Berlagak fasih (seperti : menambah-nambah perkataan dalam sebuah pengetahuan, dan menghiasinya) dalam berbicara padahal kurang memahami apa yang dibicarakan, dan kurang mendalami apa yang diterangkan adalah hal yang membahayakan bahkan tidak jarang membuat pendengar menjadi bingung, bahkan menyesatkan dengan pengertian yang tidak jelas sesuai yang dimaksudkan, sehingga dikutuk Rasulullah r.
إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 320) : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ) أَ نَا وَ أَ تْقِيَاءُ أُمَّتِيْ بُرَ اءٌ مِنَ الــتــّـَكَلُّفِ (
Rasulullah r bersabda : ("Aku dan orang-orang yang bertaqwa dari umatku adalah orang yang terbebas dari beban (ucapan yang dibuat-buat dan berlagak fasih)". [1])
إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 320) : و قال صلى الله عليه و سلم ) إِ نَّ أَ بْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَ أَ بْعَدَ كُمْ مِنِّيْ مَجْلِساً اكْثَرْ نَا دُوْنَ اْلمُتَشَدِّ قُوْنَ فِي اْلكَلاَمِ (
Rasulullah r bersabda : ("Sesungguhnya orang yang paling dibenci olehku diantara kamu dan orang yang paling jauh duduknya dariku diantaramu adalah orang yang banyak bicara lagi dibuat-buat fasih dalam perkataannya". [2])
إحياء علوم الدين - أبو حامد الغزالي - (ج 2 / ص 320) : قالت فـاطـمة رضي الله عنها قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ) شَرَ ارُ أُمَّتِيْ اَلَّذِيْنَ غَدَوْا بِالنَّعِيْمِ يَأْكُلُوْنَ أَ لْوَ انَ الطَّعَامِ وَ يَلْبَسُوْنَ أَ لْوَ انَ الثِّيَابِ وَ يَتَشَدَّ قُوْنَ فِيْ اْلكَلاَ مِ (
Fatimah t berkata, Rasulullah r bersabda : ("Sejelek-jelek umatku adalah orang-orang yang memakan segala macam makanan, memakai segala macam pakaian, dan membuat-buat fasih perkataannya". [3])
صحيح مسلم - (ج 13 / ص 154/ح 4823) و سنن أبي داود - (ج 12 / ص 212/ح 3992) و مسند أحمد - (ج 8 / ص 8/ح 3473) : حَدَّ ثَنَا أَ بُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّ ثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ وَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنَِ ابْنِ جُرَ يْجٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَتِيقٍ عَنْ طَلْقِ بْنِ حَبِيبٍ عَنِ اْلأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ و َسَلَّمَ ) هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ قَالَهَا ثَلاَ ثًا (
Dari Abdullah bin Mas'ud t ia berkata, telah bersabda Rasulullah r : ("Celakalah orang-orang yang tahaththu (berlebih-lebihan) beliau mengulanginya sebanyak tiga kali".)
Al-Mutanaththi'uun dalam hadits diatas adalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam berbicara, termasuk didalamnya memfasih-fasihkan pembicaraan padahal dia tidak memahaminya, atau mendalam-dalamkan makna sehingga hiasannya adalah perkataan dari syetan.
سنن الترمذي - (ج 10 / ص 75/ح 2780) : حَدَّ ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اْلأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ حَدَّ ثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ الْمُقَدَّ مِيُّ حَدَّ ثَنَا نَافِعُ بْنُ عُمَرَ الْجُمَحِيُّ عَنْ بِشْرِ بْنِ عَاصِمٍ سَمِعَهُ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ) إِنَّ اللَّهَ يَبْغَضُ الْبَلِيغَ مِنَ الرِّجَالِ الَّذِي يَتَخَلَّلُ بِلِسَانِهِ كَمَا تَتَخَلَّلُ الْبَقَرَةُ (
Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash t, bahwasannya Rasulullah r bersabda : ("Sesungguhnya Allah I membenci laki-laki yang (berbicara) berlebih-lebihan dan laki-laki yang mempermainkan lidahnya ketika berbicara, seperti sapi mempermainkan lidahnya (ketika sedang memakan rumput)".)
رياض الصالحين - (ج 2 / ص 267) : و عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما : أ نَّ رسُولَ الله صلى الله عليه و سلم ، قال : ) إنَّ مِنْ أحَبِّكُمْ إِلَيَّ ، وَ أَ قْرَ بِكُمْ مِنِّي مَجْلِساً يَومَ القِيَامَةِ ، أَحَاسِنكُمْ أَخْلاَقَاً ، وَ إِنَّ أَ بْغَضَكُمْ إلَيَّ ، وَ أَ بْعَدَكُمْ مِنِّي يَومَ القِيَامَةِ ، الثَّرْثَارُونَ وَ المُتَشَدِّقُونَ وَ المُتَفَيْهِقُونَ ( . رواه الترمذي
Dari Jbir bin 'Abdullah t, bahwasannya Rasulullah r bersabda : ("Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat denganku duduknya pada hari kiamat kelak adalah orang yang paling baik budi pekertinya. Sesungguhnya orang yang paling aku benci di antara kalian dan paling jauh duduknya dariku paada hari kiamat adalah orang yang banyak berbicara (berlebihan), orang yang bemulut besar, dan orang yang berbicara angkuh".)
Berbicara berlebihan ini hendaknya dihindari karena biasanya orang yang berbicara berlebihan didalamnya terselip rasa ingin disanjung dan dipuja atau dikenal banyak ilmunya, sehingga terjerumus kepada hal-hal riya dan sum'ah, oleh karena itu jauhilah sekuat kemampuan kita .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar