DOA-DOA MENYANGKUT PAKAIAN

DO’A KETIKA MENGENAKAN PAKAIAN

اَ لْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَسَانِيْ هَذَا (الثَّوْبَ) وَ رَزَ قَنِيْهِ مِن ْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَ لاَ قُوَّ ةٍ.

ALHAMDULILLAAHIL LADZII KASAANII HADZAA (ATS-TSAWBA) WA ROZAQONIIHI MIN GHOIRI HAWLIN MINNII WA LAA QUWWATIN

“Segala puji bagi Allah Yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rezeki dari-pada-Nya tanpa daya dan kekuatan dari-ku.”[1]

DO’A KETIKA MENGENAKAN PAKAIAN BARU

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَ نْتَ كَسَوْ تَنِيْهِ، أَسْأَ لُكَ مِنْ خَيْرِ هِ وَ خَيْرِ مَا صُنِعَ لَهُ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هِ وَ شَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ.

ALLOOHUMMA LAKAL HAMDU ANTA KASAWTANIIHI , AS ALUKA MIN KHOIRIHI WA KHOIRI MAA SHUNI'A LAHU , WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHI WA SYARRI MA SHUNI'A LAHU

“Ya Allah, hanya milik-Mu-lah segala pujian, Engkaulah yang memberi pakaian ini kepadaku. Aku memohon kepada-Mu untuk memperoleh segala kebaikannya dan kebaikan yang ia diciptakan karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatannya dan kejahatan yang ia diciptakan karena-nya”.[2]

DO’A BAGI ORANG YANG MENGENAKAN PAKAIAN BARU

تُبْلِي وَ يُخْلِفُ اللهُ تَعَالَى.

TUBLII WA YUKHLIFUL LOOHU TA'AALA

”Kenakanlah sampai lusuh, semoga Allah ta'ala memberikan gantinya kepadamu.[3]

اِلْبِسْ جَدِيْدًا، وَ عِشْ حَمِيْدًا، وَمُتْ شَهِيْدًا.

ILBIS JADIIDAN , WA 'ISY HAMIIDAN, WA MUT SYAHIIDAN

“Berpakaianlah yang baru, hiduplah dengan terpuji dan matilah dalam keadaan syahid”.[4]

BACAAN KETIKA MELETAKKAN PAKAIAN

بِسْمِ اللهِ.

BISMILLAAHI

”Dengan nama Allah (aku meletakkan baju)”.[5]

Dari : KUMPULAN DOA Dalam ALQURAN & HADITS KARYA SAID BIN ALI AL-QAHTHANI

---

[1]. HR. seluruh penyusun kitab sunan, kecuali Nasa’i, lihat; Irwaa’ul ghalil: 4/47.

[2]. HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Baghawi dan lihat Mukhtashar Syamaailit Tirmidzi, oleh Al-Albani, hal: 47.

[3]. HR. Abu Daud 4/41 dan lihat pula Shahih Abi Dawud, 2/760.

[4]. HR. Ibnu Majah: 2/1178, Al-Baghawi: 12/41 dan lihat Shahih Ibnu Majah: 2/275.

[5]. HR. At-Tirmidzi: 2/505 dan Imam yang lain. Lihat Irwa’ul Ghalil, 49 dan Shahihul Jami’: 3/203.