Al Qur'an

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَ ةَ وَ أْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَ انْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ اصْبِرْ عَلَى مَا أَصَا بَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُور [لقمان/17]

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Lukmaan (31) : 71

SILAHKAN DISEBARKAN

SILAHKAN DIPERBANYAK / DISEBARKAN DENGAN COPY PASTE ASAL SEBUTKAN SUMBERNYA, TERIMA KASIH

Selasa, 30 Agustus 2011

Etika Dialog : Bahaya dan manfaat Senda Gurau



Senda gurau itu sebenarnya tercela dan dilarang, dan hanya sedikit sekali, dalam senda gurau itu yang diperbolehkan. Itupun dalam pengecualian. Supaya tidak berlebihan maka kadarnya seperti garam dalam makanan, berlebihan membuat makanan asin, kalau tanpa garampun rasanya menjadi hambar. Lihatlah beberapa hadits dibawah ini.

سنن الترمذي - (ج 7 / ص 273/ح 1918) و  مسند أبي يعلى الموصلي - (ج 15 / ص 298/ح 7323)  :   حَدَّ ثَنَا  زِيَادُ  بْنُ   أَ يُّوبَ   الْبَغْدَ ادِيُّ  حَدَّ ثَنَا  الْمُحَارِ بِيُّ  عَنِ  اللَّيْثِ  وَ  هُوَ   ابْنُ   أَبِي  سُلَيْمٍ عَنْ   عَبْدِ الْمَلِكِ   عَنْ   عِكْرِمَةَ  عَنِ ابْنِ  عَبَّاسٍ  عَنِ  النَّبِيِّ   صَلَّى  اللَّهُ   عَلَيْهِ  وَ  سَلَّمَ   قَالَ  )  لاَ   تُمَارِ   أَخَاكَ   وَ  لاَ   تُمَازِحْهُ   وَ  لاَ   تَعِدْ هُ   مَوْعِدَ ةً   فَتُخْلِفَهُ (

Dari Ibnu Abbas t, ia mendapat kabar dari Nabi r, beliau bersabda :("Janganlah kamu berbantah-bantahan dengan saudaramu, janganlah kamu bersenda gurau dengannya dan janganlah kamu berjanji kepadanya dengan suatu janji, lalu kamu tidak menepatinya")

Imam Ghazali menerangkan dalam kitab Al-Ihyanya : "Jika dirimu menyimpan pertanyaan, saling berbantah-bantahan atau berdebat itu memang menyakitkan, karena terkesan mengingkari teman atau membodohkannya. Sedangkan dalam masalah senda gurau tidaklah mengandung hal seperti itu, melainkan tampak keakraban, terkesan lapang dada dan baik hati. Bagaimana mungkin hal tersebut dilarang".  Beliau melanjutkan kembali : "Ketahuilah bahwa senda gurau yang dilarang adalah senda gurau yang berlebih-lebihan dan dilakukan dengan terus menerus. Jika senda gurau itu menimbulkan banyak tertawa, maka senda gurau yang memperbanyak tawa itu akan mematikan hati, menimbulkan kedengkian dan menjauhkan kehormatan serta kewibawaan. Adapun selama senda gurau itu jauh dari mematikan hati, menimbulkan kedengkian dan menjatuhkan martabat, maka tidaklah tercela (tidak dilarang)".

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :   عن   النبي  صلى   الله  عليه  و سلم   أنه   قال  )  إِ نِّى  لأَ مْزَ  حُ   وَ  لاَ   أَ قُوْ لُ  إِلاَّ  حَقًّا (

Rasulullah r bersabda : ("Sesungguhnya aku bersenda gurau dan aku tidak mengatakan senda gurau kecuali berisi kebenaran".[1])

Barang kali hanya Rasulullah r yang mampu bersenda gurau dengan berkata-kata tentang kebenaran. Sedangkan selain Rasulullah r, jika telah bersenda gurau, bagaimanapun keadaannya biasanya bertujuan membuat orang lain tertawa.

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :  و قد  قال  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم ) إِ نَّ   الرَّ جُل َ   لَيَتَكَلَّمَ   بِا لْكَلِمَةٍ يَضْحَكُ   بِهَا جُلُسَاءُ هُ   يَهْوٍ ى   في  النار أَ بْعد  من  الثُّريا (

Rasulullah r bersabda : ("Sesungguhnya seorang lelaki berbicara dengan kata-kata yang membuat teman-teman duduknya jadi tertawa ( Dia sengaja mengarang-ngarang cerita bohong dan berbohong untuk membuat orang tertawa), ia akan jatuh di neraka lebih jauh daripada bintang Tsuraya".[2])

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :  و قال  عمر رضي  الله  عنه :  من   كثير   ضحكه  قلت  هيبته،  و  من  مز  ح   استخف  به، و  من   أكثر  من  شيء   عرف به،  و  من   كثر   كلامه   كثر  سقطه،  و  من   كثر  سقطه   قل حياءه،  و  من   قل   حياؤه   قل  و رعه،  و  من قل   ورعه  مات  قلبه.

Umar bin Khatab t berkata : "Barang siapa banyak tertawa, pasti kurang kewibawaannya. Barang siapa bersenda gurau, pasti ia dianggap remeh. Barang siapa sering melakukan sesuatu, pasti ia terkenal. Barang siapa banyak bicara, pasti banyak kesalahan. Barang siapa banyak kesalahannya, pasti sedikit rasa malunya. Barang siapa sedikit rasa malunya, pasti sedikit sifat wara'nya. Barang siapa sedikit sifat wara'nya, pasti hatinya menjadi mati".

Dan tertawa yang berlebih-lebihan, menunjukkan kelalaian terhadap akhirat. Lihat bagaimana Rasulullah r bersabda dan para sahabat menuturkan kisah-kisah terman-temannya.

صحيح البخاري - (ج 20 / ص 318/ح  6146) و مسند أحمد - (ج 15 / ص 227/ح 7187)  و المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 20 / ص 137/ح 8876)  :  حَدَّ ثَنِي  إِبْرَ اهِيمُ  بْنُ  مُوسَى  أَخْبَرَ نَا  هِشَامٌ  هُوَ  ابْنُ   يُوسُفَ  عَنْ  مَعْمَرٍ  عَنْ  هَمَّامٍ  عَنْ   أَبِي  هُرَ يْرَةَ   قَالَ   قَالَ   أَ بُو  الْقَاسِمِ صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ  )  وَ  الَّذِي  نَفْسُ  مُحَمَّدٍ  بِيَدِهِ  لَوْ  تَعْلَمُونَ  مَا  أَعْلَمُ   لَبَكَيْتُمْ   كَثِيرًا  وَ  لَضَحِكْتُمْ  قَلِيلاً (

Dari Abu Hurairah t, ia berkata, telah bersabda Rasulullah r : (" Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggamannya, jika kamu mengerti apa yang kumengerti, pasti kamu banyak menangis dan sedikit tertawa".)

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :  نظر وهيب بن الورد إلى قوم يضحكون في عيد فطر فقال: إن كان هؤلاء قد غفر لهم فما هذا فعل الشاكرين؟ وإن كان لم يغفر لهم فما هذا فعل الخائفين؟

Wahib bin Warid t melihat suatu kaum yang sedang tertawa pada hari raya Idul Fitri. Lalu ia berkata, "Dosa-dosa mereka telah diampuni, maka ini bukan perbuatan orang-orang yang bersyukur (ketika tertawa terbahak-bahak). Dan kalau dosa-dosa mereka belum diampuni, maka perbuatan tersebut bukan merupakan perbuatan orang yang takut kepada Allah I".

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :  وقال ابن عباس: من أذنب ذنباً وهو يضحك دخل النار وهو يبكي.

Ibnu Abbas t berkata : "Barang siapa melakukan suatu perbuatan dosa dengan tertawa, pasti ia masuk neraka dengan menangis".

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :  وقال محمد بن واسع: إذا رأيت في الجنة رجلاً يبكي ألست تعجب من بكائه؟ قيل: بلى، قال: فالذي يضحك في الدنيا ولا يدري إلى ماذا يصير هو أعجب منه؟

Muhammad bin Wasi' berkata : "Seandainya engkau melihat seseorang sedang menangis di surga, apakah kamu tidak heran terhadapnya?". Seseorang menjawab : "Ya, sungguh mengherankan". Muhammad bin Wasi' berkata lagi : "Padahal orang yang tertawa di dunia (secara berlebihan) dan tidak mengerti ke mana ia akan kembali, justru itu lebih mengherankan".

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  : فهذه   آفة   الضحك  و  المذموم   منه  أن   يستغرق   ضحكاً، و  المحمود  منه   التبسم  الذي ينكشف  فيه   السن  و  لا  يسمع له  صوت. و  كذلك  كان  ضحك  رسول  الله  صلى  الله  عليه  و سلم

Imam Ghazali berkata : "Inilah bahayanya tertawa yang berlebihan, yang merupakan perbuatan tercela. Sedangkan yang terpuji adalah tersenyum sampai terbuka giginya tetapi tidak terdengar suaranya. Demikianlah cara Rasulullah r tertawa".

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :  قال القاسم مولى معاوية: )أقبل أعرابي إلى النبي صلى الله عليه وسلم على قلوص له صعب فسلم فجعل كلما دنا من النبي صلى الله عليه وسلم ليسأله يفر به فجعل أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يضحكون منه، ففعل ذلك مراراً ثم وقصه فقتله فقيل:  يا رسول  الله  إن  الأعر ابي  قد صر عه  قلوصه  و قد هلك،  فقال  " نعم،  و أفواهكم  ملأ ى  من  دمه "(

Al Qasim – budak Muawiyah – berkata : ("Seorang Badui datang bermaksud hendak menghadap Rasulullah r dengan mengendarai unta yang berkaki panjang. Sehingga binatang itu sulit dikendalikan. Orang Badui tersebut mengucapkan salam. Setiap kali mendekati Rasulullah r untuk bertanya, untanya lari menjauh. Karena yang demikian itu terjadi terus, sehingga para sahabat mentertawakannya, dan akhirnya orang Badui tersebut tidak bisa mengendalikan untanya serta terlempar dari punggungnya dan mati terinjak-injak. Salah seorang sahabat berkata : "Wahai Rasulullah, orang itu terlempar dari binatangnya dan kini telah tewas". Maka Rasulullah r bersabda : "Ya, dan mulut-mulut kalian penuh dengan darahnya".)

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 325)  :   سعيد بن  العاص  لابنه:  يا بني  لا تمازح  الشريف  فيحقد عليك  و لا  الدنيء  فيجترئ عليك.  و قال  عمر بن عبد العزيز رحمه  الله  تعالى :  اتقوا  الله  و إياكم  و  المزا ح   فإنه  يورث  الضغينة  و  يجر  إلى  القبيح، تحدثوا  بالقرآن  و  تجالسوا به   فإن  ثقل  عليكم  فحديث  حسن  من  حديث  الرجال. و قال  عمر رضي الله  عنه: أتدرون  لم   سمي  المزا ح  مزاحاً؟ قالوا  لا، قال :  لأنه  أزا ح   صاحبه  عن  الحق

Said bin Al Ash berkata kepada anaknya : "Wahai anakku, janganlah kamu mengajak bercanda kepada orang yang mulia, karena ia akan marah kepadamu. Jangan pula mengajak senda gurau dengan orang yang rendah karena ia akan mempermainkanmu (dengan senda gurau yang keterlaluan)".   Umar bin Abdul Aziz berkata : Bertakwalah kepada Allah I dan jauhilah senda gurau itu yang akan menimbulkan kedengkian dan mendorong kepada perbuatan keji. Bicaralah mengenai Al Qur'an dan duduk-duduklah dengannya. Kalau itu berat kau lakukan, maka berbicaralah tentang kebaikan tokoh teladan". Umar bin Khatab t berkata : "Apakah kamu mengetahui, mengapa senda gurau itu dinamakan senda gurau?" Mereka menjawab : "Tidak tahu". Umar bin Khatab t kemudian menjelaskan :" Senda gurau itu menjauhkan pelakunya dari kebenaran".

Jika kita mampu bersenda gurau sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah r dan para sahabatnya, yaitu senda gurau dengan tidak berkata kecuali kebenaran, tidak menyakiti hati orang lain, tidak berlebih-lebihan dan sekedar selingan, maka hal itu tidak dilarang. Tapi apakah kita mampu melakukan hal yang demikian?. Termasuk kesalahan besar jika seseorang bersenda gurau melewati batas, kemudian ia berdalih dengan menyandarkan hal tersebut sesuai dengan perbuatan Rasulullah r. Berdalih seperti itu tidaklah benar karena di antara dosa-dosa kecil ada yang menjadi besar karena sering dilakukan. Begitu pula perkara mubah akan menjadi dosa kecil jika dilakukan terus menerus. Maka hendaknya canda tawa kita yang berlebihan di atur dan di arahkan dengan baik.

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 326)  :  روى  أبو  هر يرة  )أنهم  قالوا  يا رسول  الله  إنك  تداعبنا  فقال    إِ نِّي  وَ  إِ نْ  دَ اعَبْتــُكُمْ  لاَ   أَقُوْلُ  إِلاَّ حَقّاً  (

Diriwayatkan dari Abu Hurairah t,(ia menerangkan bahwa suatu ketika para sahabat berkata : "Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau bersenda gurau dengan kami". Maka Rasulullah r berkata : "Meskipun aku bersenda gurau dengan kalian, sesungguhnya tidaklah aku berkata melainkan kebenaran".)
إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 326)  :  و قال  عطاء:  إن رجلاً سأل ابن عباس أكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يمزج؟ فقال: نعم، قال: فما كان مزاحه؟ قال: كان مزاحه أنه صلى الله عليه وسلم كسا ذات يوم امرأة من نسائه ثوباً واسعاً فقال هلا " البسيه واحمدي وجري منه ذيلاً كذيل العروس وقال أنس: إن النبي صلى الله عليه وسلم كان من أفكه الناس مع نسائه وروي أنه كان كثير التبسم

Atha' t berkata : "Sesungguhnya seseorang bertanya : "Apakah Rasulullah r suka bersenda gurau?". Ibnu Abbas t menjawab : "Ya". Orang itu bertanya : "Bagaimana bersenda guraunya Rasulullah r?". Ibnu Abbas t menjawab : "Bersenda guraunya adalah bahwa beliau r pada suatu hari memakaikan kepada salah seorang isterinya pakaian yang lapang dan panjang kemudian  beliau r bersabda kepadanya : " Pakaikan pakaian ini, pujilah Allah I dan tariklah (seretlah) ujung dari pakaian itu seperti ujung pakaian pengantin".  Anas bin Malik t berkata pula : "Sesungguhnya Rasulullah r adalah orang yang paling banyak bergurau dengan isteri-isterinya", diriwayatkan pula bahwa beliau r orang yang banyak tersenyum.

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 326)  :  عن  الحسن  قال :  أتت  عجوز  إلى  النبي  صلى  الله  عليه  و سلم  فقال  لها  صلى   الله  عليه وسلم  ) لاَ   يَدْخُلُ   اْلجَنَّةَ   عَجُوْزٌ (  فبكت    فقال  : )  إِنــَّكِ  لَسْتِ   بِعَجُوْزٍ  يَوْمَئِذٍ،  قال الله تعالى  :  إِ نَّا أَنْشَأْ نَاهُنَّ إِنْشَاءً  فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا [الواقعة/35، 36] (

Dari Al Hasan t ia berkata : ("Seorang wanita tua datang kepada Rasulullah r, Lalu Rasulullah r bersabda kepadanya : "Wanita tua tidak masuk syurga". Lalu wanita tua itu menangis, maka beliau r bersabda : "Sesunggunya kamu ( wanita tua) tidak pada ketuaanmu pada hari itu, Allah I berfirman : Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bagaikan bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan".[3])

إحياء علوم الدين -  أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 326)  :  و  قال  زيد بن  أسلم  :  إن   امرأة   يقال  لها  أم  أيمن  جاءت   إلى   النبي  صلى  الله  عليه  و سلم   فقالت :  إن  زوجي  يدعوك،  قال  " و من  هو  أهو  الذي  بعينه  بياض؟ "  قالت :  و الله  ما بعينه  بياض ! فقال  " بل  إن  بعينه  بياضاً "   فقالت : لا  و الله،  فقال  صلى  الله  عليه  و سلم "  ما  من  أحد  إلا  و بعينه  بياض "  و أراد  به  البياض  المحيط  بالحدقة

Zaid bin Aslam t berkata : Sesungguhnya seorang wanita dipanggil Ummu Aiman datang kepada Rasulullah r, lalu ia berkata : "Sesungguhnya suamiku, mengundang engkau". Lalu beliau r bertanya : "Siapa dia?, apakah yang di matanya ada putih-putihnya?". Wanita itu menjawab : "Demi Allah!, tidak ada putih-putih dimatanya". Beliau r bersabda : " Iya! Yang dimatanya ada putihnya". Wanita itu berkata : "Tidak demi Allah". Maka Rasulullah r bersabda : Tidaklah seseorang mempunyai mata melainkan di matanya ada warna putihnya".[4]

Dalam hadits-hadits lainpun banyak dikisahkan senda gurau beliau dengan para sahabat, istri-istri serta anak, cucu dan menantunya, tetapi semua itu dalam kewajaran dan tidak ada unsur bohong serta dibuat-buat.


[1]  H.R Ibnu Abid Dunya dari Abu Hurairah
[2]  H.R Ibnu Abid Dunya dari Abu Hurairah
[3]  H.R Turmudzi
[4]  H.R Ibnu Abid Dunya dari hadits Abdah bin Salim Al fahri 

2 komentar:

  1. marak gurauan yg penuh keburukan,
    miris ya.

    BalasHapus
  2. Jombang, Aktual.com – KH Said Aqil Sirodj terpilih kembali menjadi Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2015-2015.

    Dalam pemilihan yang berlangsung hingga Kamis (6/8) pagi di ruang utama Muktamar NU ke-33 di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Kiai Said mendapatkan 287 suara.

    Berikut hasil perolehan suara yang berlangsung hingga pukul 01.45 Wib ;

    BACA SELENGKAPNYA DI :
    Menang Telak, Said Aqil Kembali Pimpin PBNU 2015-2020

    BalasHapus