Mengejek atau mentertawakan orang lain bukanlah akhlak yang mulia sekalipun hal itu hanya bersifat senda gurau. Oleh karena itu mengejek dan mentertawakan adalah perbuatan yang diharamkan karena menyakitkan bagi orang yang di ejek. Allah I berfirman :
يَا أَ يُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُو نُوا خَيْرً ا مِنْهُمْ وَ لاَ نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرً ا مِنْـهُنَّ وَ لاَ تَلْمِزُوا أَ نْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوا بِالْأَ لْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَ مَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُون [الحجرات/11]
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS Al Hujuraat (49) : 11)
Mengejek adalah menghina, meremehkan, memandang rendah dan menyebut-nyebut kelemahan (aib, cacat, dll) serta kekurangan orang lain. Perbuatan itu dilakukan dengan maksud mengundang tawa orang yang mendengar ejekan tersebut. Kadang-kadang mengejek itu tidak dilakukan dengan kata-kata, melainkan dengan cara menirukan gaya orang yang di ejek. Jika hal itu dilakukan di depan orang yang di ejek, maka bukan berarti mengumpan. Tetapi mengandung makna mengumpat.
إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 328) : قالت عائشة رضي الله عنها : حا كيت إنساناً فقال لي النبي صلى الله عليه و سلم ) وَ اللهِ مَا أُحِبُّ أَنِّي حَاكَيْتُ إِنْسَاناً وَ لـِـي كَذَ ا وَ كَذَ ا (
Aisyah t pernah menceritakan keadaan seseorang (kelemahan) orang lain kepada Rasulullah r. Maka Rasulullah r bersabda: ("Demi Allah, aku tidak suka menceritakan keadaan seseorang meskipun aku mempunyai ini dan itu".[1])
وَ يْلٌ لِكُلِّ هُمَزَ ةٍ لُمَزَ ةٍ [الهمزة/1]
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela (QS Al Humazah (104) :1)
Dalam tafsirnya Ibnu katsir menerangkan : kata Al Hammaz berarti orang yang melakukan umpatan dalam bentuk ucapan, sedangkan Al Lammaz berarti orang yang melancarkan celaan dalam bentuk perbuatan. Artinya merendahkan dan menilai orang lain kurang. Ibnu Abbas mengatakan bahwa kata (هُمَزَ ةٍ لُمَزَ ةٍ) berarti orang yang suka mencela dan menilai cacat orang lain. Ar-Rabi bin Annas mengatakan Al Humamazah berarti melakukan pengumpatan dihadapannya, sedangkan al Lumazah adalah celaan yang dilakukan dibelakangnya. Qatadah mengatakan Al Humazah dan al-lumazah itu adalah dengan lidah dan matanya serta (dosanya seperti) memakan daging orang lain dan melontarkan celaan kepada mereka.
صحيح مسلم - (ج 12 / ص 426/ح 4650) و سنن الترمذي - (ج 7 / ص 166/ح 1850) : و عن أَبي هر يرة - رضي الله عنه - : أنَّ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه و سلم - َالَ : )بِِــِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ ( .
Dari Abu Hurairah t, bahwasannya Rasulullah r bersabda : ( "Cukuplah seseorang dikatakan jahat apabila dia menghina saudaranya yang sesama muslim".)
رياض الصالحين – النووي – (ج 2 / ص 209) : و عن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - ، عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - ، قَالَ : ) لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّ ةٍ مِنْ كِبْرٍ!( فَقَالَ رَجُلٌ : إنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْ بُهُ حَسَناً ، وَ نَعْلُهُ حَسَنةً ، فَقَالَ : ) إنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ ، الكِبْرُ : بَطَرُ الحَقِّ ، وَ غَمْطُ النَّاسِ ( . رواه مسلم .
Dari Ibnu Mas'ud t, dari Nabi r, beliau bersabda : ( "Tidak akan masuk syurga yang didalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi". Seorang laki-laki bertanya : "Sesungguhnya ada orang yang suka bajunya bagus dan sandalnyapun bagus". Beliau r bersabda : "Sesungguhnya Allah I itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain".)
إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 328) : و قال صلى الله عليه و سلم ) إِ نَّ اْلمُسْتــَهْزِ ئــِيْنَ بــِالنَّاسِ يُفْتــَحُ ِلأَحَدِهِمْ بـَابٌ مِنَ اْلجَنَّةِ فَيُقَالُ هَلُمَّ هَلُمَّ فَيُنْجِيءُ بِكُرَ بِــِهِ وَ غَمِّهِ فَإِذَ ا أَتَاهُ أُغْلِقَ دُ وْ نـَهُ، ثــُمَّ يُفْتــَحُ لَهُ بَابٌ آخَرُ فَيُقَالُ هَلُمَّ هَلُمَّ فَيُنْجِيءُ بِكُرَ بِــِهِ وَ غَمِّهِ فَـإِذَ ا أَتَاهُ أُغْلِـقَ دُوْ نــَهُ فَمَا يَزَ الُ كَذَ الِكَ حَتــَّى إِ نَّ الرَّجُلِ لَيُفْتــَحُ لَهُ اْلبَابُ فَيُقَالُ لَهُ هَلُمَّ هَلُمَّ فَلاَ يــَأْتــِيْهِ (
Rasulullah r bersabda : (Sesungguhnya orang-orang yang mengolok-olok manusia akan dibukakan pintu surga bagi salah seorang dari mereka. Lalu dikatakan : "Kemarilah…kemarilah..!". Orang itu datang dengan segala kesulitan dan kesedihannya. Apabila ia telah mendekati pintu itu, maka pintu ditutup. Kemudian dibukakan pintu yang lain, lalu dikatakan kepadanya : "Kemarilah…kemarilah..!". Kemudian ia mendekat dengan segala kesulitan dan kesedihannya. Jika ia telah sampai ke pintu, maka pintu itu ditutup untuknya. Ia selalu demikian hingga ada orang lain dibukakan pintu dan dikatakan : "Kemarilah…kemarilah..!". Namun orang itu tidak mendekati pintu tersebut.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar