1. TAAT SERTA PATUH KEPADA SUAMINYA SELAMA PERINTAHNYA SESUAI DENGAN PERINTAH ALLAH DAN RASULNYA.
سنن ابن ماجه - (ج 5 / ص 454/ح 1848) : عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَ نَّهُ كَانَ يَقُولُ )مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْ مِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرً ا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَ إِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّ تْهُ (
Dari Umamah t dari Nabi r beliau bersabda : " Bagi seorang mukmin, sesudah bertaqwa kepada Allah I tak ada hal lain yang terbaik, selain istri yang shaleh, yaitu apabila diperintahkan taat, apabila dilihat menyenangkannya. (HR Ibnu Majah)
المعجم الأوسط للطبراني - (ج 8 / ص 297/ح 3766) و المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 17 / ص 176/ح 7438) : عن ابن عمر قال : قال رسول الله r: ) اِثْنَانِ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَ تُهُمَا رُءُوْسَهُمَا : عَبْدٌ أَبِقَ مِنْ مَوَ الِيْهِ حَتــَّى يَرْجِعَ إِلَيْهِمْ ، وَ امْرَ أَ ةٌ عَصَتْ زَ وْجَهَا حَتــَّى تَرْجِعَ (
Dari Ibnu Umar t, dia berkata Rasulullah r bersabda : “Dua golongan yang shalatnya tidak melampaui kepalanya (tidak diterima shalatnya ole Allah), yaitu seorang hamba yang lari dari tuannya sampai ia kembali kepada mereka, dan seorang istri yang mendurhakai suaminya sampai ia taat”. (HR Thabrani, HR Al Hakim)
السنن الكبرى للنسائي - (ج 5 / ص 361/ح 9139) : عن عبد الله بن عباس قال قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ) أَ لاَ أُخْبِرُ كُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ اْلجَنَّةِ اَ لْوَدُوْدُ اْلوَ لُوْ دُ اْلعَؤُ وْدُ عَلَى زَ وْ جِهَا الَّتِي إِذَ ا غَضِبَ جَاءَ حَتــَّى تَضَعَ يَدَ هَا فِى يَدِ زَ وْ جِهَا وَ تَقُولُ لاَ أَ ذُ وْقُ غَمْضًا حَتــَّى تَرْضىَ (
Dari Abdullah bin Abbas t, ia berkata telah bersabda Rasulullah r : Maukah aku beritahukan kepada kalian wanita Ahli syurga, yaitu seorang istri yang besar cintanya kepada suami, melahirkan banyak anak, dan taat penuh kepada suaminya, yang kalau dimarahi oleh suaminya, ia kemudian datang seraya berkata : “Saya tak mau makan sebelum engkau ridha kepadaku”. (HR Nasaie)
مسند أحمد - (ج 3 / ص 47/ح 1041) و مصنف ابن أبي شيبة - (ج 7 / ص 737) و مصنف عبد الرزاق - (ج 2 / ص 383/ح 3788) والمعجم الأوسط للطبراني - (ج 10 / ص 27/ح 4473) و السنة لأبيبكر بن الخلال - (ج 1 / ص 65/ح 59) ومسند الحارث - (ج 2 / ص 492/ح 593) : حَدَّ ثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّ ثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَ ارِيرِيُّ حَدَّ ثَنَا ابْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ زُ بَيْدٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عَلِيٍّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ) لاَطَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ (
Dari Ali bin Abi Thalib t, sesungguhnya Nabi r telah bersabda : Tidak perlu patuh kepada makhluk yang memerintahkan berbuat maksiat kepada Allah U".(HR Ahmad, HR Ibnu Abi Saybah, HR Abdurrazak, HR Thabrani, HR Abu Bakar Al Hilal)
Dari hadits-hadits diatas jelaslah tunduk, patuh dan taat kepada suami merupakan bukti cinta seorang istri dan berbakti kepada suaminya, jika mereka tidak taat, tidak patuh atau bahkan membangkang karena kekurangan suami yang bukan menantang kepada Allah U dan RasulNya, tetapi kekurangan dalam hal-hal yang masih bisa dimaklumi syariat, akan mengakibatkan tertolaknya shalat dihadapan Allah U bahkan dinilai seorang istri yang tidak berbakti dan tidak melayani. PEROLEHLAH KERIDHOAN SEORANG SUAMI DENGAN SELALU TAAT DAN PATUH KEPADANYA, SEHINGGA ALLAHPUN RIDHO.
2. MENDAHULUKAN KEPENTINGAN SUAMINYA.
المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 17 / ص 84/ ح 7353) : عن عائشة ، رضي الله عنها قالت : قلت ) يا رسول الله أَ يُّ النَّاسِ أَعْظَمُ حَقًّا عَلَى اْلمَرْ أَ ةِ ؟ قَالَ : زَوْجُهَا , قُلْتُ : فَأَ يُّ النَّاسِ أَعْظَمُ حَقًّا عَلَى الرَّجُلِ ؟ قَاَل : أُ مُّهُ (
Dari Aisyah t menceritakan, "Aku pernah bertanya (kepada Rasulullah r), "Wahai Rasulullah r siapakah yang paling besar haknya atas seorang wanita?". Beliau r menjawab, "Suaminya". Aku bertanya lagi, "Siapakah yang paling besar haknya atas seorang laki-laki?". Beliau r menjawab, "Ibunya". (HR Al Hakim)
سنن الترمذي - (ج 4 / ص 386/ح 1079) : عَنْ أَبِي هُرَ يْرَ ةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ) لَوْ كُنْتُ آمِرً ا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َ لأَمَرْتُ الْمَرْأَ ةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا(
Dari Abu Hurairah t dari Nabi r bersabda: "Jikalau saya boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya." (HR Turmidzi)
Hadits-hadits diatas menegaskan begitu pentingnya kedudukan seorang suami sehingga apabila orang tuanya pada saat yang bersamaan menyuruhnya maka dahulukan suaminya, kemudian memohon izin untuk bisa melayani orang tuanya, bukan sebaliknya mengurus orang tuanya mengabaikan suaminya. Bahkan bukti kekuasaan istri dalam genggaman suami adalah dengan hadits dari Imam Tirmidzi dimana Rasulullah r bersabda : "Seandainya saja ada perintah dari Allah seorang manusia disuruh menghormati dengan bersujud kepada manusia lagi maka itu adalah sujudnya seorang istri kepada suaminya".
SEMOGA DENGAN MEMPERHATIKAN DAN MENDAHULUKAN HAK SUAMI, ALLAH MEMBERIKAN KEMUDAHAN SEHINGGA SEORANG ISTRIPUN DILAYANI OLEH ANAK-ANAKNYA, DAN DIKASIHI SUAMINYA DENGAN PENUH KELEMBUTAN.
3. MENGUTAMAKAN PELAYANAN KEBUTUHAN SEKSUAL SUAMINYA.
سنن الترمذي - (ج 4 / ص 387/ح 1080) و مصنف ابن أبي شيبة - (ج 3 / ص 398) و السنن الكبرى للبيهقي - (ج 7 / ص 292) و صحيح ابن حبان - (ج 17 / ص 323/ح 4239) : عَنْ أَبِيهِ طَـلْقِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ) إِذَ ا الرَّجُلُ دَعَا زَوْجَتَهُ لِحَاجَتِهِ فَـلْـتَأْتِهِ وَ إِنْ كَا نَتْ عَلَى التَّـنُّورِ(
Dari Abu Ali Thaliq bin Ali, ia berkata telah bersabda Rasulullah r : “Bila seorang suami memanggil istrinya untuk memenuhi kebutuhan (seksualnya), hendaklah ia penuhi sekalipun ia sedang berada di atas cerobong yang tinggi”. (HR Turmidzi, HR Ibnu Abi saibah, HR Baihaqi, HR Ibnu Hibban)
سنن أبي داود - (ج 6 / ص 43/ح 1829) و صحيح البخاري - (ج 11 / ص 14/ح 2998) و مسند أحمد - (ج 20 / ص 379/ح 9835) : عَنْ أَبِي هُرَ يْرَ ةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ) إِذَ ا دَعَا الرَّجُلُ امْرَ أَ تَهُ إِلَى فِرَ اشِهِ فَأَ بَتْ فَـلَمْ تَأْتِهِ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَ ئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ (
Dari Abu Hurairah t dari Nabi r, beliau bersabda: "Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke ranjangnya (mengajak melakukan hubungan badan), kemudian sang istri menolak dan tidak datang kepadanya sehingga suaminya melewati malam (tidur) dalam keadaan marah, maka Malaikat akan melaknatnya hingga pagi hari."
Maksud hadits ini tidak boleh menolak ajakan suami sekalipun istri sibuk dengan urusannya, menjaga seksual suami tetap harus diprioritaskannya. Tentu saja suami yang baik diapun tahu situasi dan kondisi istri sehingga tidak terkesan memaksakan kehendak. Tetapi apabila sang istri menolak dengan alasan yang tidak jelas, maka malaikat melaknatnya sampai subuh atau sampai suami tidak marah lagi.
SEMOGA SEORANG ISTRI BISA MELAYANI KEBAKTIAN INI SEHINGGA PARA SUAMI TERJAGA FARJINYA DAN TERJAGA NAFSU SEXUALNYA UNTUK MENGHINDARI PERSELINGKUHAN.
4. ISTRI ADALAH PENDORONG UTAMA KEARAH KESHALIHAN SUAMINYA.
فقه السنة - (ج 2 / ص 12) : فعن أنس رضي الله عنه : أن رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قال: ) مَن رَزَ قَهُ الله اِمْرَ أَ ةً صَالِحَةً فَقَدْ أَعَانَهُ عَلَى شَطْرِ دِيْنِهِ، فَلْيَتَقِ اللهَ ِفي الشَطْرِ اْلبَاقِي(.رواه الطبراني والحاكم وقال: صحيح الاسناد.
Thabrani dan Hakim menjelaskan pula dari Anas t, katanya Rasulullah r bersabda : "Barang siapa yang diberi rijki oleh Allah I seorang istri yang shaleh, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah I pada separoh lainnya".(HR Thabrani, HR Al Hakim)
فقه السنة - (ج 2 / ص 10) : روى الترمذي وابن ماجة عن ثوبان رضي الله عنه، قال لما نزلت: )والذين يكنزون الذهب والفضة، ولا ينفقونها في سبيلالله، فبشرهم بعذاب أليم(. قال : كنا مع رسول الله صلى الله عليه و سلم في بعض أسفاره فقال بعض أصحابه: أنزلت فيالذهب و الفضة، فلو علمنا أي المال خير فنتخذه؟ فقال : )لسان ذاكر، و قلب شاكر، و زوجة مؤمنة تعينه على إيمانه(
Tirmidziy dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Tsauban t, katanya ketika turun ayat :
وَ الَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَ الْفِضَّةَ وَ لاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَ ابٍ أَلِيمٍ [التوبة/34]
Orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,(QS. At-Taubah (9) : 34)
Ketika itu kami bersama Rasulullah r dalam salah satu perjalanan, lalu sebagian sahabat ada yang menyahut : Telah ada ayat yang turun tentang emas dan perak. Dan andaikan kami tahu ada yang lain yang lebih baik, tentu akan kami simpan. Maka Nabi r bersabda :
لِسَانٌ ذَ اكِرٌ، وَ قَلبٌ شَاكِرٌ، وَ زَ وْجَةٌ مُؤْ مِنَةٌ تــُعِيْنُهُ عَلَى إِ ْيمَانِهِ
"Lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur, dan istri mukminat yang menunjang iman suaminya".(HR Turmidzi, HR Ibnu Majah)
Hadits-hadits diatas menjelaskan betapa sentralnya peran seorang istri, sehingga dikatakan bisa menjaga separuh agama suaminya, dan betapa mulianya seorang istri yang membantu suaminya mencintai Allah U dan RasulNya, bahkan nilainya melebihi apapun yang ada didunia.
BERBAHAGIALAH SEORANG ISTRI YANG BISA MENJADI MITRA KESHALIHAN BAGI SUAMINYA DAN MENJADI TELADAN BAGI ANAK-ANAKNYA.
5. MEMANTAU DAN MENGINGATKAN SUAMI UNTUK SELALU MEMPEROLEH HARTA YANG HALAL DAN AMANAH MENJALANKAN JABATANNYA.
وَ تَرَى كَثِيرً ا مِنْهُمْ يُسَارِ عُونَ فِي اْلإِ ثْمِ وَ الْعُدْوَ انِ وَ أَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَا نُوا يَعْمَلُونَ [المائدة/62]
Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. (QS. Al Maidah (5) : 62)
مسند أحمد - (ج 28 / ص 468/ح 13919) : عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ )..إِ نَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَ ةَ النَّاسُ غَادِ يَانِ فَمُبْتَاعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا وَ بَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُو بِقُهَا(
Dari Abdurrahman bin Sabith dari Jabir bin Abdullah Sesungguhnya Nabi r bersabda kepada Ka'ab bin' Ujroh, "…Sesungguhnya tidak akan masuk syurga daging yang tumbuh dari hal yang di murkai Allah (haram), dan neraka adalah paling tepat untuknya, Wahai Ka'ab bin 'Ujroh manusia memasuki pagi dengan dua keadaan; yaitu ia menjual dirinya (dengan taat pada jalan Allah) kemudian ia membebaskannya (dari siksaan api neraka) atau ia menjual dirinya (dengan menentang dan melanggar perintah Allah) kemudian ia menghancurkan dirinya (dengan mendapatkan siksaan neraka)”. (HR Ahmad)
سنن أبي داود - (ج 8 / ص 169/ح 2554) : عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَ يْدَ ةَ عَنْ أَبِيهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ) مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَرَزَقْنَاهُ رِزْقًا فَمَا أَخَذَ بَعْدَ ذَ لِكَ فَهُوَ غُلُولٌ (
Dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi r beliau bersabda: "Barangsiapa yang kami berikan amanat berupa jabatan untuk mengurusi suatu pekerjaan kemudian kami berikan kepadanya suatu pemberian (gaji tetap), maka apa yang ia ambil setelah itu (selain gaji tetap) adalah suatu bentuk pengkhianatan (terhadap amanat jabatannya)" (HR Abu Daud)
Dari hadits-hadits diatas nyatalah seorang istri bisa mejadi seorang konsultan halal, dan konsultan memperoleh harta yang berkah, seorang istri selalu mengingatkan agar keluarganya bebas dari makanan yang mengandung keharaman, bersih dari segala harta korupsi, kolusi dan penggelapan apalagi pencurian atau perampokan.
BERBAHAGIALAH SEORANG ISTRI YANG SELALU MENJAGA MAKANAN, PAKAIAN, DAN PERUMAHANNYA DARI BAHAN API NERAKA. SEMOGA ISTRI SHOLIHAH DAN MITRA SUAMI YANG BAIK, SELALU DIBERIKAN CAHAYA DAN HIDAYAH, SEHINGGA KETIKA SUAMINYA BERADA DALAM KEGELAPAN, SANG SUAMI MASIH BISA MELIHAT SINAR GEMERLAPAN DISAMPINGNYA KARENA ADA SEORANG ISTRI YANG PENUH PETUNJUK ALLAH.
6. TIDAK MENYAKITI DAN MENGINGKARI KEBAIKAN SUAMINYA.
سنن الترمذي - (ج 4 / ص 407/ح 1094) و سنن ابن ماجه - (ج 6 / ص 168/ح 2004) و مسند أحمد - (ج 45 / ص 78/ح 21085) : عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ r قَالَ )لاَ تُؤْ ذِي امْرَ أَ ةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّ نْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْ ذِيهِ قَا تَلَكِ اللَّهُ فَإِ نَّمَا هُوَ عِنْدَ كَ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَا رِ قَكِ إِلَيْنَا(
Dari Mu'adz bin Jabal t dari Nabi r bersabda, "Tidaklah ada seorang istri yang menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya dari para bidadari surga berkata: 'Janganlah kamu menyakitinya. Semoga Allah membalasmu. Dia adalah tamumu, yang sebentar lagi akan meninggalkanmu dan mendatangi kami'." (HR Turmidzi, HR Ibnu Majah, HR Ahmad)
صحيح البخاري - (ج 1 / ص 50/ح 28) : عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ) أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَ ا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَ يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَ يَكْفُرْنَ اْلإِ حْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَ اهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَ أَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَ أَ يْتُ مِنْكَ خَيْرً ا قَطُّ (
Dari Ibnu 'Abbas t berkata, Nabi r bersabda: "Telah diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita. Karena kelakuan mereka yang sering mengingkari". Ditanyakan oleh para sahabat: "Apakah mereka mengingkari Allah?" Beliau r bersabda: "Mereka mengingkari pemberian para suaminya, mengingkari kebaikan-kebaikan para suaminya. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang istri dari mereka sepanjang masa, lalu dia (para istri) melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata : 'aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu".(Shahih Bukhari)
صحيح البخاري - (ج 2 / ص 3/ح 293) : عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ ) يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّ قْنَ فَإِ نِّي أُرِ يتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ وَ بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَ تَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ (
Dari Abu Sa'id Al Khudri t ia berkata, "Rasulullah r pada hari raya 'Iedul Adlha atau Fitri keluar menuju tempat shalat, beliau t melewati para wanita seraya bersabda : "Wahai para wanita! Hendaklah kalian bersedekah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka." Kami bertanya, "Apa sebabnya wahai Rasulullah?". Beliau r menjawab : "Kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari pemberian para suami".(Shahih Bukhari)
Dari hadits-hadits diatas Rasulullah r menerangkan banyak sekali para istri yang tidak puas dengan keadaannya ketika sudah menjadi seorang istri, bahkan cenderung melecehkan segala kebaikan suaminya dengan perkataannya, bahkan sampai menghilangkan semua kebaikan-kebaikannya, dikarenakan keinginannya tak terpenuhi, tidak jarang para istri ingin membantu kesulitan materi rumah tangganya dengan bekerja dan niat awalnya bagus, ingin membantu suaminya sehingga meminta ijin suami untuk bekerja, tetapi setelah bekerja dan berpendapatan besar mereka mulai melecehkan dan menghina suaminya, bukankah mereka bergaji besar juga seijin dan seridho suaminya sehingga Allah U pun ridha, tetapi akhirnya keberkahan akhirat dan keberkahan berumah tangga tidak terlihat, dan yang terlihat didalam benaknya hanyalah…MATERI, PANGKAT, MARTABAT DAN JABATAN…kita memang butuh semua materi tersebut, tetapi ada satu hal yang kita lupakan MATERI YANG TERINDAH ADALAH KELUARGA YANG SALING MENGHARGAI, KELUARGA YANG SALING MEMAKLUMI DAN KELUARGA YANG SALING MEMPERBAIKI. Hal inilah yang sering terlupakan, banyak teman-teman kita sebagai seorang wanita merasa mandiri dengan materinya sehingga mudah sekali minta cerai, karena buat mereka suaminya sudah mandul dan impotent dalam urusan materi atau dia sudah merasa bisa menggantikan posisi suami dalam mencari materi sendiri, setelah cerai banyak yang menyesal ternyata relung jiwanya butuh seseorang untuk mengisi dan mengarahkannya yang bukan berbentuk materi. SEMOGA ISTRI YANG DIKARUNIA HARTA DAN GAJI LEBIH DARI SUAMINYA TIDAK TAKABUR DAN MENJATUHKAN MARTABAT SUAMINYA, bahkan Rasulullah r menyabdakan jika istri membantu suami dalam hal harta baginya mendapatkan dua pahala sekaligus berbakti kepada suami dan bershadaqah kepada suaminya serta ALLAH U AKAN SELALU MERIDHOINYA. SEBUAH JAMINAN YANG LEBIH INDAH DARI SEKADAR AROGANSI DAN GENGSI MATERI.
7. ISTRI PENJAGA KELUARGA DAN HARTA YANG AMANAH.
سنن ابن ماجه - (ج 5 / ص 454/ح 1848) : عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَ نَّهُ كَانَ يَقُولُ ) مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْ مِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرً ا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَ إِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّ تْهُ وَ إِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَ بَرَّ تْهُ وَ إِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَ مَالِهِ(
Dari Umamah t dari Nabi r beliau bersabda : " bagi seorang mukmin, sesudah bertaqwa kepada Allah I tak ada hal lain yang terbaik, selain istri yang shaleh, yaitu apabila diperintahkan taat, apabila dilihat menyenangkannya, apabila di beri janji diterimanya dan apabila ditinggal pergi dijaganya dirinya dan harta suaminya dengan baik. (HR Ibnu Majah)
Dari hadits tersebut, hal yang terindah lainnya dari seorang istri yang shaleh adalah yang bisa menjaga amanah ketika suaminya ada maupun tidak ada, sehingga merupakan keberuntungan bagi seorang suami apabila mempunyai istri yang amanah.
YA ALLAH BERIKANLAH LIMPAHAN KARUNIA KEPADA SELURUH ISTRI YANG AMANAH YANG MENJAGA DIRINYA, KELUARGANYA DAN HARTANYA KETIKA PARA SUAMI TIDAK ADA DIHADAPANNYA. BAHKAN TETAP AMANAH DENGAN HATINYA DAN TIDAK MENGHIANATINYA.
8. MEMBUAT SUAMI BETAH DIRUMAH DAN TIDAK MEMBERATKANNYA.
فقه السنة - (ج 2 / ص 12) : وقد جاء تفسير هذا الحديث في حديث آخر رواه الحاكم: أن رسول الله r قال: ) ثلاثة من السعادة : المرأة الصالحة، تراها تعجبك، و تغيب فتأمنها على نفسها و مالك، و الدابة تكون و طيئة تلحقك بأصحابك، و الدار تكون و اسعة كثيرة المرافق، و ثلاث من الشقاء : المرأة تراها فتسوءك، و تحمل لسانها عليك، و إن غبت عنها لم تأمنها على نفسها و مالك، و الدابة تكون قطوفا فان ضربتها أتعبتك، و إن تركتها لم تلحقك بأصحابك، و الدار تكون ضيقة قليلة المرافق(.
Dalam Fiqih sunah Al Hakim menjelaskan lebih lanjut maksud hadits ini bahwa Rasulullah r pernah bersabda : " Tiga hal keberuntungan, yaitu :
1. Istri yang shalih kalau engkau melihat menyenangkanmu dan kalau engkau pergi, engkau merasa percaya bahwa ia dapat menjaga dirinya dan hartanya.
2. Kuda yang penurut lagi cepat larinya, yang dapat membawamu menyusul teman-temanmu.
3. Rumah besar yang banyak didatangi tamu.
Dan tiga hal kesialan yaitu :
1. Istri yang kalau engkau melihatnya menjengkelkanmu, dan kalau engkau pergi, engkau merasa tidak percaya, bahwa dia dapat menjaga dirinya dan hartamu.
2. Kuda yang lemah, jika engkau pukul, bahkan menyusahkanmu dan kalau engkau biarkan malah tidak bias membawa menyusul teman-temanmu.
3. Rumah yang sempit lagi jarang didatangi tamu".(HR Al Hakim)
سنن النسائي - (ج 10 / ص 333/ح 3179) و مسند أحمد - (ج 15 / ص 155/ح 7114): عَنْ أَبِي هُرَ يْرَ ةَ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ r ) أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّ هُ إِذَ ا نَظَرَ وَ تُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَ لاَ تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَ مَالِهَا بِمَا يَكْرَ هُ(
Dari Abu Hurairah t, ia berkata, Rasulullah r ditanya : “Siapakah perempuan yang paling baik itu?. Beliau menjawab : “Yaitu perempuan yang menyenangkan suaminya bila ia memandang, mentaatinya bila ia memberikan perintah, dan tidak menyalahi kemauan suaminya dalam urusan dirinya dan hartanya pada hal-hal yang tidak disukai suaminya”. (HR Nasaie, HR Ahmad)
Ada sebuah kata hikmah yang sering disebutkan para ulama dan sahabat : بَيْتِيْ جَنَّتِيْ (Rumahku adalah syurgaku). ADALAH SEBUAH KEINDAHAN APABILA MEMILIKI SEORANG ISTRI YANG MENYEJUKAN JIWA DAN MENYENANGKAN MATA, SERASA RUMAH BAGAIKAN SYURGA SERASA DUNIA YANG TERINDAH ITU ADA DALAM RUMAH KITA, DAN KITA SENANG SERTA TIDAK BOSAN UNTUK SELALU BERCENGKRAMA DI RUMAH KITA.
Buku Rujukan :
1. Al Qur'an Karim, Departemen Agama
2. CD Al Bayan
3. CD Maktabah Syamilah
4. Drs Miftah Faridl, Keluarga Bahagia – Peraturan dan Pembinaan Keluarga, Pustaka, 1406 H-1986 M, Cetakan II, Bandung
5. HSA Alhamdani , Risalah Nikah – Hukum Perkawinan Islam, Pustaka Amani, 1989, Cetakan III, Jakarta.
6. Muhammad Nuruddin Marbu Banjar Al Makky ,Fiqih darah perempuan, , bab haidh
7. Mahmud Mahdi Al-Istanbuly, Kado Perkawinan, Pustaka Azzam, cetakan kesepuluh, Agustus 2002
8. Muhammad Thalib, Ensiklopedi Keluarga Sakinah, Pro-U Media,2008, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar