Al Qur'an

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَ ةَ وَ أْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَ انْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ اصْبِرْ عَلَى مَا أَصَا بَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُور [لقمان/17]

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Lukmaan (31) : 71

SILAHKAN DISEBARKAN

SILAHKAN DIPERBANYAK / DISEBARKAN DENGAN COPY PASTE ASAL SEBUTKAN SUMBERNYA, TERIMA KASIH

Senin, 14 Februari 2011

5 Renungan Untuk Memuliakan Anak



1. Anak adalah karunia yang tak ternilai jika menjadi anak yang sholeh, oleh karena itu memohonlah terus kepada Allah I agar dikaruniakannya serta didiklah dengan baik dan kita menjadi contoh tauladan baginya.


رَ بَّنَا وَ اجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَ مِنْ ذُرّ ِيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau (QS Al Baqarah (2) : 128)


إِ ذْ قَالَتِ امْرَ أَ ةُ عِمْرَ انَ رَبِّ إِ نِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرً ا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِ نَّكَ أَ نْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(Ingatlah), ketika isteri `Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".(QS Ali Imron (3) : 35)


هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِ يَّا رَ بَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُ نْكَ ذُرِّ يَّةً طَيِّبَةً إِ نَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Di sanalah Zakariya mendo`a kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do`a". (QS Ali Imron (3) : 38)


رَ بِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَ ةِ وَ مِنْ ذُرِّ يَّتِي رَ بَّنَا وَ تَقَبَّلْ دُعَاءِ

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do`aku. (QS Ibrahim (14) : 40)


رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS As-Shafat (37) : 100)


Renungan : Menghasilkan anak sholeh, ternyata dimulai dengan orang tua yang shaleh, lihat betapa Allah I menggambarkan didalam Al qu'an, orang tua anak-anak yang shaleh selalu berkomunikasi dalam setiap kondisi, dicontohkanlah doa orang-orang yang shalih dan shalihah diantaranya Ibunya Siti Maryam (Istri Imran), Nabi Zakariya u, dan nabi Ibrahim u. Terkadang dengan shalihnya para orang tua secara tidak sadar mereka berdakwah setiap saat, karena sang anak melihat seluruh ucapan dan perbuatan para orang tuanya yang selalu berkomunikasi dengan Allah I lewat amal mereka.



2. Orang tua yang shalih akan mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa kecintaannya kepada Allah I tidak akan dikalahkan oleh kecintaan berupa kenikmatan harta, keluarga, jabatan dan popularitas, dimana mereka malah akan tambah kecintaanya kepada pemberi seluruh kenikmatan tersebut.

فَلَمَّا ءَ اتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلاَ لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا ءَ اتَاهُمَا فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS Al Araf (7) : 190)


اعْلَمُوا أَ نَّمَا الْحَيَاةُ الدُّ نْيَا لَعِبٌ وَ لَهْوٌ وَ زِينَةٌ وَ تَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَ تَكَا ثُرٌ فِي اْلأَ مْوَ الِ وَ اْلأَ وْ لاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَا تُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَ اهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَ فِي اْلآخِرَ ةِ عَذَ ابٌ شَدِيدٌ وَ مَغْفِرَ ةٌ مِنَ اللَّهِ وَ رِضْوَ انٌ وَ مَا الْحَيَاةُ الدُّ نْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan : (berupa) perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS Al Hadid (57) : 20)


زُ يِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَ اتِ مِنَ النِّسَاءِ وَ الْبَنِينَ وَ الْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَ ةِ مِنَ الذَّهَبِ وَ الْفِضَّةِ وَ الْخَيْلِ الْمُسَوَّ مَةِ وَ اْلأَ نْعَامِ وَ الْحَرْثِ ذَ لِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّ نْيَا وَ اللَّهُ عِنْدَ هُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS Ali Imron (3) : 14)


قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَاؤُ كُمْ وَ أَ بْنَاؤُ كُمْ وَ إِخْوَ ا نُكُمْ وَ أَزْوَ اجُكُمْ وَ عَشِيرَ تُكُمْ وَ أَمْوَ الٌ اقْتَرَ فْتُمُوهَا وَ تِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَ مَسَاكِنُ تَرْضَوْ نَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَ رَسُو لِهِ وَ جِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَ بَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِ هِ وَ اللَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْ مَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS At-Taubah (9) : 24)


جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُو نَهَا وَ مَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَائِهِمْ وَ أَزْوَ اجِهِمْ وَ ذُرِّ يَّاتِهِمْ وَ الْمَلاَ ئِكَةُ يَدْخُلُو نَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ

(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (QS Ar-Rad (13) : 23)

وَ جَعَلْنَا ذُرِّ يَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ

Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.(QS As-shafat (37) : 77)


Renungan : Menghasilkan anak sholeh, ternyata dimulai dengan orang tua yang shaleh, dengan menentukan skala prioritas kehidupan dalam masalah kecintaan, CINTAILAH YANG SEHARUSNYA WAJIB DICINTAI TANPA DINOMOR DUAKAN YAITU ALLAH I, MAKA SEGALA BENTUK KECINTAAN YANG LAINNYA AKAN DILIMPAHKAN ALLAH I.



3. Anak, isteri, suami, jabatan, popularitas dan rizki berupa harta menjadi petaka dan mengundang siksaan Allah I, jika kita kurang bersyukur kepada-Nya, apalagi sampai dikalahkan kecintaan yang seharusnya menjadi milikNya.


وَ اللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَ نْفُسِكُمْ أَزْوَ اجًا وَ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَ اجِكُمْ بَنِينَ وَ حَفَدَ ةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْ مِنُونَ وَ بِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni`mat Allah?" (QS An-nahl (16) : 72)


إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَ الُهُمْ وَ لاَ أَوْلاَ دُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْـئًا وَ أُو لَئِكَ هُمْ وَ قُودُ النَّار

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,ِ (QS Ali Imron (3) : 10)


فَلاَ تُعْجِبْكَ أَمْوَ الُهُمْ وَ لاَ أَوْلاَدُهُمْ إِ نَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّ بَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّ نْيَا وَ تَزْهَقَ أَ نْفُسُهُمْ وَ هُمْ كَافِرُونَ

Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (QS At-Taubah (9) : 55)


أَ يَحْسَبُونَ أَ نَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَ بَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَ اتِ بَل لاَ يَشْعُرُونَ

Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera (telah) memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. (QS Al Mu’minun (23) : 55-56)


يَا أَ يُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَ بَّكُمْ وَ اخْشَوْا يَوْ مًا لاَ يَجْزِ ي وَ الِدٌ عَنْ وَ لَدِ هِ وَ لاَ مَوْ لُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَ الِدِ هِ شَيـْـئًا إِ نَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّ نَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّ نْيَا وَ لاَ يَغُرَّ نَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.

(QS Luqman (31) : 33)


Renungan : Terkadang semua pemberian Allah I dengan segala kenikmatan dan kemudahannya, merupakan alat juga bagi syetan untuk menggoda kita sehingga kita merasakan bahwa ibadah kita sudah benar, do-doa kita merasa sudah dikabulkan dan selalu didengar, kita merasa hidup pada jalur yang benar dan sukses, sehingga timbul rasa puas dan bangga, padahal ibadah kita sangat sedikit, tapi diberi oleh Allah dengan karunia yang banyak berupa harta, jabatan dll, seharusnya menimbulkan kewaspadaan jangan sampai termasuk seperti firman Allah dalam surat Al Mu'minun : 55-56, sehingga secara tidak sadar kita terjebak oleh perasaan yang dihembuskan syetan kedalam dada kita dan mengundang kemurkaan Allah I.



4. Orang tua yang berbakti kepada orangtuanya dikaruniakan anak yang berbakti pula, inilah sebuah jalinan antara amal perbuatan dan hasil yang akan dinikmati kelak.


وَ وَصَّيْنَا اْلإِ نْسَانَ بِوَ الِدَ يْهِ إِحْسَا نًا حَمَلَتْهُ أُ مُّهُ كُرْهًا وَ وَضَعَتْهُ كُرْهًا وَ حَمْلُهُ وَ فِصَالُهُ ثَلاَ ثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَ ا بَلَغَ أَشُدَّ هُ وَ بَلَغَ أَرْ بَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِ عْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَ نْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلَى وَ الِدَيَّ وَ أَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَ أَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّ يَّتِي إِ نِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَ إِ نِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS Al Ahqaf (46) : 15).


وَ الَّذِينَ ءَ امَنُوا وَ ا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّ يَّتُهُمْ بِإِ يمَانٍ أَ لْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّ يَّتَهُمْ وَ مَا أَ لَتـْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْ ءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.(QS Ath-Thuur (52) : 21)



Renungan : Segala amalan kita berkaitan erat dengan hasil dikemudian hari apakah itu amalan untuk dunia maupun amalan untuk akhirat, segala kebaikan yang diperbuat maka hasilnya kebaikan pula entah itu diberikan langsung di dunia atau di tahan untuk akhirat, begitu pula jika kita mengerjakan sebuah keburukan, disangkanya kalau tidak ada orang yang tahu sudah terbebas padahal Allah Maha Mengetahui. Inilah pula yang harus kita renungkan apabila anak kita tidak diarahkan dengan dasar kecintaan untuk senang beribadah kepada Allah I dan merasakan sebuah kebutuhan, maka niscaya dia akan menjadi anak yang rajin beribadah, akan tetapi sebaliknya jika anak-anak kita melihat kelakuan kita sendiri bukan merupakan contoh dan cerminan baginya maka bagaimana anak-anak kita akan taat. Seperti halnya jika anak kita melihat kitapun merawat dan menghormati orang tua dengan selayaknya dengan dasar karena Allah I, kita tidak usah khawatir karena Allah I menjamin anak-anak kita akan memperlakukan dengan perlakuan yang sama kepada kita.



5. Sepatutnya orang tua merasa khawatir apabila meninggalkan generasi yang lemah imannya dan lemah kecintaannya kepada Allah.

وَ لْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّ يَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَـتَّقُوا اللَّهَ وَ لْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.(QS An-Nisa (4) : 9)


Renungan : Inilah PR kita yang terbesar untuk menghasilkan anak-anak yang sejahtera lahirnya dengan kepiawaian mereka untuk menghadapi dunia dengan segala godaan dan cobaannya serta menghasilkan anak yang sejahtera bathinnya sehingga dia pandai memilih dan memilah prioritas kehidupan dengan memakai kesempatan umur yang diberikan Allah I untuk senantiasa bisa mencukupkan bekalnya di dunia dan menjadikan tujuan utamanyaadalah akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar