Al Qur'an

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَ ةَ وَ أْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَ انْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ اصْبِرْ عَلَى مَا أَصَا بَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُور [لقمان/17]

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Lukmaan (31) : 71

SILAHKAN DISEBARKAN

SILAHKAN DIPERBANYAK / DISEBARKAN DENGAN COPY PASTE ASAL SEBUTKAN SUMBERNYA, TERIMA KASIH

Senin, 15 Agustus 2011

Pengetahuan dan Hukum Islam Tentang Riba (Bagian 4)



Larangan Riba dalam Al Qur'an dan As-sunnah  -  (lanjutan)

Didalam kitab Ash-Shahihain (HR Bukhari dan HR Muslim) telah ditegaskan sebuah hadits dari Nu'man bin Basyir t, ia menceritakan, aku pernah mendengar Rasulullah r bersabda [1] :
) إِنَّ   الْحَلاَ لَ   بَيِّنٌ  وَ  إِنَّ   الْحَرَ امَ   بَيِّنٌ  وَ  بَيْنَهُمَا  مُشْتَبِهَاتٌ   لاَ   يَعْلَمُهُنَّ    كَثِيرٌ   مِنَ   النَّاسِ   فَمَنِ  اتَّقَى   الشُّبُهَاتِ   اسْتَبْرَ أَ   لِدِ ينِهِ  وَ  عِرْضِهِ   وَ  مَنْ  وَ  قَعَ   فِي  الشُّبُهَاتِ   وَ  قَعَ   فِي   الْحَرَ امِ   كَالرَّ اعِي   يَرْعَى   حَوْلَ   الْحِمَى   يُوشِكُ   أَنْ   يَرْ تَعَ   فِيهِ (
"Sesungguhnya yang halal itu telah jelas, yang harampun telah jelas, dan diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang samar (diragukan). Barangsiapa menjaga dirinya dari perkara yang diragukan, berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa terjerumus ke dalam keraguan, berarti ia telah terjerumus ke dalam perkara yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar daerah terlarang, lambat laun ia akan masuk ke daalamnya".

Dan didalam kitab as sunan juga diriwayatkan sebuah hadits dari Hasan bin Ali t, ia menceritakan, aku pernah mendengar Rasulullah r bersabda [2] :

) دَعْ   مَا  يَرِ يبُكَ   إِلَى  مَا لاَ  يَرِ يبُكَ  (
"Tinggalkan perkara yang engkau ragukan, menuju kepada perkara yang tidak engkau ragukan".

Dalam hadits lainnya Rasulullah r juga bersabda :

تفسير ابن كثير - (ج 1 / ص 711)  : )  الإِ ثْمُ  مَا حَاكَ   فيِ   اْلقَلْبِ   وَ  تَرَدَّدَتْ   فِيْهِ   النَّفْسُ، وَ  كَرَهَتْ   أَنْ   يَطَّلِعَ   عَلَيْهِ  النَّاسُ (
"Dosa adalah sesuatu yang mengganjal di dalam hatimu, yang mengakibatkan jiwa menjadi ragu, dan engkau tidak suka bila diketahui manusia".

) استفت قلبك ، واستفت نفسك ، استفت قلبك ، واستفت نفسك ، البر ما اطمأنت إليه النفس ، واطمأن إليه القلب ، والإثم ما حاك في النفس ، وتردد في الصدر ، وإن أفتاك الناس ، وأفتوك  ثلاثا (
"Mintalah fatwa kepada hatimu, mintalah fatwa kepada jiwamu, jika kebaikan niscaya menenangkan jiwamu, juga menenangkan hatimu, Dosa adalah sesuatu yang mengganjal di dalam hatimu, yang mengakibatkan dadamu menjadi ragu, dan jika kamu telah meminta fatwa terhadap manusia (dengan ilmu yang dimilikinya), fatwakan oleh dirimu" [3]

Hadits yang lainnya tentang riba :

سنن ابن ماجه - (ج 7 / ص 48/ح 2265)  :   حَدَّ ثَنَا  عَبْدُ  اللَّهِ  بْنُ  سَعِيدٍ  حَدَّ ثَنَا  عَبْدُ  اللَّهِ  بْنُ   إِدْرِيسَ  عَنْ   أَبِي  مَعْشَرٍ  عَنْ   سَعِيدٍ   الْمَقْبُرِيِّ   عَنْ   أَبِي  هُرَ يْرَةَ   قَالَ  قَالَ  رَسُولُ   اللَّهِ   صَلَّى  اللَّهُ   عَلَيْهِ  وَ  سَلَّمَ  )  الرِّ بَا   سَبْعُونَ  حُوبًا   أَيْسَرُهَا  أَنْ يَنْكِحَ   الرَّجُلُ   أُمَّهُ  (
Dari Abu Hurairah t, ia berkata,Rasulullah r bersabda : "Untuk riba ada 70 (tujuh puluh) tingkatan, yang paling rendah (derajatnya, tingkatannya seperti) seseorang menzinahi ibunya".

سنن ابن ماجه - (ج 7 / ص 49/2266) :  حَدَّ ثَنَا عَمْرُو  بْنُ  عَلِيٍّ  الصَّيْرَ فِيُّ  أَ بُو  حَفْصٍ  حَدَّ ثَنَا  ابْنُ  أَبِي  عَدِيٍّ  عَنْ  شُعْبَةَ  عَنْ  زُ بَيْدٍ  عَنْ  إِبْرَ اهِيمَ عَنْ  مَسْرُوقٍ  عَنْ  عَبْدِ اللَّهِ  عَنْ  النَّبِيِّ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ  قَالَ  )  الرِّ بَا  ثَلاَ ثَةٌ  وَ سَبْعُونَ  بَابًا (
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda : "Riba itu ada 73 (tujuh puluh tiga) macam".

المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 5 / ص 364/ح2219) :   ثنا  أبو  بكر  بن  إسحاق ،  و أبو بكر  بن  بالويه  قالا  :  أنبأ  محمد بن  غالب ، ثنا  عمرو  بن  علي ،  ثنا  ابن  أبي  عدي ،  ثنا  شعبة ،  عن  زيد ،  عن   إبر اهيم ،  عن  مسروق ،  عن  عبد  الله ،  عن النبي  صلى  الله  عليه  و سلم  قال ) الربا  ثلاثة  و سبعون  بابا ،  أيسرها  مثل  أن  ينكح  الرجل  أمه , و إن  أربى  الربا عرض   الرجل  المسلم  (
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud t, ia berkata,Rasulullah r bersabda : "Untuk riba ada 73 (tujuh puluh tiga) macam, yang paling rendah (derajatnya, tingkatan dosanya seperti) seseorang menzinahi ibunya sendiri dan sejahat-jahatnya riba (yang paling tinggi derajatnya) adalah menggangu seluruhnya kehormatan seorang muslim".

مسند أحمد - (ج 21 / ص 51/ح 10007) و مسند أبي يعلى الموصلي - (ج 12 / ص 495/ح 6104) :  حَدَّ ثَنَا  هُشَيْمٌ  عَنْ  عَبَّادِ  بْنِ  رَ اشِدٍ عَنْ  سَعِيدِ  بْنِ  أَبِي  خَيْرَ ةَ  قَالَ  حَدَّ ثَنَا  الْحَسَنُ  مُنْذُ  نَحْوٍ  مِنْ أَرْبَعِينَ  أَوْ  خَمْسِينَ  سَنَةً  عَنْ  أَبِي  هُرَ يْرَ ةَ  أَنَّ  رَسُولَ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ  قَالَ  )  يَأْتِي  عَلَى  النَّاسِ  زَمَانٌ   يَأْ   كُلُونَ   فِيهِ   الرِّ بَا قَالَ   قِيلَ  لَهُ  النَّاسُ   كُلُّهُمْ  قَالَ   مَنْ   لَمْ   يَأْ  كُلْهُ   مِنْهُمْ   نَالَهُ   مِنْ   غُبَار ِ هِ  (
Dari Abu Hurairah t, bahwa Rasulullah r telah bersabda : "Akan datang suatu zaman dimana manusia banyak memakan riba!" Ditanyakan kepada Rasulullah r : "Apakah manusia secara keseluruhan?". Beliau r menjawab : "Yang tidak memakannyapun akan terkena debunya".

مسند أحمد - (ج 8 / ص 74/ح3539) و صحيح مسلم - (ج 8 / ص 288/ح 2995) و سنن أبي داود - (ج 9 / ص 164/ح 2895) و سنن الترمذي - (ج 4 / ص 466/ح 1127) و سنن ابن ماجه - (ج 7 / ص 51/ح 2268) و مصنف ابن أبي شيبة - (ج 5 / ص 234) و مصنف عبد الرزاق - (ج 8 / ص 314/ح 15343)  :  حَدَّ ثَنَا مُحَمَّدٌ  حَدَّ ثَنَا  شُعْبَةُ  عَنْ  سِمَاكِ   بْنِ  حَرْبٍ  قَالَ  سَمِعْتُ  عَبْدَ  الرَّحْمَنِ  بْنَ  عَبْدِ اللَّهِ  يُحَدِّثُ  عَنْ  عَبْدِ  اللَّهِ  بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ  إِنَّ  رَسُـولَ   اللَّهِ  صَلَّى   اللَّهُ  عَـلَيْهِ   وَ  سَلَّمَ   قَالَ  )  لَـعَنَ   اللَّهُ   آكِلَ   الرّ ِبَا وَ  مُو كِلَهُ  وَ  شَاهِدَ هُ   وَ  كَاتِبَهُ  (
Dari Abdillah Ibnu Mas'ud t,ia berkata. sesungguhnya Rasulullah r bersabda : "Allah I melaknat pemakan riba, yang mewakili transaksi riba, saksi-saksinya, dan penulisnya".

Para ulama menasehatkan janganlah seseorang menyaksikannya dan menuliskannya sehingga dilaknat oleh Allah I dalam kehidupan di dunia ini. Kemudian mereka melanjutkan dengan nasehatnya tentang harusnya berwaspada dengan segala bentuk riba yang tersamar karena berbagai macam modifikasinya, kuatkan tekad dengan sepenuh jiwa untuk menghindarkannya, kalau sudah berusaha menghindar dan masih juga terkena secara tidak sengaja maka Allah I akan melihat terhadap niatnya. Dalam hadits ditegaskan :

صحيح مسلم - (ج 12 / ص 427/ح 4651) و مسند أحمد - (ج 16 / ص 34/ح 7493) وصحيح ابن حبان - (ج 2 / ص 278/ح 395)  :  حَدَّ ثَنَا  عَمْرٌو  النَّاقِدُ  حَدَّ ثَنَا  كَثِيرُ  بْنُ  هِشَامٍ  حَدَّ ثَنَا  جَعْفَرُ  بْنُ  بُرْقَانَ  عَنْ   يَزِيدَ  بْنِ  اْلأَصَمِّ  عَنْ   أَبِي  هُرَ يْرَ ةَ   قَالَ  قَالَ  رَسُولُ  اللَّهِ صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ  ) إِنَّ  اللَّهَ  لاَ   يَنْظُرُ   إِلَى   صُوَرِكُمْ  وَ  أَمْوَ الِكُمْ   وَ  لَكِنْ   يَنْظُرُ   إِلَى  قُلُو بِكُمْ  وَ  أَعْمَالِكُمْ (
Dari Abu Hurairah t, bahwa Rasulullah r telah bersabda : "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian, dan tidak juga kepada harta kekayaan kalian, melainkan ia melihat kepada hati dan perbuatan kalian".

Adapun ayat hukum tentang riba selanjutnya dalam surat Al Baqarah :

يَمْحَقُ  اللَّهُ  الرِّ بَا   وَ يُرْبِي  الصَّدَقَاتِ  وَ  اللَّهُ   لاَ   يُحِبُّ   كُلَّ   كَفَّارٍ   أَثِيمٍ  (276)  إِنَّ   الَّذِينَ   آَمَنُوا  وَ  عَمِلُوا  الصَّالِحَاتِ   وَ أَقَامُوا  الصَّلاَ ةَ  وَ آَ تَوُا  الزَّ  كَا ةَ   لَهُمْ   أَجْرُهُمْ   عِنْدَ رَ بِّهِمْ  وَ  لاَ   خَوْفٌ   عَلَيْهِمْ   وَ  لاَ  هُمْ   يَحْزَ نُونَ  (277) [البقرة/276، 277]
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (276) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(277) (QS. Al Baqarah (2) : 276-277)

Firman Allah I (يَمْحَقُ  اللَّهُ  الرِّ بَا )"Allah memusnahkan Riba". Allah I memberitahukan bahwa Dia menghapuskan riba, baik menghilangkannya secara keseluruhan dari tangan pelakunya maupun mengharamkan keberkahan hartanya, sehingga ia tidak dapat mengambil manfaat darinya, bahkan Dia melenyapkan hasil riba itu di dunia dan memberikan hukuman kelak pada hari kiamat. Seperti yang diterangkan firman Allah I : (وَ  يَجْعَلَ  الْخَبِيثَ  بَعْضَهُ  عَلَى  بَعْضٍ  فَيَرْ  كُمَهُ  جَمِيعًا  فَيَجْعَلَهُ  فِي  جَهَنَّمَ  [الأنفال/37] ) "dan Dia menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam". (QS. Al Anfaal (8) : 37) , firman Allah yang lainnya : (قُلْ لاَ  يَسْتَوِي  الْخَبِيثُ  وَ  الطَّيِّبُ  و َ لَوْ   أَعْجَبَكَ    كَثْرَ ةُ   الْخَبِيثِ  [المائدة/100] ) "Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu" (QS. Al Maaidah (5) : 100)

Firman Allah I (يَمْحَقُ  اللَّهُ  الرِّ بَا )"Allah memusnahkan Riba" .Dalam kitab al-Musnad, Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud t dari Nabi r, beliau bersabda [4] :

 ) الرِّ بَا  وَ  إِنْ   كَــثـــُرَ   فَإِنَّ   عَاقِـبَـتــَهُ   تـَصِيرُ   إِلَى   قُلٍّ (
"Sesungguhnya Riba, meskipun pada awalnya banyak, namun akhirnya akan menjadi sedikit"

Hadits tersebut juga diterangkan oleh Ibnu Majah, Al Hakim dan Abu Ya'la, banyak orang bertujuan dengan riba itu supaya cepat kaya dan gampang berputarnya harta, tetapi pada akhirnya Allah I akan menghanguskan atau membakar harta yang ada seluruhnya sehingga jatuh miskin dan menjadi sedikit, hal itu terjadi bisa dicepatkan dengan kasih sayangNya atau dilambatkan dengan kasih sayangNya.

Firman Allah I (وَ  يُرْبِي  الصَّدَقَاتِ)"Dan Allah menyuburkan shadaqah". Kalimat ini menyiratkan bahwa Allah I akan memperbanyak dan mengembangbiakkanNya. Jadi bershadaqahlah anda kaya dunia dan akhirat.  Hadits-hadits berikut tentang shadaqah :

صحيح البخاري - (ج 5 / ص 221/ح 1321) و مسند أحمد - (ج 17 / ص 73/ح 8031) و السنن الكبرى للبيهقي - (ج 4 / ص 190) و صحيح ابن حبان - (ج 14 / ص 141/ح 3388)  :  حَدَّ ثَنَا عَبْدُ  اللَّهِ  بْنُ  مُنِيرٍ  سَمِعَ  أَ بَا  النَّضْرِ  حَدَّ ثَنَا  عَبْدُ  الرَّحْمَنِ  هُوَ  ابْنُ  عَبْدِ  اللَّهِ  بْنِ  دِينَارٍ  عَنْ   أَبِيهِ  عَنْ  أَبِي  صَالِحٍ  عَنْ  أَبِي  هُرَ يْرَ ةَ رَضِيَ  اللَّهُ  عَنْهُ  قَالَ  قَالَ  رَسُولُ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ )  مَنْ   تَصَدَّقَ   بِعَدْلِ  تَمْرَ ةٍ   مِنْ   كَسْبٍ   طَيِّبٍ  وَ  لاَ   يَقْبَلُ   اللَّهُ   إِلاَّ الطَّيِّبَ  وَ  إِنَّ  اللَّهَ   يَتَقَبَّلُهَا   بِيَمِينِهِ  ثُمَّ   يُرَ بِّيهَا  لِصَاحِبِهِ   كَمَا   يُرَ بِّي  أَحَدُ كُمْ  فَلُوَّ هُ   حَتَّى  تَكُونَ  مِثْلَ  الْجَبَلِ (
Dari Abu Hurairah t, bahwa Rasulullah r telah bersabda :"Barangsiapa bersedekah senilai satu kurma yang dihasilkan dari usaha yang baik (halal) dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan KananNya, lalu memeliharanya untuk pelakunya, (seperti halnya seseorang diantara kalian memelihara anak kudanya) hingga menjadi sebesar bukit".

صحيح البخاري - (ج 5 / ص 233/ح 1330) و صحيح مسلم - (ج 5 / ص 231/ح 1713)  :   حَدَّ ثَنَا  مُوسَى  بْنُ  إِسْمَاعِيلَ  حَدَّ ثَنَا  عَبْدُ  الْوَ احِدِ  حَدَّ ثَنَا  عُمَارَةُ   بْنُ  الْقَعْقَاعِ  حَدَّ ثَنَا  أَ بُو  زُرْعَةَ  حَدَّ ثَنَا  أَ بُو  هُرَ يْرَ ةَ  رَضِيَ  اللَّهُ  عَنْهُ  قَالَ )  جَاءَ  رَجُلٌ   إِلَى  النَّبِيِّ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ   فَقَالَ  يَا رَسُولَ  اللَّهِ  أَيُّ  الصَّدَ قَةِ  أَعْظَمُ   أَجْرً ا   قَالَ   أَنْ   تَصَدَّ قَ   وَ  أَ نْتَ   صَحِيحٌ   شَحِيحٌ   تَخْشَى   الْفَقْرَ  وَ  تَأْمُلُ   الْغِنَى  وَ  لاَ   تُمْهِلُ   حَتَّى إِذَ ا   بَلَغَتِ   الْحُلْقُومَ   قُلْتَ   لِفُلاَ نٍ   كَذَ ا وَ  لِفُلاَ نٍ   كَذَ ا وَ  قَدْ   كَانَ   لِفُلاَ نٍ   (
Dari Abu Hurairah t, ia berkata seseorang bertanya kepada Rasulullah r, "Wahai Rasulullah r sedekah jenis apakah yang paling besar pahalanya?. Maka Rasulullah r menjawab :"Kamu bersedekah dalam keadaan sehat, (mau memberi) masih menginginkan harta, ada kebimbangan takut-takut kalau memberi menjadi miskin dan memiliki angan-angan untuk menjadi kaya. Dan janganlah menunda-nunda hingga ajalmu hampir tiba, maka barulah kamu mengatakan 'harta ini milik si anu, harta ini untuk si anu' (untuk ahli warisnya). Padahal sesungguhnya harta itu memang akan menjadi milik orang lain (yang menjadi pewarisnya)".

سنن أبي داود - (ج 4 / ص 493/ح 1428) ومسند أحمد - (ج 17 / ص 390/ح 8348) والسنن الكبرى للبيهقي - (ج 4 / ص 180)  :  حَدَّ ثَنَا  قُتَيْبَةُ  بْنُ  سَعِيدٍ  وَ يَزِيدُ  بْنُ  خَالِدِ  بْنِ مَوْهَبٍ  الرَّ مْلِيُّ  قَالاَ   حَدَّ ثَنَا  اللَّيْثُ   عَنْ   أَبِي   الزُّ بَيْرِ  عَنْ   يَحْيَى  بْنِ  جَعْدَ ةَ   عَنْ   أَبِي  هُرَ يْرَ ةَ   أَ نَّهُ   قَالَ )  يَا رَسُولَ  اللَّهِ   أَيُّ   الصَّدَ قَةِ   أَ فْضَلُ  قَالَ  جُهْدُ  الْمُقِلِّ  وَ ابْدَ أْ   بِمَنْ  تَعُولُ (
Dari Abu Hurairah t, bertanya kepada Rasulullah r : Jenis sedekah manakah yang paling baik?. Rasulullah r menjawab : "Sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang tidak berkemampuan (tetapi ia berusaha mengusahakannya). Dan utamakanlah bersedekah kepada orang-orang yang berada dibawah tanggunganmu".

Firman Allah I berikutnya (وَ  اللَّهُ   لاَ   يُحِبُّ   كُلَّ   كَفَّارٍ   أَثِيمٍ) "Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa". Dia tidak menyukai orang yang hatinya senantiasa ingkar, yang selalu berbuat dosa baik berupa ucapan maupun perbuatan. Penyebutan sifat di atas dalam mengakhiri ayat ini sangatlah tepat. Karena seorang yang melakukan riba itu pada hakekatnya tidak mau menerima yang halal yang telah ditetapkan Allah I baginya dan tidak merasa cukup dengan usaha yang halal tersebut. Bahkan ia berusaha memakan harta orang lain dengan cara yang bathil, yaitu dengan berbagai macam usaha busuk. Dengan demikian, ia telah mengingkari nikmat Allah I yang telah diberikan kepadanya, zhalim dan berbuat dosa dengan memakan harta orang lain dengan cara yang bathil.

Selanjutnya Allah I memuji orang-orang yang beriman kepada Rabb mereka yang senantiasa mentaati perintahNya, selalu bersyukur dan berbuat baik dengan mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Allah I berfirman untuk mengabarkan apa yang telah disediakan untuk mereka berupa kemuliaan, dan bahwasannya mereka pada hari Kiamat kelak termasuk orang-orang yang beriman. Dalam hal ini, Dia telah berfirman :


إِنَّ   الَّذِينَ   آَمَنُوا  وَ  عَمِلُوا  الصَّالِحَاتِ   وَ أَقَامُوا  الصَّلاَ ةَ  وَ آَ تَوُا  الزَّ  كَا ةَ   لَهُمْ   أَجْرُهُمْ   عِنْدَ رَ بِّهِمْ  وَ  لاَ   خَوْفٌ   عَلَيْهِمْ   وَ  لاَ  هُمْ   يَحْزَ نُونَ  (277)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(277)
 (QS. Al Baqarah (2) : 277)


[1] صحيح مسلم - (ج 8 / ص 290/ح 2996) و صحيح البخاري - (ج 1 / ص 90/ح 50)
[2]  سنن الترمذي - (ج 9 / ص 58/ح 2442) و سنن الدارمي - (ج 8 / ص 31/ح 2587) و سنن النسائي - (ج 16 / ص 236/ح 5302) 
[3] مسند أبي يعلى الموصلي - (ج 4 / ص 147/ح 1552)
[4] مسند أحمد - (ج 8 / ص 102/ح 3567) و المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 5 / ص 367/ح 2222) و مسند أبي يعلى الموصلي - (ج 10 / ص 298/ح 4912)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar