Al Qur'an

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَ ةَ وَ أْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَ انْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ اصْبِرْ عَلَى مَا أَصَا بَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُور [لقمان/17]

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Lukmaan (31) : 71

SILAHKAN DISEBARKAN

SILAHKAN DIPERBANYAK / DISEBARKAN DENGAN COPY PASTE ASAL SEBUTKAN SUMBERNYA, TERIMA KASIH

Sabtu, 27 Agustus 2011

Etika Dialog : Tidak Memperpanjang Perkataan Yang Buruk



Berkatalah secukupnya untuk membahas hal-hal yang perlu dibahas tentang kemunkaran dan kemaksiatan (secara proporsional), janganlah kita memperpanjangnya sehingga syetan menggoda kita untuk membuka aib seseorang tanpa ada solusi / penyelesaian dari masalahnya.

Memperpanjang pembicaraan keburukan seseorang tanpa solusi merupakan sebuah keburukan tanpa ujungnya dan tanpa akhirnya, seperti keterlenaan kita berbincang tentang wanita, laki-laki, soal tempat minum-minuman keras, tempat bordil (tempat WTS), tempat-tempat orang fasiq, memperbincangkan harta dan kenikmatan orang kaya, memperbincangkan kedzaliman penguasa.

Oleh karena itu belajarlah berbicara proporsional, sehingga bicara singkat, tepat, cepat lugas dan jelas. Semoga kita tidak termasuk orang yang memperpanjang perkataan yang buruk yang hanya sekedar jadi bahan pembicaraan tanpa mau andil dalam penyelesaiannya. Berkenaan dengan hal ini, Sering terjadi kata-kata yang dapat justru mencelakai orang yang mengatakannya, sedangkan ia tidak menyadari dan tidak memperdulikan kata-kata itu, akibat lemahnya ilmu tentang aturan agama mengenai bahaya lisan ini. Lihat hadits-hadits dibawah ini :

سنن  الترمذي  -  (ج 8 / ص 297/ح 2241)  و  سنن  ابن  ماجه - (ج 11 / ص 465/ح 3959)  :  حَدَّ ثَنَا  هَنَّادٌ  حَدَّ ثَنَا  عَبْدَ ةُ  عَنْ  مُحَمَّدِ  بْنِ  عَمْرٍ و حَدَّ ثَنِي أَبِي  عَنْ  جَدِّي   قَال   سَمِعْتُ   بِلاَ لَ  بْنَ  الْحَارِثِ   الْمُزَ  نِيَّ  صَاحِبَ  رَ سُولِ   اللَّهِ   صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ  سَلَّمَ  يَقُولُ  سَمِعْتُ  رَسُولَ  اللَّهِ  صَلَّى  اللَّهُ  عَلَيْهِ  وَ سَلَّمَ   يَقُولُ  )  إِ نَّ   الرَّ جُلَ   لِيَتَكَلـَّمُ  بِاْلكَلِمَةِ  مِنْ  رِضْوَ انِ  اللهِ   مَا  يـَظُنُّ   أَنْ  تَبْلُغَ  بِهِ مَا بَلَغَتْ  فَيَكْتُبُ  اللهُ  بِهَا رِضْوَ انَهُ   إِلىَ   يَـوْمِ   اْلقِيَامَةِ ،و َ   إِ نَّ   الرَّ جُلَ   لِيَتَكَلـَّمُ  بِاْلكَلِمَةِ  مِنْ سُخْطِ الله  مَا يـَظُنُّ   أَنْ  تَبْلُغَ  بِهِ مَا بَلَغَتْ  فَيَكْتُبُ  الله  ُ عَلَيْهِ  بِهَا سُخْطِهِ  إِلىَ   يَـوْمِ   اْلقِيَامَةِ (  و  كان   علقمة   يقول  :   كم   من   كلام   منعنيه   حديث   بلال بن   الحارث.

Dari Bilal bin Harits t, ia berkata, telah bersabda Rasulullah r : ("Sesungguhnya seorang lelaki mengatakan suatu kalimat yang dengannya ia mendapat keridhaan Allah I. Padahal ia tidak mengira kalau kalimat itu dapat mengentarkan dirinya kepada keridhaan Allah I. Maka Allah I menulis keridhaanNya disebabkan kata-kata itu sampai hari kiamat. Dan sesungguhnya seorang lelaki mengatakan suatu kalimat yang dengannya Allah I murka kepadanya. Padahal ia tidak menduga bahwa kalimat itu dapat menyebabkan kemurkaan Allah I kepadanya. Maka Allah I menulis kemurkaan kepadanya sampai hari kiamat disebabkan kalimat itu".) Al Qamah t berkata : "hadits Bilal bin Harits t tersebut mencegah untuk mengatakan beberapa perkataan yang akan kukatakan".

إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 316)  :  و  قال   النبي  صلى   الله   عليه  و  سلم   )   إِنَّ   الرَّجُلَ   لِيَتَكَلـَّمُ  بِاْلكَلِمَةِ   يَضْحَكُ   بِهَا   جُلَسَائُهُ   يَهْوِي   بِهَا   أَبْعَدُ  مِنَ   الثُّرَ يَا (

Rasulullah r bersabda : ( "Sesungguhnya seorang lelaki mengatakan suatu kalimat yang dapat membuat tertawa teman-teman duduknya, lalu dengan kalimat itu ia terpeleset lebih jauh daripada Bintang Tsuraya".[1])

إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 316)  :  و قال  صلى  الله  عليه  و سلم  ) أعظم  الناس  خطايا  يوم   القيامة   أكثر  هم خوضاً  في   الباطل (
Rasulullah r bersabda : ("Manusia yang paling besar dosanya di hari Kiamat adalah orang yang paling banyak memperbincangkan sesuatu yang bathil".[2])

Sabda Rasulullah r tersebut sejalan dengan firman Allah I :

وَ   كُنَّا   نَخُوضُ   مَعَ   الْخَائِضِينَ   [المدثر/45]
dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, (QS Al Mudatsir (76) : 45)

Firman Allah I yang lainnya :

فَلاَ   تَقْعُدُوا   مَعَهُمْ   حَتَّى   يَخُوضُوا   فِي   حَدِيثٍ   غَيْرِ ه   ِ إِ نَّكُمْ   إِذًا  مِثْلُهُم  [النساء/140]

maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. (QS An-Nisaa'a (4) : 140)

إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 316)  :   و  قال  سلمان :  أكثر الناس  ذنوباً  يوم  القيامة  أكثرهم  كلاماً  في معصية الله.

Salman Al Farisi t berkata : ("Manusia yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah mereka yang paling banyak bicara tentang kemaksiatan kepada Allah I".)

إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 316)  :  قال  ابن  سيرين  :   كان   رجل   من   الأنصار   يمر   بمجلس  لهم   فيقول  لهم توضئوا   فإن   بعض  ما   تقولون   شر   من   الحديث.

Ibnu Sirrin berkata : "Seorang lelaki dari golongan Anshar melewati suatu majelis, lalu ia berkata : Berwudhulah!. Sesungguhnya sebagian dari apa yang kamu katakana lebih jelek daripada hadats. Artinya, mereka banyak berkata-kata yang tiada berguna dimana derajat pembicaraannya lebih buruk daripada hadats, karena itu patutlah mereka berwudhu.


[1]  HR Ibnu Abid Dunya
[2]  HR Ibnu Abid Dunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar