam.

Kini dapat kita ketahui bahwa harta kaum muslimin sangat bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Islam sangat penuh perhatian kepada urutan prioritas sebagai berikut :

1. Zakat fitrah yang dikeluarkan hanya pada waktu tertentu disalurkan hanya untuk orang fakir miskin. Karena itu kita wajib menyayangi orang miskin.

2. Zakat penghasilan, perhiasan dan lainnya dibagikan kepada 8 ashnaf termasuk didalamnya fakir miskin. Karena harta kaum muslimin harus dimanfaatkan disamping untuk menolong orang lemah juga dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah, sosial dan politik.

3. Infak fisabilillah diluar zakat disalurkan kepada orang mukmin dan kepentingan Islam. Termasuk didalamnya point 1 dan 2 ditambah dengan orang mukmin lainnya tanpa batas. Karena harta kaum muslimin harus dimanfaatkan untuk meningkatkan ukhkuwah islamiyah yang merupakan syarat utama meraih ketakwaan yang hakiki.

4. Qurban, hadyu, dam dan aqiqah, Allah jadikan sebagai suatu syiar Islam yang menarik perhatian semua manusia di seluruh dunia. Sehingga harta kaum muslimin bermanfaat bagi terwujudnya Islam sebagai rahmatan lil alamiin. Hal ini telah dilakukan pemerintah Saudi Arabia dalam penyalurannya dengan pengiriman daging-daging tersebut ke Negara-negara yang memerlukannya setelah diawetkan dan dikemas siap saji bagi yang memakannya.

Masalah dilapangan yang sering ditemui tentang upah penyembelih qurban : Ada yang mengatakan bahwa orang yang menyembelih qurban jangan diberi upah sebab ini urusan ibadah. Bagaimana kalau binatang yang akan disembelih itu banyak dan tidak ada orang yang sanggup menyembelih kecuali para ahli yang sangat terbatas?. KH Saiful Islam Mubarak [2] menjawab : Sebelum membahas masalah diatas, perlu kita ketahui terlebih dahulu bagaimana bimbingan Rasulullah r dalam menyembelih binatang secara umum. Beliau bersabda :

سنن أبي داود - (ج 7 / ص 485/ح2432) و صحيح مسلم - (ج 10 / ص 122/ح 3615) و سنن النسائي - (ج 13 / ص 404/ح 4335) و سنن ابن ماجه - (ج 9 / ص 342/ح 3161) و مسند أحمد - (ج 34 / ص 477/ح 16490) و السنن الكبرى للبيهقي - (ج 8 / ص 60) و مصنف عبد الرزاق - (ج 4 / ص 492/ح 8603) و الآحاد والمثاني لابن أبي عاصم - (ج 6 / ص 20/ح 1824) و المعجم الصغير للطبراني - (ج 3 / ص 198/ح 1085) و سنن الدارمي - (ج 6 / ص 109/ح 2022) و مستخرج أبي عوانة - (ج 15 / ص 189/ح 6251) و صحيح ابن حبان - (ج 24 / ص 307/ح 5982) : حَدَّ ثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَ اهِيمَ حَدَّ ثَنَا شُعْبَةُ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّ اءِ عَنْ أَبِي قِلاَ بَةَ عَنْ أَبِي اْلأَشْعَثِ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ خَصْلَتَانِ سَمِعْتُهُمَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ) إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْ ءٍ فَإِذَ ا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا قَالَ غَيْرُ مُسْلِمٍ يَقُولُ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَ إِذَ ا ذَ بَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّ بْحَ وَ لْيُحِدَّ أَحَدُ كُمْ شَفْرَ تَهُ وَ لْيُرِ حْ ذَبِيحَتَهُ (

Dari Syadad bin Aus berkata, dua hal yang dicatat dari Nabi r, beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah I, mencintai ihsan (beramal dengan sebaik-baiknya) dalam segla hal. Maka jika kamu menyembelih lakukanlah dengan baik, dan bila kamu membunuh maka lakukanlah dengan baik. Yaitu dengan menajamkan goloknya dan membuat yang disembelih dalam keadaan tenang (tidak tersiksa).

Hadits ini mengajarkan kepada kaum muslimin agar bekerja secara professional. Tidak semua orang dapat menyembelih binatang dengan baik dan benar. Karena itu bila tersedia binatang yang banyak, hendaklah diserahkan menyembelihnya kepada yang ahli. Dan seorang yang ahli akan menjadikan pekerjaannya sebagai mata pencaharian. Sangat penting bagi setiap muslim untuk menghargai pekerjaannya yang sangat bermanfaat bagi umat.

Adapun pernyataan bahwa ibadah tidak boleh diberi imbalan, pernyataan tersebut perlu dikaji lebih lanjut. Sebab, semua amal seorang muslim hendaklah diniatkan untuk ibadah. Jika seorang ahli potong binatang mencari nafkah dengan bekerja di tempat penjual binatang sebagai tukang sembelih binatang hadyu, qurban, dam, dan aqiqah, sementara orang yang memintanya menyembelih binatang tidak mau memberi imbalan, hal tersebut termasuk khianat kepadanya. Padahal jika tidak dia sembelih, tentu akan dihadapkan kepada kesulitan dan kerusakan. Rasulullah bersabda :

صحيح البخاري - (ج 1 / ص 103/ح 57) : إِذَ ا وُسِّدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

"Bila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah saat (kehancurannya)".

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa memberi upah kepada orang yang menyembelih binatang qurban adalah termasuk : (1) Amal ibadah yang bermanfaat bagi semua pihak; (2) Bertambah amal bagi yang berqurban; (3) Menghasilkan sembelihan yang terbaik dan bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya; (4) memberi manfaat bagi ahli potong binatang, baik di dunia ataupun di akhirat.

14.المضحي يذبح بنفسه : يسن لمن يحسن الذبح أن يذبح أضحيته بيده ويقول: بسم الله والله أكبر، اللهم هذا عن فلان - ويسمينفسه - فإن رسول الله، صلى الله عليه وسلم، ذبح كبشا وقال: بسم الله والله أكبر، اللهم هذا عني وعن من لم يضح من أمتي ". رواه أبو داود والترمذي. فإن كان لا يحسن الذبح فليشهده ويحضره، فإن النبي، صلى الله عليه وسلم، قال لفاطمة: يا فاطمة، قومي فاشهدي أضحيتك فإنه يغفر لك عند أول قطرة من مها كل ذنب عملته، وقولي: " إن صلاتي ونسكي (النسك: الذبح) ومحياي ومماتي لله رب العالمين، لا شريك له، وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين ".فقال أحد الصحابة: يا رسول الله، هذا لك ولا هل بيتك خاصة أو للمسلمين عامة؟ قال رسول الله، صلى الله عليه وسلم: بل للمسلمين عامة.

14. Orang Yang Berkurban Menyembelih Sendiri

Orang yang berqurban yang pandai menyembelih disunahkan menyembelih sendiri binatang qurbannya. Disunnahkan membaca : بِسْمِ اللهِ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَ للَّهُمَّ هَذَ ا عَنْ فُلاَ نٍ : Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar, Allohumma ya Allah, qurban ini dari si ..(sebut namanya). Dan Rasulullah r menyembelih seekor kambing kibasy dan membaca :

بِسْمِ اللهِ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَ للَّهُمَّ هَذَ ا عَنِّي وَ عَنْ مَنْ لمَ ْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِيْ (Dengan nama Allah, dan Allah Maha besar, Allohumma ya Allah sesungguhnya ini dariku dan dari umatku yang belum berqurban). Jika orang yang berkurban tidak pandai menyembelih, dia hendaknya menyaksikan penyembelihannya.

المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 17 / ص 383/ح 7632) و المعجم الأوسط للطبراني - (ج 6 / ص 65/ح2609) و السنن الكبرى للبيهقي - (ج 5 / ص 239) : أخبرنا أبو بكر بن إسحاق الفقيه ، ثنا إسماعيل بن قتيبة ، ثنا أبو بكر بن أبي شيبة ، ثنا النضر بن إسما عيل البجلي ، ثنا أبو حمزة الثمالي ، عن سعيد بن جبير ، عن عمران بن حصين رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم ، قال ) يَا فَاطِمَةُ قُوْ مِي فَاشْهَدِي أُضْحِيَتَكَ فَإِنَّهُ يَغْفِرُ لَكَ عِنْدَ أَوَّلِ قَطْرَ ةٍ مِنْ دَ مِهَا كُلِّ ذَ نْبٍ عَمِلْتَهُ، َو قُوْ لِي: إِنَّ صَلاَ تِي وَ نُسُكِي (النسك: الذبح) وَ مَحْيَايَ وَ مَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، لاَ شَرِ يكَ لَهُ، وَ بِذَ لِكَ أُمِرْ تُ وَ أَنَا أَوَّلُ اْلمُسْلِمِيْنَ ".فَقَالَ أَحَدُ الصَّحَابَةِ : يَا رَسُولَ اللهِ، هَذَ ا لَكَ وَ لاَ هَلْ بَيْتِكَ خَاصَّةً أَوْ لِلْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً؟ قال رسول الله، صلى الله عليه وسلم : بَلْ لِلْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً (. « هذا حديث صحيح »

Dari Imran ibn Husein t, ia berkata : Rasulullah r telah bersabda : " Hai Fathimah, bangunlah. Dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kau lakukan. Dan bacalah : 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku (qurbanku) hidupku dan matiku untuk Allah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagiNya. Dan untuk itu aku diperintah. Dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah'. Seseorang sahabat lalu bertanya : "Wahai Rasulullah, apakah ini untukmu dan khusus keluargamu atau untuk kaum muslimin secara umum?". Rasulullah r menjawab : "Bahkan untuk kaum muslimin umumnya".

Dari Hadis ini juga jelas sambil menyaksikan hewan qurbannya dipotong pengqurban mengucapkan :

إِنَّ صَلاَ تِي وَ نُسُكِي (النسك : الذبح) وَ مَحْيَايَ وَ مَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، لاَ شَرِ يكَ لَهُ، وَ بِذَ لِكَ أُمِرْ تُ وَ أَنَا مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ

'Sesungguhnya shalatku, ibadahku (qurbanku) hidupku dan matiku untuk Allah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagiNya. Dan untuk itu aku diperintah. Dan akutermasuk dari orang orang yang menyerahkan diri kepada Allah'.


15. Syarat Menyembelih [3] : Para penyembelih binatang qurban atau binatang sembelihan lain hendaknya memperhatikan hal-hal yang disyariatkan. Para ulama fikih sepakat bahwa penyembelihan yang memutuskan tenggorokan, mari', dan dua urat leher menjadikan hewan yang disembelih boleh dimakan. Akan tetapi, mereka berbeda pendapat mengenai jumlah yang harus putus.

Yang dimaksud dengan masing-masing dari keempat bagian urat leher itu secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Hulqul (tenggorokan), yaitu saluran napas.

2. Mari', yaitu saluran makanan dan minuman yang berda dibawah tenggorokan.

3. Wadajain (dua urat leher), yaitu dua urat yang berada pada dua sisi leher yang mengelilingi tenggorokan. Dan menurut dalil salah satu pendapat, yaitu yang mengelilingi mari'.

Imam Hanafi, mewajibkan yang putus adalah tiga bagian saja tanpa ditentukan oleh empat bagian, Imam Maliki berpendapat minimal harus putus dua urat leher dan tenggorokan, serta tidak boleh kurang dari itu. Imam Syafi'i dan Imam Hanbali menyatakan bahwa Tenggorokan dan mari' wajib putus disunnahkan putus juga dua urat lehernya itulah kesempurnaan sembelihan.


16. Rukun Menyembelih [4] : (1) Penyembelih, syaratnya hendaklah orang Islam atau ahli kitab (yang telah diajari cara sembelihan dengan Qur'an dan As-sunnah) dan dengan kesengajaan ; (2) Yang disembelih, binatang yang halal dimakan ; (3) Alat (perkakas) menyembelih, semua barang tajam, melukakan, besi atau bamboo atau lain-lainnya, boleh dipakai untuk menyembelih, kecuali gigi dan kuku, begitu juga segala macam tulang. Sabda Rasulullah r :

صحيح البخاري - (ج 17 / ص 228/ح5117) و سنن أبي داود - (ج 7 / ص 494/ح 2438) : حَدَّ ثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّ ثَنَا أَ بُو الأَحْوَصِ حَدَّ ثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَا يَةَ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ رَ افِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ) مَا أَ نْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ فَكُلُوهُ مَا لَمْ يَكُنْ سِنٌّ وَلَا ظُفُرٌ (

Dari Rafi', ia berkata, telah bersabda Rassulullah r : "Sesuatu yang mengalirkan darah dan yang disembelih dengan menyebut nama Allah, makanlah olehmu, terkecuali (yang disembelih) dengan gigi dan kuku".


17. Sunnah menyembelih [5]: (1) Memotong dua urat (sunnah) dan Tenggorokan serta lubang makan-minum (mari') ; (2) Binatang yang panjang lehernya, sunnat disembelih di pangkal lehernya, maksudnya juga supaya lekas mati ; (3) Binatang yang disembelih itu hendaklah digulingkan ke sebelah rusuk yang kiri, supaya mudah bagi orang yang menyembelihnya ; (4) Dihadapkan ke kiblat (Ka'bah) (5) Membaca Bismillah (wajib), dan shalawat atas nabi ditambah bertakbir atau yang telah dicontohkan dan dibahas didepan.



[1] Masalah Kontroversial dalam Haji dan Qurban, KH Saiful Isalam Mubarak.Lc. MAg, Syaamil Cipta Media Bandung, Cetakan Pertama, 2004

[2] Masalah Kontroversial dalam Haji dan Qurban, KH Saiful Isalam Mubarak.Lc. MAg, Syaamil Cipta Media Bandung, Cetakan Pertama, 2004

[3] Al Ath 'imah wadz Dzabaa-ih fil fiqhil Islami (Hukum Makanan dan Sembelihan dalam pandangan Islam), Dr Abu Sari' Muhammad Abdul Hadi, alih bahsa Drs H. Sofyan Suparman, Trigenda Karya, Cetakan Pertama, tahun 1997.

[4] Fiqih Islam, H. Sulaiman Rasjid, halaman 443, Attahiriyah, cetakan ketujuh belas, Jakarta

[5] Fiqih Islam, H. Sulaiman Rasjid, halaman 444, Attahiriyah, cetakan ketujuh belas, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar